Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Fusobacterium Nucleatum : Bakteri Anaerob pada Lingkungan Kaya Oksigen (Dihubungkan dengan Staterin Saliva)

FusobacteriumNucleatum: Anaerobic Bacteria in Oxygen Rich Environments (Associated with StatherinSaliva)

Authors
  • Yumi Lindawati Universitas Sumatera Utara
  • Ameta Primasari Universitas Sumatera Utara
  • Dwi Suryanto Universitas Sumatera Utara
Issue       Vol 1 No 1 (2018): TALENTA Conference Series: Tropical Medicine (TM)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/tm.v1i1.58
Keywords: Fusobacterium nuceleatum staterin saliva plaksupragingiva
Published 2018-10-02

Abstract

Fusobacterium nucleatum pada plak gigi berperan penting sebagai jembatan peralihan antara kolonisasi bakteri awal plak gigi dengan kolonisasi bakteri berikutnya, khususnya bakteri anaerob obligat. Fusobacterium nucleatum merupakan bakteri anaerob obligat, namun membran terluar F. nucleatum secara spesifik mengikat asam amino ke-21 dan 26 dari molekul staterin yang berasal dari saliva sehingga memungkinkan bakteri ini dapat tumbuh pada saliva dan plak supragingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan jumlah koloni F. nucleatum, konsentrasi staterin, korelasi keduanya pada saliva dan plak supragingiva. Penelitian observasional ini menggunakan desain cross- sectional pada 28 sampel Unstimulated whole saliva menggunakan metode spitting dan plak supragingiva matang dilekatkan pada paper point nomor 60 dari pasien di Instalasi Periodonsia RSGMP FKG USU. Konsentrasi staterin dihitung menggunakan ELISA, jumlah koloni F. nucleatum dengan mengkultur sampel pada media Crystal Violet Erythromicyn, dilakukan perhitungan manual pada piring petri. Penelitian ini menemukan pertumbuhan koloni F. nucleatum dari sampel saliva dan plak supragingiva dalam jumlah sedikit. Median konsentrasi staterin diperoleh pada saliva 1,5 µg/ml (x=2,35±2,71 µg/ml) pada plak supragingiva 223 µg/ml (x=332±242 µg/ml). Secara teoritis bakteri ini berhubungan dengan staterin, akan tetapi pada penelitian ini secara statistik tidak dapat dikorelasikan pertumbuhannya dengan staterin. Simpulan penelitian ini membuktikan bahwa F. nucleatum dapat diperoleh dari lingkungan yang mengandung oksigen seperti pada saliva dan plak supragingiva, akan tetapi keterkaitannya dengan staterin saliva pada lingkungan tersebut memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Fusobacteriumnucleatum on dental plaque plays an important role as a transitional bridge between early bacterial colonization of dental plaques and subsequent bacterial colonization, especially obligate anaerobes. Fusobacteriumnucleatum is an obligate anaerobic bacteria, but the outer nucleatum membrane specifically binds to the 21st and 26th amino acids from the statherin molecule which comes from saliva, allowing this bacteria to grow in saliva and supragingival plaque. The objective of this study was to determine the presence and the number of fusobacteriumnucleatum colonies, statherine concentrations, their correlation to saliva and supragingival plaque. This observational study used a cross-sectional design in 28 unstimulated whole saliva samples using spitting and mature supragingival plaque methods attached to number 60 paper points from patients at Installation Periodonsia RGGMP FKG USU. The concentration of statherin was calculated using ELISA, the number of F. nucleatum colonies by culturing samples on the Violet Erythromicyn Crystal media. Manual calculations were made on petri dishes. This study found small amounts of F. nucleatum colonies from saliva and supragingival plaque samples. The median statherine concentration was found at saliva 1.5 µg / ml (x = 2.35 ± 2.71 µg / ml) and at supragingival plaques 223 µg / ml (x = 332 ± 242 µg / ml). Theoretically, this bacteria is related to statherine, but its growth can not be statistically correlated with statherine in this study. The conclusion of this study proved that F. nucleatumcould be obtained from oxygen rich environment such as saliva and supragingival plaque, but its association with saliva in the temperature required further explanation.