Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Efek Pemberian Jamu Selama 45 Bulan terhadap Fungsi Ginjal pada Pasien Geriatri dengan Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Rumah Riset Jamu Tawangmangu: Studi Kasus

The effect of Jamu (Herbs) Consumption for 45 months on Kidney Function of Geriatric Patient with Hypertension and Diabetes Mellitus in Jamu Research Center, Tawangmangu: A case study

Authors
  • Fajar Novianto Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
  • Agus Triyono Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
  • Peristiwan R Widhi Astana Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Issue       Vol 1 No 3 (2018): TALENTA Conference Series: Tropical Medicine (TM)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/tm.v1i3.263
Keywords: Jamu pasien Geriatri fungsi Ginjal
Published 2018-12-20

Abstract

Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang memiliki karakteristik multipatologi, daya faali menurun, dan dengan tanda penyakit yang tidak khas. Terapi pengobatan yang diterima pasien geriatri sangat kompleks sehingga sering menimbulkan Drug Related Problem terutama pada organ ginjal. Jamu menjadi terapi alternatif pada pasien geriatri yang memerlukan terapi jangka lama. Tujuan studi kasus ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian jamu pada pasien geriatri yang sudah berobat dalam jangka waktu 45 bulan terhadap fungsi ginjal. Metode penelitian ini merupakan studi kasus berdasarkan data rekam medis di Rumah Riset Jamu Tawangmangu terhadap pasien geriatri yang secara rutin kontrol dan periksa ureum atau kreatinin selama 45 bulan dan masih mengkonsumsi jamu hingga bulan April 2018. Untuk melihat pengaruh jamu pada ginjal dilakukan pemeriksaan Glomerulus Filtration Rate (GFR). Hasil: Seorang laki-laki umur 61 tahun dengan keluhan tangan kanan merasa kesemutan. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus lebih dari 15 tahun. Tekanan darah 140/90 mmHg dan tanda vital serta pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium Gula Darah Puasa (GDP) 227 mg/dL, ureum dan kreatinin diperiksa setelah bulan kelima pasien minum jamu yaitu ureum 35 mg/dL dan kreatinin 0,89 mg/dL. Selama minum jamu terjadi fluktuasi nilai GFR pasien tetapi tidak sampai menurun hingga kategori berat. Pada akhir bulan ke-45 meskipun terjadi penurunan GFR pasien dibanding pemeriksaan GFR yang pertama tetapi masih dalam kategori yang sama dengan nilai GFR pertama kali periksa (kategori ringan). Kesimpulan: Pemberian jamu dalam jangka waktu 45 bulan secara berturut-turut pada pasien geriatri tidak menyebabkan penurunan GFR signifikan.

 

Geriatric patients are elderly patients who have the characteristics of multi pathology, decreased physiology, and atypical symptom of a disease. Treatment received by geriatric patients is very complex so it often leads to Drug-Related Problems, especially in the kidney organs. Jamu is an alternative therapy for geriatric patients who need long-term therapy. The objective of this case study was to evaluate the effect of Jamu (herbs) on kidney function of geriatric patients who have been treated for 45 months. The research method was a case study based on the medical record of geriatric patients at Jamu Research Center in Tawangmangu who routinely control and examine for their urea or creatinine levels for 45 months and still consume herbs until April 2018. In order to evaluate the effect of jamu on the kidney, Glomerulus Filtration Rate (GFR) was examined. Results:  A 61-year-old male with a right hand feeling tingling. Patients have a medical history of hypertension and diabetes mellitus for more than 15 years. His blood pressure was 140/90 mmHg, meanwhile, the vital signs and other physical examinations were within normal levels. Laboratory tests of Fasting Blood Sugar (GDP) showed a level of 227 mg / dL, urea and creatinine levels were examined after the fifth month consumed jamu, the urea level was 35 mg / dL and creatinine level was 0.89 mg / dL. During jamu consumption there was a fluctuation in the patient's GFR but not until the severe category. At the end of the 45th month, despite a decrease in the patient's GFR compared to the first GFR examination but still in the same category as the first GFR score (mild category). Conclusion: Jamu consumption for 45 consecutive months in geriatric patients did not cause a significant reduction in GFR