Talenta Conference Series: Science and Technology (ST)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st
<p align="justify">TALENTA Conference Series: Science and Technology (ST) is an open access journal publishing the proceeding of conferences across all disciplines of science and technology, including peer-reviewed full-length articles, collections of abstracts and meeting reports. The proceeding of TALENTA Conference Series: Science and Technology (ST) is published by TALENTA Publisher Universitas Sumatera Utara. Publishing a supplement to the proceedings of TALENTA Conference Series: Science and Technology (ST) is a very effective ways for disseminating conference material and scientific findings to your target readers.</p> <p>p-ISSN : 2654-7074<br>e-ISSN : 2654-7082</p> <p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-nd/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License"></a><br>This work is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License</a>.</p>Talenta Publisheren-USTalenta Conference Series: Science and Technology (ST)2654-7074Analisa Potensi Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L. Spreng)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/300
<p align="justify">Daun M. koenigii sangat umum digunakan sebagai rempah dalam berbagai masakan di Aceh, namun pemahaman masyarakat terhadap pentingnya daun M. koenigii perlu ditingkatkan agar pemanfaatannya dapat ditingkatkan. Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakterial daun M. koenigii terhadap bakteri E. coli dan S. aureus serta uji aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-pycrilhydrazil). Uji antibakterial dilakukan dengan metode difusi cakram, dan hasilnya ekstrak etil asetat menghasilkan zona hambat yang lebih besar dibandingkan ekstrak metanol dan n-heksana. Zona hambat yang dihasilkan pada konsentrasi 1, 5 dan 10 % secara berturut-turut adalah 8,7; 7,7 dan 6,7 mm terhadap E. coli, dan 12,8 ;10,7 dan 8,0 mm terhadap S. aureus. Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dibandingkan dengan ekstrak metanol dan nheksana secara berturut-turut berdasarkan nilai IC50 yaitu 23; 50,54; dan 64,70 ppm. Berdasarkan kromatografi kolom diperoleh 8 (A-H) subfraksi dan subfraksi G menunjukan aktifitas antioksidan yang paling kuat sebesar 14,41 ppm</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Murraya koenigii (M. koenigi) leaves are very commonly used as spices in various cuisines in Aceh, but people's understanding of the importance of M. koenigi leaves needs to be improved, so it can be utilized better. In this study, the antibacterial activity of M. koenigii leaves was carried out against E. coli and S. aureus and antioxidant activity against DPPH free radicals (1,1- Diphenyl-2-pycrilhydrazil). Antibacterial tests were carried out using the disc diffusion method, and as a result, the ethyl acetate extract produced a larger inhibition zone than the methanol and n-hexane extracts. The inhibition zones produced at concentrations of 1, 5 and 10% were 8.7; 7.7 and 6.7 mm against E. coli, and 12.8; 10.7 and 8.0 mm against S. aureus. Ethyl acetate extract had the strongest antioxidant activity compared to methanol and nexexane extracts based on IC50 values, 23; 50; 54; and 64.70 ppm. Based on column chromatography obtained, 8 (A-H) subfraction and subfraction G showed the strongest antioxidant activity of 14.41 ppm.</strong></p>Mustanir MustanirTara Rizki Al-QaranaHilda GusviannaNurdin Saidi
Copyright (c) 2019
2019-01-262019-01-26211810.32734/st.v2i1.300Evaluasi Aktivitas Antibakteri Hidrogel Hibrid Maleoil Kitosan – Dialdehid Alginat
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/301
<p align="justify">Telah dilakukan sintesa hidrogel hibrid maleoil kitosan (MKS)-dialdehid alginat (DAA) melalui reaksi basa Schiff antara gugus amina dari MKS dengan gugus aldehid dari DAA pada berbagai rasio perbandingan dalam larutan buffer fosfat pH 7,4. Hidrogel yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektrofotometer FT-IR dan dilakukan uji aktivitas antibakterinya terhadap E.coli dan S. aureus untuk mengevaluasi potensinya sebagai antibakteri. Berdasarkan spektrum FT-IR, hidrogel telah berhasil disintesa dengan munculnya puncak karakteristik dari struktur hemiasetal pada 864,11 cm-1 merupakan vibrasi stretching dari ikatan -C-N- yang menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi kopling diantara gugus CHO pada DAA dan NH2 dari MKS dan didukung dengan adanya puncak pada 1627,92 cm-1 yang berhubungan dengan terbentuknya gugus –C=N-. Pada uji aktivitas antibakteri hidrogel hanya perbandingan 5:5, 3:7 dan 1:9 (MKS:DAA) yang menunjukkan adanya aktivitas terhadap E.coli masing-masing 6,18 , 8,15 dan 6,80 (mm), sedangkan terhadap S. aureus seluruh hidrogel menunjukkan aktivitas yaitu, 8,00, 10,10, 10,08, 8,15 dan 7,00 (mm). Aktivitas antibakteri akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah DAA tetapi menurun kembali seiring dengan penurunan MKS. Hal ini dapat dikaikan dengan banyaknya ikatan basa Schiff yang terbentuk pada saat pembentukan hidrogel yang menyebabkan atom N bersifat kationik sehingga dapat mengikat muatan negatif pada permukaan sel bakteri. Hidrogel hibrid MKSDAA dengan rasio perbandingan 5:5 sangat potensial digunakan sebagai hidrogel yang bersifat antibakteri untuk aplikasi biomedis.</p> <p> </p> <p align="justify"><strong>Maleoyl chitosan (MaCs) – alginate dialdehyde (AD) hybrid hydrogel had been synthesized through Schiff base reaction between amine group from MaCs and aldehyde group from AD at various ratio in pH phosphate buffer pH 7.4. The obtained hydrogels were characterized by FT-IR spectrophotometer and their antibacterial activity was tested against E. coli and S. aureus to evaluate their potential as antibacterial. Based on the FT-IR spectrum, the hydrogel was successfully synthesized with the appearance of the characteristic peaks of the hemiasetal structure at 864.11 cm-1 which was a stretching vibration of the -CN bond showing that there had been a reaction of coupling between CHO groups in DAA and NH2 from MaCs and supported with the peak at 1627.92 cm-1 associated with the formation of the group –C = N-. In the test of the antibacterial activity of the hydrogels, only the ratio of 5 : 5, 3 : 7 and 1 : 9 (MaCs : AD) showed there were activities of E. coli 6.18, 8.15 and 6.80 mm respectively, whereas against S. aureus the entire hydrogel showed activity namely, 8.00, 10.10, 10.08, 8.15 and 7.00 mm. Antibacterial activity would increase along with the increase in the amount of ADA but decreased again as the MaCS decreased. This could be attributed to the number of Schiff base bonds formed during the formation of the hydrogel which caused the N atom to be cationic so that it could bind the negative charge on the surface of the bacterial cell. MaCs - AD hybrid hydrogels with a ratio of 5: 5 were very potential to be used as antibacterial hydrogels for biomedical applications.</strong></p>Subur P PasaribuJamaran KabanMimpin GintingKasmirul Ramlan Sinaga
Copyright (c) 2019
2019-01-262019-01-262191410.32734/st.v2i1.301Pengaruh Suhu Interesterifikasi RBDPO/RBDPS Terhadap Komposisi Trigliserida dan Nilai Kandungan Lemak Padat dalam Pembuatan Lemak Margarin
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/306
<p align="justify">Pembuatan lemak margarin melalui interesterifikasi dalam industri merupakan suatu proses yang dapat digunakan menggantikan proses blendingan dan hidrogenasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses interesterifikasi adalah suhu pemanasan. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan lemak margarin melalui proses interesterifikasi dari bahan dasar berbasis minyak kelapa sawit yaitu RBDPO dan RBDPS menggunakan katalis NaOCH 3 dan ingin diketahui pengaruh suhu proses interesterifikasi terhadap nilai kandungan lemak padat (SFC) dan komposisi trigliserida dari variasi suhu pada temperatur 70, 90, 110, 130 dan 150 °C menggunakan perbandingan campuran RBDPO : RBDPS = 70 :30 dan 80:20 (b/b). Komposisi trigliserida hasil interesterifikasi ditentukan melalui analisis kromatografi gas, sedangkan nilai SFC melalui fulsa NMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh suhu pemanasan terhadap proses interesterifikasi RBDPO : RBDPS baik pada rasio 70 : 30 maupun 80: 20 (b/b) dapat memberikan perubahan komposisi trigliserida maupun nilai SFC dari lemak margarin yang dihasilkan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The production of margarine fat through interesterification in industry is a process that can be used to replace blending and hydrogenation processes. One of the factors that influence the interesterification process is the heating temperature. In this study, margarine fat was produced through the interesterification process of palm oil based materials namely RBDPO and RBDPS using NaOCH3 catalyst. It was aimed to find the effect of the interesterification process temperature on the value of solid fat content (SFC) and triglyceride composition from temperature variations at 70, 90, 110, 130 and 150 °C use a mixed ratio of RBDPO: RBDPS = 70 : 30 and 80 : 20 (w /w). The composition of triglycerides from the results of interesterification was determined through gas chromatography analysis, while the value of SFC was determined with NMR module. The results showed that the effect of the heating temperature on the interesterification process of RBDPO: RBDPS was at the ratio of 70: 30 and 80: 20 (w / w) and could cause a change in the composition of triglycerides and SFC values of margarine fat produced.</strong></p>Mimpin GintingJamaran KabanHerlince SihotangHendri Tobing
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021152110.32734/st.v2i1.306Sintesis Nanoserat Selulosa dari Tandan Kosong Sawit (Tks) dengan Menggunakan Metode Tetramethyl Piperidine 1 Oxyl (TEMPO)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/307
<p align="justify">The isolation of nanofiber from empty fruit bunches using a TEMPO has been carried out. The research was done in two stages i.e. the synthesis process of α-cellulose from empty bunches and nanofiber process of using a oxidant TEMPO. Isolation α-cellulose from empty bunches delignified by using 3,5% of HNO<sub>3</sub> and NaNO<sub>2</sub> , the next cellulose delignified with 17,5% of NaOH and whitening by 10% H<sub>2</sub>O<sub>2</sub> until the α-cellulose were produced. Nanocellulose fiber were shyntesis by adding NaBr, NaOCl, TEMPO, a buffer solution 10 and in the stirrer for 2,5 hours. FTIR spectrum from nanofiber shows the peak vibration of the carbonyl group C=O at 1743 cm -1 . Morphological analysis using SEM showed that the surface of the nanocelullose fibers appears homogeneous, more organized and have pores larger compare to α- cellulose with the diameter average by using TEM shows of 31,4 nm.</p>Saharman GeaIla Dwi AgristaCut Fatimah Zuhra
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021222810.32734/st.v2i1.307Aktivitas Antibakteri dan antioksidan dari Ekstrak Daun Kari (Murayya koeginii) Ditinjau dari Waktu Penyimpanan
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/308
<p align="justify">Antioksidan dan antibakteri sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena mampu menangkal radikal bebas, mencegah penuaan dini, dan mengontrol terjadinya pembusukan makanan. Aktivitas antioksidan dan antibakteri dapat ditemukan dalam biji- bijian, akar dan daun seperti daun Kari (Murayya koeginii). Berdasarkan uji fitokimia, ekstrak daun kari mengandung senyawa flavonoid, steroid, dan fenolik. Selain itu, ekstrak daun kari mengandung caryophyllene, Phytol, Pyrazine dan vitamin E yang dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antibakteri dan antioksidan serta pengaruh lama penyimpanan denga aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kari. Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi dan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan konsentrasi 25 ppm, 50 ppm dan 100 ppm dengan waktu penyimpanan hari ke 14, 28 dan 42. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ekstrak daun kari mampu menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi, Escherichia coli, Staphylococcus aeureus, dan Staphylococcus epidermidis pada konsentrasi 10%, 20% dan 40%. Daya hambat pertumbuhan bakteri yang baik ditemukan pada konsentrasi 40% dan pada konsentrasi 10% masih memiliki daya hambat antibakteri. Ekstrak daun kari memiliki daya hambat antibakteri yang lebih peka terhadap bakteri gram negatif dibandingkan dengan bakteri gram positif. Aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kari sangat kuat meskipun waktu penyimpanan bertambah. Aktivitas antiokasidan yang paling baik dijumpai pada waktu penyimpanan hari ke 14. Semakin lama waktu penyimpanan ekstrak daun kari maka nilai IC 50 semakin bertambah.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Antioxidants and antibacterials are very beneficial for the health of the human body since they can ward off free radicals, prevent premature aging, and control the occurrence of food spoilage. Antioxidant and antibacterial activity can be found in seeds, roots and leaves such as Kari leaves (Murayya koenigii). Based on phytochemical test, curry leaf extract contained flavonoids, steroids, and phenolic compounds. In addition, curry leaf extract contained Caryophyllene, Phytol, Pyrazine and vitamin E which can function as antioxidants and antibacterial. This study aimed to determine the antibacterial and antioxidant activity and the effect of storage time on the antioxidant activity of curry leaf extract. Antibacterial test was conducted using the diffusion method and antioxidant activity using the DPPH method with a concentration of 25 ppm, 50 ppm and 100 ppm with a storage time of days 14, 28 and 42. Based on the research results, curry leaves extract was able to inhibit the growth of Salmonella typhi, Escherichia coli, Staphylococcus aeureus, and Staphylococcus epidermidis at concentrations of 10%, 20% and 40%. The good inhibitory growth of bacteria found at a concentration of 40% and at a concentration of 10% still had antibacterial inhibition. Curry leaf extract had antibacterial inhibition that was more sensitive to gram negative bacteria compared to gram positive bacteria. The antioxidant activity of curry leaf extract was very strong even though the storage time increased. The best antioxidant activity was found at the time of storage on the 14th day. The longer the storage time for curry leaf extract, the higher the IC 50 value.</strong></p>Jelita JelitaBasuki WirjosentonoTamrin TamrinLamek Marpaung
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021293610.32734/st.v2i1.308Analisis Kandungan Asam Lemak Omega 3 dan Omega 6 pada Minyak Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/309
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen asam lemak omega-3 dan omega-6 pada minyak ikan mas. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 hingga Oktober 2016. Minyak ikan mas diperoleh dengan menggunakan proses rendering kering. Dari uji sifat fisika kimia diperoleh semakin besar nilai angka asam maka semakin rendah kualitas minyaknya, semakin kecil angka peroksida maka kualitas minyak semakin baik, bilangan iod yang tinggi menunjukkan bahwa minyak tersebut mengandung asam lemak tak jenuh yang banyak, semakin besar bilangan penyabunan yang dihasilkan maka minyak memiliki berat molekul yang lebih rendah. Hasil analisis minyak ikan dengan GC-MS didapat komposisi asam lemak sebagai berikut: asam lemak jenuh sebanyak 27,54%, asam lemak tidak jenuh tunggal sebanyak 43,92%, asam lemak tidak jenuh jamak sebanyak 21,25%. Asam lemak omega 3 sebanyak 2,83% yang terdiri dari asam linolenat 1,49%, asam eikosatrienoat 0,87%, asam eikosapentaenoat 0,11%, asam dekosaheksaenoat 0,36%, dan omega 6 sebanyak 17,36% yang terdiri dari asam linoleat 16,44%, asam arakhidonat 0,92%, Nilai gizi minyak ikan mas belum memenuhi komposisi ideal nilai gizi minyak ikan, dimana perbandingan ketiga jenis asam lemak belum memenuhi perbandingan 33,33% dan total penyimpangan sangat tinggi.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aimed to determine the components of omega-3 and omega-6 fatty acids in carp oil. This research was conducted at the Food Processing Laboratory of the Faculty of Agriculture, Santo Thomas Catholic University, Medan. The implementation of this research was conducted from August 2016 to October 2016. Carp oil was obtained using a dry rendering process. From the test of physical chemical properties obtained, the greater the value of the acid number, the lower the quality of the oil. It also showed that the smaller the peroxide number, the better the quality of the oil. The higher iodine number indicated that it contained many unsaturated fatty acids; therefore, the greater the saponification number the oil resulted, the lower molecular weight it obtained. The results of analysis of fish oil with GC-MS, showed the following fatty acid compositions: 27.54% saturated fatty acids, 43.92% monounsaturated fatty acids, and 21.25% plural unsaturated fatty acids. Omega-3 fatty acids were 2.83% consisting of 1.49% linolenic acid, 0.87% eicosapenoic acid, 0.11% eicosapentaenoic acid, 0.36% decosahexaenoic acid. It also resulted 17.36% omega-6 consisted of from linoleic acid 16.44%, arachidonic acid 0.92%. The nutritional value of goldfish oil did not meet the ideal composition of nutritional value of fish oil, where the ratio of the three types of fatty acids had not met the ratio of 33.33% and the total deviation was very high.</strong></p>Maruba PandianganJamaran KabanBasuki WirjosentonoJansen Silalahi
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021374410.32734/st.v2i1.309Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas Fraksi Etil Asetat Dari Daun Halban (Vitex Pinnata Linn) Asal Aceh
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/310
<p align="justify">Propinsi Aceh khususnya Kota Langsa memiliki banyak tanaman yang dapat berkhasiat sebagai obat, diantaranya adalah tanaman halban (Vitex pinnata Linn). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antioksidan dari empat jenis fraksi yaitu fraksi metanol, etil asetat, air dan fraksi n- heksan dari daun halban (Vitex pinnata Linn) asal Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peredaman radikal bebas dengan DPPH ((2,2-diphenil-1-picrylhydrazyl). Uji toksisitas dilakukan dengan metode BSLT(Brine Shrimp Lethality Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kempat fraksi yang diuji aktivitas antioksidannya, fraksi metanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi yang diikuti dengan fraksi etil asetat, fraksi air dan yang terakhir fraksi n-heksan yang memiliki aktivitas antioksidan lemah dengan nilai IC50 (inhibitor consentration 50) masing-masing berturut-turut adalah19,09, 24,75, 31,72 dan 152,80. Untuk toksisitas dari sepuluh fraksi etil asetat yang diuji menunjukkan bahwa fraksi 8 memiliki nilai LC50(Lethal consentration 50) sebesar 59,41.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Aceh Province, especially Langsa City has many plants that can be efficacious as medicine, including halban plants (Vitex pinnata Linn). The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of four types of fractions, namely methanol, ethyl acetate, water, and n-hexane fractions from halban (Vitex pinnata Linn) leaves from Aceh. The method used in this study was the DPPH free radical reduction method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Toxicity test was carried out using the BSLT method (Brine Shrimp Lethality Test). The results showed that from the four fractions tested for antioxidant activity, the methanol fraction had the highest antioxidant activity followed by ethyl acetate fraction, water fraction and finally the n-hexane fraction which had weak antioxidant activity with IC50 (inhibitor consentration 50) values respectively 19.09, 24.75, 31.72 and 152.80. From the toxicity of the ten ethyl acetate fractions tested, it showed that fraction 8 had a lethal concentration 50 of 59.41.</strong></p>Mastura MasturaTonel BarusLamek MarpaungPartomuan Simanjuntak
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021455110.32734/st.v2i1.310Modifikasi Resiprene-35 Dengan Asam Metakrilat Melalui Teknik Pencangkokan Dalam Sistem Pelarut
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/311
<p align="justify">Modifikasi R-35 dilakukan dengan menggunakan monomer olefin turunan akrilat, yakni asam metakrilat. Tujuan modifikasi R-35 menggunakan asam metakrilat adalah untuk memperoleh material adhesion promoter yang sesuai untuk karet alam siklis yang kedepannya diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan cat untuk permukaan poliolefin. Proses modifikasi R-35 dengan monomer asam metakrilat dilakukan dalam sistem pelarut pada temperatur 110-140 °C dan desain eksperimental dirancang dengan menggunakan software Qualitek V.4.0. Analisis material R-35 termodifikasi dilakukan dengan menggunakan FTIR dan 1 H-NMR. Analisis FTIR menunjukkan puncak khas daripada ikatan O-H, C-C, C=O, C=C, dan C-O yang mewakili keberadaan daripada R- 35, asam metakrilat dan divinilbenzena. Analisis lebih lanjut %G dengan software Qualitek V.4.0. menunjukkan bahwa %G tertinggi dapat dicapai dengan mengkondisikan reaksi pada T = 140 °C, %MAA = 20%, %DVB = 20, dan t = 180 menit, dengan estimasi %G yang diperoleh adalah 26.08%.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><span style="font-weight: 400;">Modification of Resiprene-35 (R-35) was carried out using the monomer of olefin acrylic derivative, namely methacrylic acid. The purpose of the modification of the R-35 using methacrylic acid was to obtain an adhesion promoter material suitable for cyclic natural rubber which in the future is expected to be used as a paint material for polyolefin surfaces. The modification process of R-35 with methacrylic acid monomer was carried out in a solvent system at a temperature of 110-140 °C and the experimental design was designed using Qualitek V.4.0 software. The analysis of modified R-35 material was carried out using FTIR and 1 H-NMR. FTIR analysis showed typical peaks rather than O-H, C-C, C = O, C = C, and C-O bonds which represented the presence of R-35, methacrylic acid, and divinylbenzene. Further analysis %G with Qualitek V.4.0 software showed that the highest %G could be achieved by conditioning the reaction at T = 140 °C % MAA = 20%, % DVB = 20%, and t = 180 minutes, with an estimated %G obtained, was 26.08%.</span></p>I Putu MahendraBasuki WijosentonoTamrin TamrinHanafi Ismail
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021525910.32734/st.v2i1.311Studi Pembuatan Sabun Cair dari Daging Buah Pepaya (Analisis Pengaruh Kadar Kalium Hidroksida terhadap Kualitas Sabun)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/313
<p align="justify">Buah pepaya mengandung banyak vitamin terutama vitamin A, B, C, dan E. Selain itu, pepaya juga mengandung banyak mineral seperti fosfor, magnesium, zat besi, dan kalsium yang baik untuk kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cair dari daging buah papaya (Carica papaya L.). Selain itu, pengaruh kadar Kalium Hidroksida (KOH) terhadap kualitas sabun juga dianalisis. Sabun cair dibuat dari daging buah papaya melalui reaksi saponifikasi dari minyak dan lemak yang direaksikan dengan KOH. Variasi kadar KOH yang digunakan, yaitu 10, 20, dan 50 persen. Pengaruh kadar KOH terhadap kualitas sabun dilakukan dengan pemeriksaan organoleptis dan uji keasaman (pH). Hasil penelitian ini menemukan bahwa sabun cair dari daging buah pepaya yang diformulasi dengan variasi KOH berkadar 10, 20, dan 50 persen dengan uji organoleptis adalah sama untuk ketiga variasi KOH. Kesamaan itu ditunjukkan dari segi warna, yaitu berwarna orange, cairan berbentuk homogen, dan memiliki bau yang khas. Selain itu, melalui uji keasaman ditemukan bahwa pH sabun berkisar antara 10 hingga 12. Penelitian ini menyimpulkan bahwa formulasi sabun cair yang dibuat menggunakan daging buah pepaya mempunyai kualitas yang terbaik pada kadar KOH 10 persen.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Papaya contains many vitamins, especially vitamin A, B, C, and E. In addition, papaya also contains a lot of minerals such as phosphorus, magnesium, iron, and calcium which are good for the skin. This study aimed to make liquid soap from papaya fruit (Carica papaya L.). In this study, the effect of the levels of Potassium Hydroxide (KOH) on the quality of soap was also analyzed. Liquid soap was made from the flesh of papaya fruit through a saponification reaction from oil and fat which was reacted with KOH. Variations in KOH levels used were 10, 20 and 50 %. The effect of KOH level on the quality of soap was carried out with organoleptic examination and acidity test (pH). The results of this study found that liquid soap from papaya fruit formulated with variations of KOH with levels of 10, 20, and 50 % with organoleptic tests were the same for all three variations of KOH. The similarity was shown in terms of orange color, the homogeneous liquid, and its distinctive odor. In addition, through the acidity test, it was found that the pH of soap ranged from 10 to 12. This study concluded that liquid soap formulations made using papaya fruit had the best quality at 10 % KOH levels.</strong></p>Sri Adelila SariMuhammad FirdausNurul Agustia FadillaRiska Irsanti
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021606510.32734/st.v2i1.313Konversi Oil Palm Frond (OPF) Sebagai Bahan Baku Bioetanol Dengan Proses Pretreatment Organosolv dan Hidrolisa Asam
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/315
<p align="justify">Penelitian ini menggunakan pelepah sawit sebagai sumber holoselulosa yang dikonversi menjadi bahan baku bioetanol (gula total). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pretreatment organosolv berpelarut etanol dan hidrolisa asam terhadap konversi pelapah sawit menjadi gula. Proses pembuatan gula dari pelepah sawit diawali dengan melakukan proses delignifikasi dan dilanjuti dengan proses hidrolisa. Proses delignifikasi berlangsung pada kondisi dengan variasi konsentrasi etanol 35%, 55%, 75%, dan 90% v/v temperatur 100 dan 120 °C dan waktu reaksi 60 dan 90 menit. Selanjutnya untuk proses hidrolisa menggunakan asam sulfat dengan variasi konsentrasi 1%, temperatur 60, 70, 80, 90 dan 100 °C dan waktu reaksi 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Hasil penelitian menujukkan bahwa pada kondisi delignifikasi dengan konsentrasi C<sub>2</sub>H<sub>5</sub>OH 75%, temperatur 120 °C, selama 60 menit, serta 1% katalis (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>) dan pada kondisi hidrolisa H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> 1%, waktu 30 menit, dan temperatur 90 °C diperoleh yield total gula tertinggi sebesar 93,65 mg/L.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study used palm fronds as a source of holocellulose which was converted into bioethanol raw material (total sugar). This study aimed to study the organosolv pretreatment process with ethanol solution and acid hydrolysis towards the conversion of palm fronds oil into sugar. The process of sugar production of palm fronds began with a delignification process and continued with the hydrolysis process. The delignification process took place in conditions with variations in ethanol concentration of 35%, 55%, 75%, and 90% (v/v) temperatures of 100 and 120°C and reaction times of 60 and 90 minutes. Furthermore, the hydrolysis process used sulfuric acid with a variation of 1% concentration, temperature 60, 70, 80, 90 and 100°C and reaction time of 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. The results showed that in the delignification conditions with a concentration of C<sub>2</sub>H<sub>5</sub>OH 75%, temperature of 120°C, for 60 minutes, and 1% catalyst (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>) and hydrolysis conditions H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> 1%, 30 minutes time, and the temperature of 90°C, the highest total sugar yield of 93.65 mg/L was obtained.</strong></p>Saisa SaisaHusni HusinMahidin Mahidin
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021667110.32734/st.v2i1.315Aktivitas Antioksidan Fenolik Total Ekstrak Kulit Biji Jengkol (Archidendron Jiringa (Jack) I. C. Nielsen)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/316
<p align="justify">Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antioksidan fenolik total dari ekstrak kulit biji jengkol. Kulit biji jengkol dalam bentuk serbuk yang sudah dikering angin anginkan selama 1x24 jam dimaserasi dengan metanol selama 1x24 jam. Ekstrak yang diperoleh dilarutkan dengan air secara berulang-ulang dan kemudian fraksi air dipartisi dengan etil asetat berulang-ulang. Selanjutnya ekstrak pekat dilarutkan dengan metanol dan diparitsi dengan n-heksan untuk memperoleh fenolik total. Metode DPPH digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan. Nilai IC 50 yang diperoleh adalah 11,7987. Nilai ini menunjukkan aktivitas antioksidan yang cukup tinggi.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study was conducted to determine the total phenolic antioxidant activity of jengkol seed skin extract. Jengkol seed slayer in the form of powder that had been dried for 1 x 24 hours macerated with methanol for 1 x 24 hours. The extract was dissolved with water repeatedly and then the fraction of water was partitioned with ethyl acetate repeatedly. Then the concentrated extract was dissolved with methanol and paritized with n-hexane to obtain the total phenolic. The DPPH method was used to determine antioxidant activity. The IC 50 value obtained was 11.7987. This value showed quite high antioxidant activity.</strong></p>Misri Yanty LubisLamek MarpaungMuhammad Pandapotan NasutionPartomuan Simanjuntak
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021727810.32734/st.v2i1.316Pengaruh Kadar Air Pada Proses Pemucatan Minyak Kelapa Sawit
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/317
<p align="justify">Secara alami air memang sudah ada pada minyak. Pada tahap penetralan untuk pemurnian minyak kelapa sawit, air juga terbentuk akibat reaksi antara kaustik soda dengan asam lemak bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar air pada pada proses pemucatan minyak kelapa sawit terhadap warna minyak dan terhadap asam lemak bebas. Penelitian dilakukan pada temperature operasi 70 °C dengan menggunakan pompa vakum (30-40 cmHg). Bahan pemucat yang digunakan tanah bentonite sebanyak 1,5% dari berat total keseluruhan minyak. Dilakukan dengan bantuan pengaduk dalam membantu penyerapan zat warna selama 30 menit oleh tanah bentonite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan air dalam minyak sangat berpengaruh terhadap warna minyak yang dihasilkan pada proses pemucatan. Bertambahnya kadar air, maka sangat berpengaruh terhadap warna minyak . Pengaruh kadar air juga terlihat terhadap asam lemak bebas (bilangan asam). Semakin tinggi kadar air minyak maka semakin besar harga bilangan asam minyak .</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Water naturally exists in oil. In the neutralization stage for refining palm oil, water is also formed due to the reaction between caustic soda and free fatty acids. The purpose of this study was to determine the effect of water content on the bleaching process of palm oil on the color of oil and on free fatty acids. This study was carried out at an operating temperature of 70°C using a vacuum pump (30 - 40 cmHg). The bleaching material used by bentonite soil was 1.5% of the total weight of the oil. It was carried out with the help of a stirrer to help the dye absorption for 30 minutes by bentonite soil. The results showed that the water content in the oil greatly affected the color of the oil produced in the bleaching process. The increase of the water content greatly affected the oil color. The effect of water content was also seen on free fatty acids (acid numbers). The higher the water content of the oil, the greater the number of oil acid.</strong></p>Mayang SariYusuf RitongaSri Wahyuna Saragih
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021798310.32734/st.v2i1.317Uji Fenolik Dan Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) Ektrak Methanol Daun Benalu Duku Hijau (Dendrohtoe pentandara (L.) Miq) Dan Merah (Scurrula ferruginea (Jack) Danser)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/319
<p align="justify">Uji fenolik ekstrak dilakukan dengan menggunakan FeCl 3 untuk mengetahui kandungan senyawa fenolik dari daun benalu duku hijau (Dendrophthoe pentandara (L.) Miq) dan daun benalu duku merah (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) serta efek toksisitas telah diamati dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Daun benalu duku diekstrak hingga diperoleh ekstrak methanol. Hasil pengujian ekstrak methanol menunjukkan bahwa ekstrak benalu duku hijau dan merah mempunyai potensi sitotoksik terhadap larva udang dengan nilai LC 50 masing-masing 13.95 ppm dan 22.37 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun benalu duku hijau (Dendrophthoe pentandara (L.) Miq) bersifat lebih toksik dibandingkan ekstrak daun benalu duku merah (Scurrula ferruginea (Jack) Danser).</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Phenolic extract test was carried out using FeCl 3 to determine the content of phenolic compounds from parasite leaves of green duku (Dendrophthoe pentandara (L.) Miq) and red duku parasitic leaves (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) and the toxicity effects that have been observed using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The parasitic leaves were extracted to obtain methanol extract. The test results of methanol extract showed that the extracts of green and red duku parasites had cytotoxic potential against shrimp larvae with LC 50 values of 13.95 ppm and 22.37 ppm respectively. These results indicated that the parasite leaves extract in green duku was more toxic than the extract of the red leaves parasite.</strong></p>Rini HardiyantiLamek MarpaungI Ketut AdnyanaPartomuan Simanjuntak
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021848710.32734/st.v2i1.319Analisa XRD Terhadap Perubahan Struktur Dan Kristalinitas Karbonisasi Batubara Sawahlunto – Sijunjung Sumatera Barat
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/321
<p align="justify">Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah bahan tambang batubara, Sawahlunto merupakan satu dari sekian banyak daerah penghasil batubara. Batubara di Sawahlunto memiliki perbedaan dari daerah lain karena memiliki kalori yang cukup tinggi dan lebih rapuh. Batubara adalah sumber energi paling melimpah dan mudah terbakar yang digunakan di seluruh dunia. Namun, karakteristik strukturalnya menciptakan persepsi bahwa batu bara hanya berguna untuk menghasilkan energi melalui pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur dan kristalinitas yang terjadi akibat kenaikan suhu selama proses karbonisasi, sehingga batubara dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengganti grafit dalam pembuatan grafena. Karbonisasi batubara dilakukan pada suhu 400°C, 600°C, 900°C, dan 1200°C. Perubahan struktur dan kristalinitas dikarakterisasi dengan XRD. Hasil menunjukkan bahwa ada perubahan struktur dan kristalinitas seiring dengan meningkatnya suhu karbonisasi.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Indonesia has extraordinary natural resources. One of Indonesia's natural wealth is coal mining. Sawahlunto is one of the many coal producing regions. Coal in Sawahlunto is different from other regions because it has high enough calories and more brittle. Coal is the most abundant and flammable energy source used throughout the world. However, its structural characteristics create the perception that coal is only useful for producing energy through combustion. This study aimed to determine the structural changes and crystallinity that occur due to temperature increases during the carbonization process so that coal could be used as a raw material for graphite substitutes in the manufacture of graphene. Coal carbonization was carried out at 400°C, 600°C, 900°C, and 1200°C. Changes in the structure and crystallinity were characterized by XRD. The results showed that there was a change in structure and crystallinity as the carbonization temperature increased.</strong></p>Vivi PurwandariSaharman GeaBasuki Wijosentono
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021889110.32734/st.v2i1.321Skrining Fitokimia Dan Aktivitas Antimikroba Dari Tumbuhan Bangun-Bangun (Coleus Amboinicus Lour)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/322
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi, skrining fitokimia, dan analisa aktivitas mikroba dari daun bangun-bangun dengan menggunakan pelarut etil asetat 70% dan n-heksan. Metode ekstraksi menggunakan metode maserasi. Komposisi kimia senyawa aktif yang diuji terdiri dari alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin. Aktivtias antimikroba ekstrak etil asetat 70% dilakukan menggunakan metode pengukuran luas zona hambat. Bakteri uji yang digunakan terdiri dari E. Coli ATCC 25922 dan Pseudomonas aeruginos. Uji aktivitas bakteri dilakukan bersifat invitro. Pengukuran zona hambat menggunakan variasi konsentrasi ekstrak etil asetat 70% terdiri dari 0%, 15%, 30%, 45%, 60%, dan 75% (v/v). Hasil Penelitian :menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat 70% daun Handeuleum secara kualitatif teridentifikasi memilki kandungan senyawa kimia alkaloid, Flavonoid, Terpenoid, Steroid, Tanin, dan Saponin. Aktivitas bakteri E. Coli ATCC 25922 dan Pseudomonas aeruginosa terhadap ekstrak didasarkan kepada pengukuran luas zona hambat yang terbentuk. Luas zona hambat yang terbentuk dari ekstrak etil asetat daun Handeuleum dengan range konsentrasi 0% s.d 75 % terdiri dari 9,50 mm – 21,2 mm dan 9,00 mm – 20,6 mm.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aimed to extract, phytochemically screen, and analyze the microbial activity of bangun-bangun leaves using 70% ethyl acetate and n-hexane solvents. The extraction method used was maceration method. The chemical composition of the active compounds tested consisted of alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, and saponins. The antimicrobial activity of 70% ethyl acetate extract was carried out using the method of measuring the inhibitory zone. The bacteria used consisted of <em>E. coli</em> ATCC 25922 and <em>Pseudomonas aeruginos</em>. The bacterial activity test was in vitro. Measurements of inhibitory zones using variations in the concentration of 70% ethyl acetate extract consisted of 0%, 15%, 30%, 45%, 60% and 75% (v / v). The results showed that 70% of the ethyl acetate extract of Handeuleum leaves were qualitatively identified as containing alkaloid chemical compounds, Flavonoids, Terpenoids, Steroids, Tanins, and Saponins. The activities of <em>E. coli </em>bacteria ATCC 25922 and <em>Pseudomonas aeruginosa</em> towards the extracts were based on measurements of the area of inhibition zone formed. The area of inhibition zone formed from the ethyl acetate extract of Handeuleum leaves were with a concentration range of 0% to 75% consisting of 9.50 mm - 21.2 mm and 9.00 mm - 20.6 mm.</strong></p>Rosliana Lubis
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-3021929610.32734/st.v2i1.322Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol, Etil Asetat Dan N-Heksana Batang myristica Fragrans
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/323
<p align="justify">Telah dilakukan uji skrining fitokimia terhadap batang Myristica fragrans. Uji fitokimia yang dilakukan diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, dan terpenoid/ steroid. Hasil uji skrining fitokimia ekstrak etanol batangMyristica fragrans menunjukkan adanya kandungan flavonoid, saponin dan terpenoid/ steroid. Hasil skrining fitokimia pada ekstrak etil asetat menunjukkan adanya falvonoid dan terpenoid/ steroid sedangkan pada ekstrak n-heksana menujukkan adanya senyawa terpenoid/ steroid. Senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat pada ketiga ekstrak dengan variasi pelarut daun Myristica fragrans adalah senyawa alkaloid dan fenolik.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Phytochemical screening tests on the stem of <em>Myristica fragrans</em> have been carried out. Phytochemical tests were included alkaloids, flavonoids, phenolics, saponins, and terpenoids/steroids. The results of the phytochemical screening test of ethanol extract from the stem of <em>Myristica fragrans</em> showed the presence of flavonoids, saponins and terpenoids/steroids. The results of phytochemical screening on ethyl acetate extract showed phalvonoid and terpenoids/steroids whereas n-hexane extract showed terpenoids/steroids. Chemical compounds which were not found in the three extracts with a variety of solvent leaves <em>Myristica fragrans</em> were alkaloid and phenolic compounds.</strong></p>Rizki DamayantiRia Ervilita
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-30219710010.32734/st.v2i1.323Pra Rencana Pabrik High Fructose Syrup Dari Menir
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/324
<p align="justify">Tujuan pendirian pabrik ini adalah : Pemenuhan kebutuhan bahan pemanis sirup fruktosa di dalam negeri, meningkatkan devisa negara di sektor industry, memperluas volume produktifitas terutama bagi industri yang memerlukan sirup fruktosa. Proses pembuatan HFS dari menir dengan cara isomerisasi dibagi menjadi tiga tahap : pretreatment, hidrolisa dan isomerisasi menggunakan enzim glucoisomerisasi. Aspek kelayakan pra rencana pabrik HFS : (1) aspek ekonomi yaitu Pay Out Time, Rate of Return dan Break even Point; (2) aspek proses; (3) aspek teknik; (4) aspek manajemen perusahaan. Pra rencana pabrik HFS dalam perencanaan adalah semi kontinyu, 24 jam per hari dengan 300 hari kerja/tahun, kapasitas produksi 9475,76 ton sirup/tahun, bahan baku 2700 ton menir/tahun, konsumsi air 2308 m3/hari, steam 663 ton/hari dan listrik 150 KVA, pembiayaan modal tetap Rp. 16,17 M dan modal kerja Rp. 3,3M, hasil penjualan Rp. 23,69 M, investasi total pada akhir masa konstruksi Rp. 21,32M, laju pengembalian modal 17,83%, waktu pengembalian modal 4,41 tahun, titik impas 40,52% dan masa konstruksi 2 tahun. Secara keseluruhan dipandang dari segi teknis maupun ekonomi dapat dikatakan pra rencana pabrik High Fructose Syrup dari menir dapat dilanjutkan ke dalam tahap perencanaan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of the establishment of the factory was to meet the needs of fructose syrup in the country, increasing the country's foreign exchange in the industrial sector, expanding the productivity volume especially for industries that requires fructose syrup. The process of making high fructose syrup (HFS) from the menir by isomerization was divided into three stages: pretreatment, hydrolysis, and isomerization using glucoisomerization enzymes. Pre-feasibility aspects of HFS factory plans were: (1) economic aspects Pay Out Time, Rate of Return and Break even Point; (2) process aspects; (3) technical aspects; (4) aspects of company management. The pre plan of the HFS factory in planning was semi-continuous, 24 hours per day with 300 working days/year, production capacity of 9475.76 tons of syrup/year, raw material of 2,700 tons of menir/year, water consumption of 2,308 m3/day, steam of 663 tons/days and 150 KVA electricity, fixed capital financing of Rp. 16.17 M and working capital of Rp. 3.3M, sales of Rp. 23.69 M, Rp. 21.32M of total investment at the end of the construction period, 17.83%, rate of return on capital, 4.41 years of capital payback period, 40.52% break-even point and 2 year construction period. Overall, in terms of technical and economic aspects, it could be said that the pre-plan of the High Fructose Syrup plant from menir could be continued into the planning stage.</strong></p>Dominikus Djago DjoaBambang Susila HadiI Gede Aryana Mahayasa
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302110110710.32734/st.v2i1.324Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Daun Kelor Dan Pupuk Kotoran Puyuh Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna Cylindrica L)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/327
<p align="justify">Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dan interaksi pemberian pupuk organik daun kelor dan pupuk kotoran puyuh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna cylindrica L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor yang diujikan sekaligus dan mempunyai 3 ulangan, Faktor pertama adalah pemberian Pupuk cair daun kelor (K) yaitu : K 1 = 200 ml/l air/plot, K2 = 300 ml/l air/plot dan K3 = 400 ml/l air/plot. Faktor kedua pemberian dosis pupuk kandang puyuh (P) terdiri dari 4 taraf yaitu :P 0 = 0 (kontrol), P1 = 1 kg/plot, P2 (2 kg/plot) dan P3 (3 kg/plot).Parameter yang diamati terdiri dari pertumbuhan panjang tanaman (cm), jumlah cabang produktif, jumlah polong/sampel, produksi polong/sampel dan produksi buah/plot. Berdasarkan analisa DMRT diperoleh bahwa penggunaan pemberian pupuk cair daun kelor dan pupuk kandang puyuh memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0.01) terhadap panjang tanaman, produksi/sampel dan produksi/plot, akan tetapi tidak berbeda nyata (p > 0.05) terhadap jumlah cabang produktif dan jumlah polong/sampel. Tidak ada interaksi atara pemberian pupupk organik daun kelor dan kotoran puyuh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna cylindrica L).</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of the study was to determine the effect and interaction of the use of Moringa leaf organic fertilizer and quail manure fertilizer on the growth and production of long bean plants (<em>Vigna cylindrica</em> L). This study used factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors tested at once and had 3 replications. The first factor was the administration of Moringa leaf liquid fertilizer (K), namely: K 1 = 200 ml/l water/plot, K2 = 300 ml/l water/plot and K3 = 400 ml/l water/plot. The second factor was giving quail manure doses (P) consisting of 4 levels, namely: P 0 = 0 (control), P1 = 1 kg / plot, P2 (2 kg / plot) and P3 (3 kg / plot). Parameters observed consisted of growth in plant length (cm), number of productive branches, number of pods/samples, pod sample production and fruit/plot production. Based on DMRT analysis, it was found that the use of Moringa leaf liquid fertilizer and quail manure gave a very significant effect (p <0.01) on plant length, production/sample, and production/plot, but not significantly different (p> 0.05) on the amount productive branch and number of pods/samples. There was no interaction between the administration of organic Moringa leaves and quail feces to the growth and production of long bean plants (Vigna cylindrica L).</strong></p>Najla LubisRefnizuida RefnizuidaHeru Ilham Fauzi R
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302110811710.32734/st.v2i1.327Pembuatan Termoplastik Elastomer Epdm/Polietilen dengan Penambahan Pulptandan Kosong Kelapa Sawit
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/328
<p align="justify">Telah dilakukan vulkanisasi pada campuran polietilen dan ethylene propylene diene monomer dengan penambahan variasi dikumil peroksida dan divinil benzena, dimana campuran optimum pada 1 phr DKP dan 2 phr DVB. Kemudian campuran TPE ditambahkan pengisi pulp TKKS dengan variasi 0 g, 10 g, 20 g, 30 g, dan 40 g. Pencampuran dilakukan dengan alat internal mixer pada suhu 135oC, kemudian dicetak dengan alat pres kompresor pada suhu 135oC sesuai dengan ASTM D638 sehingga diperoleh spesimen. Spesimen dikarakterisasi dengan uji kekuatan tarik dan analisa morfologi permukaan dengan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran TPE memiliki kekuatan tarik paling tinggi didapatkan dengan penambahan 10 g serat pulp TKKS dengan nilai kekuatan tarik 19,82 MPa dan kemuluran 29,40%. Dari analisa morfologi permukaan memperlihatkan adhesi yang lemah dengan tidak meratanya penyebaran serat dalam matriks polietilen.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Vulcanization of a mixture of polyethylene and ethylene propylene diene monomer had been carried out with the addition of variations in dicumil peroxide and divinyl benzene, where the optimum mixture were 1 phr DKP and 2 phr DVB. Then the TPE mixture was added to the contents of the OPEFB pulp with variations of 0 g, 10 g, 20 g, 30 g, and 40 g. Mixing was done with an internal mixer at 135oC and printed with a compressor press at 135oC in accordance with ASTM D638 so that the specimens were obtained. Specimens were characterized by tensile strength test and surface morphology analysis with SEM. The results showed that the TPE mixture had the highest tensile strength obtained by adding 10 g of OPEFB pulp fiber with a tensile strength value of 19.82 MPa and elongation of 29.40%. From the morphological analysis, the surface showed weak adhesion with uneven distribution of fibers in the polyethylene matrix.</strong></p>Muhammad Emir AuliaAmir Hamzah SiregarDarwin Yunus Nasution
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302111812310.32734/st.v2i1.328Pemanfaatan Karbon Aktif Ampas dalam Mereduksi Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) pada Minyak Goreng Bekas sebagai Biodiesel
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/329
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pretreatment minyak goreng bekas dengan karbon aktif ampas tebu, mengetahui pengaruh variasi katalis terhadap biodiesel dan mengetahui variasi konsentrasi persen berat katalis NaOH yang menghasilkan FAME biodiesel yang maksimum dengan metode transesterifikasi langsung. Pretreatment minyak dilakukan dengan karbon aktif ampas tebu yang diaktivasi dengan H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> pada suhu 400 °C dan massa karbon aktif yaitu 10 g, lalu di uji kualitas minyak berdasarkan standar SNI 01-2901-2006 yang meliputi kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida. Biodiesel yang dihasilkan diuji sesuai SNI 04-7182-2006 yaitu bilangan asam, bilangan iod dan densitas serta mengidentifikasi senyawa pembentuk metil ester dengan GC (Gas Chromatography). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pretreatment minyak goreng bekas dengan menggunakan karbon aktif dari ampas tebu efektif menurunkan ALB pada minyak goreng bekas sebesar 0,336% dan bilangan peroksida 6,99 mek/kg sesuai SNI 06-3730-1995 sehingga dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan biodiesel dengan transesterifikasi langsung menggunakan katalis 1% NaOH. Didapat densitas biodiesel adalah 0,8599 g/mL, bilangan iod yaitu 57,3625% massa dan bilangan asam yaitu 0,6731%. Komposisi FAME oleat, linoleat dan palmitat yaitu 43,4181%, 10,5952%, 38,6358.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aimed to determine the pretreatment of used cooking oil with bagasse activated carbon, the effect of variations in catalysts on biodiesel and the variation in the concentration of weight percentage of NaOH catalyst which produced the maximum biodiesel FAME using the direct transesterification method. Oil pretreatment was carried out with bagasse activated carbon activated with H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> at a temperature of 400°C and activated carbon mass of 10 g, and oil quality was tested based on SNI 01-2901-2006 standards including free fatty acid and peroxide numbers. The biodiesel produced tested according to SNI 04-7182-2006 were acid numbers, iodine numbers, and densities and identified methyl ester forming compounds with GC (Gas Chromatography). The results showed that the pretreatment of used cooking oil using activated carbon from bagasse was effective in reducing ALB in used cooking oil by 0.336% and peroxide number by 6.99 mek/kg according to SNI 06-3730-1995 so that it could be used as raw material for making biodiesel with direct transesterification using a 1% NaOH catalyst. The density of biodiesel was 0.8599 g/mL. Iodine number was 57.3625% mass and acid number was 0.6731%. The composition of FAME oleate, linoleic and palmitate was 43.4181%, 10.5952%, 38.6358.</strong></p>Reka M. SariAgus Kembaren
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302112412810.32734/st.v2i1.329Modifikasi Resipren dan Bitumen Dalam Peningkatan Kekuatan Aspal
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/330
<p align="justify">Modifikasi Resipren dan Bitumen dalam Peningkatan Kekuatan Aspal telah dilakukan. Aspal modifier dibuat dalam 7 jenis variasi perbandingan aspal, bitumen, dengan resipren yang telah dilarutkan dengan toluene sebesar 75:20:5 ; 70:20:10 ; 65:20:15 ; 60:20:20 ; 55:20:25 (v/v/b) dalam 100 mL, penambahan agregat pasir halus 300 gram dan agregat kasar kerikil 50 gram, dan diproses dalam ekstruder pada suhu 150oC. Sifat mekanik dan sifat termal aspal modifier yang diuji meliputi kuat tekan, daya serap air, morfologi dengan TEM. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa campuran aspal, bitumen, dan resipren dengan perbandingan 55 : 20 : 25 efektif dalam meningkatkan sifat mekanis dari campuran aspal dimana dihasilkan kekuatan tekan maksimum sebesar 0,974 mPa. Sifat fisik menghasilkan penyerapan air sebesar 0,63%. Hasil uji morfologi dengan TEM memperlihatkan adanya perbedaan setelah bitumen ditambahkan kedalam campuran aspal dan resipren.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Recipient and bitumen modifications in asphalt strengthening had been carried out. Asphalt modifier was made in 7 types of comparison of asphalt, bitumen variation, with recipient (dissolved with toluene by 75: 20: 5; 70:20:10; 65:20:15; 60:20:20; 55:20:25 (v/v/b) in 100 mL), 300 grams of fine sand aggregate and 50 grams of coarse gravel aggregate; then processed in an extruder at 150oC. The mechanical properties and thermal properties of the modifier test included compressive strength, water absorption, and morphology with TEM. The characterization results showed that asphalt, bitumen and recipient mixtures with a ratio of 55: 20: 25 were effective in increasing the mechanical properties of the asphalt mixture where the maximum compressive strength was 0.974 mPa. Physical properties produced water absorption of 0.63%. The results of morphological tests with TEM showed that there was a difference after bitumen was added to the asphalt and recipient mixture.</strong></p>Fitri Ikova MTamrin TamrinDarwin Yunus Nasution
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302112913410.32734/st.v2i1.330Penerapan POGIL Dengan LKS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada Koloid Berbasis Lesson Study
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/332
<p align="justify">Tujuan penelitian ini ialah untuk memperoleh perbandingan antara pembelajaran dengan penggunaan strategi POGIL dengan media LKS yang berbasis lesson study dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilangsungkan di 3 sekolah menengah atas di kota Medan antara lain SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 3 Medan dan SMA Swasta Raksana. Populasinya merupakan seluruh siswa yang diambil secara acak. Pada penelitian ini menggunakan instrument tes yang sudah valid untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa. Dalam analisis data digunakan SPSS-18. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa strategi POGIL dengan media LKS berbasis lesson study memberi peningkatan terhadap hasil belajar siswa dibandingkan konvensional. Nilai gain pada kelas eksperiment lebih tinggi dibandingkan pada kelas control.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study was to obtain a comparison between learning and the use of the POGIL strategy with LKS media based on lesson study with conventional learning. This research was conducted in 3 high schools in Medan including SMAN 2 Medan, SMAN 3 Medan, and Raksana Private High School. The population was all students taken randomly. This study used a test instrument that was valid to see improvement in student learning outcomes. Data were analyzed with SPSS-18. Based on the results of the study, it could be seen that the POGIL strategy with lesson study based LKS media resulted an increase in student learning outcomes compared to conventional learning. The gain value in the experimental class was higher than in the control class.</strong></p>Angeline Viska Ayurosalia
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302113514010.32734/st.v2i1.332Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Masalah pada Materi Reaksi Redoks di SMA
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/333
<p align="justify">Penelitian pengembangan bahan ajar modul berbasis masalah pada materi reaksi redoks bertujuan untuk 1) memperoleh bahan ajar modul yang disusun yang sudah memenuhi standar kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan menurut BSNP, 2) mengetahui tanggapan dosen dan guru kimia terhadap bahan ajar modul, dan 3) mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar modul. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) pengembangan bahan ajar bahan ajar modul, (3) standarisasi bahan ajar bahan ajar modul berdasarkan angket penilaian BSNP, dan (4) tanggapan siswa terhadap bahan ajar modul yang dirancang. Penelitian ini melibatkan 2 dosen dari jurusan kimia UNIMED yang menajar Kimia Umum, 2 orang guru dari SMA Negeri 14 Medan sebagai validator ahli, serta 12 siswa kelas X-MIPA3 SMA Negeri 14 Medan sebagai responden. Instrumen yang digunakan adalah angket penilaian kelayakan berdasarkan BSNP dan angket tanggapan siswa. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket adalah: 1) bahan ajar modul berbasis masalah pada materi reaksi redoks sudah memenuhi standar kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang merujuk standar BSNP dengan nilai rata-rata kelayakan isi sebesar 3,58; kelayakan bahasa sebesar 3,56; kelayakan penyajian 3,65; dan kelayakan kegrafikan 3,72, 2) para dosen dan guru kimia memberi tanggapan positif terhadap bahan ajar modul berbasis masalah pada materi reaksi redoks yang disusun, dan 3) para siswa memberi tangggapan sangat baik terhadap bahan ajar modul yang disusun dengan perolehan skor rata-rata angket sebesar 3,45.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The research on the development of problem-based module teaching materials on redox reaction materials aimed to 1) obtain module-prepared teaching materials that have met the standards of content feasibility, language feasibility, feasibility of presentation and feasibility of graphic according to BSNP, 2) find the responses of chemistry lecturers and teachers to teaching materials module, and 3) find the student responses to module teaching materials. This type of research was research and development (RnD) modified as needed. This research consisted of several stages, (1) needs analysis, (2) development of teaching materials teaching module materials, (3) standardization of teaching materials for teaching materials based on BSNP assessment questionnaires, and (4) student responses to designed module teaching materials. This study involved 2 lecturers from the UNIMED chemistry department who taught General Chemistry, 2 teachers from SMAN 14 Medan as expert validators, and 12 students from X-MIPA3 SMAN Medan as respondents. The instruments used were the feasibility assessment questionnaire based on the BSNP and the student questionnaire responses. The results obtained from the questionnaire data processing were: 1) problem-based module teaching materials in the redox reaction material had met the standards of feasibility of content, language, presentation, and graphics that refer to BSNP standards with an average value of feasibility content of 3.58; language eligibility of 3.56; presentation eligibility of 3.65; and graphical feasibility of 3.72, 2) chemistry lecturers and teachers gave positive responses to problem-based module teaching materials in the redox reaction material prepared, and 3) students gave very good responses to module teaching materials arranged with the acquisition of average scores the average questionnaire is 3.45.</strong></p>Anna JuniarJonter SiregarAlbinus SilalahiRetno Dwi SuyantiPravil Mistryanto
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302114114610.32734/st.v2i1.333Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan Menggunakan Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Larutan Asam Basa
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/334
<p align="justify">Penelitian quasi eksperiment ini bertujuan mengetahui pengaruh hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model PBL(Problem based learning)dengan media power pointdan tanpa media power point pada larutan asam basa. Populasi seluruh siswa (3 kelas XI) SMA Budi Agung Medan ,sampel diambil 2 kelas secara random sampling (XIIPA3kelas eksperimen dan XI IPA2kontrol). Pengumpulan data menggunakan instrumen tes bentuk objektif sebanyak 22 soalsudah valid. Pengolahan data diperoleh rata-rata pre-test kelas eksperimen 26,07 dan kelas kontrol33,03; rata-rata post-testeksperimen 64,5 dan kontrol 63,21. Uji normalitas berdistribusi normal χ2 hitung <χ2 tabel, ; kedua sampel homogen (Fhitung< Ftabel;1,077455< 1,9775). Gain hasil belajar kimia siswa eksperimen > kelas kontrol;52,38% >45,72 %. Uji hipotesis pada α = 0,05 diperoleh thitung> ttabel: 0,949>0,6794;artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa pada materi larutan asam basa dengan PBL dan media power point lebih tinggi dari PBL tanpa media power point , dan aspek kognitif yang paling berkembang adalah C3 (aplikasi) sebesar 58 %.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><br><strong>This quasi-experimental study aimed to determine the effect of student learning outcomes taught using problem based learning (PBL) models with and without power points media and on acid-base solutions. The population was all students (3 XI grade) of SMA Budi Agung Medan. The samples were 2 classes taken by random sampling (XI IPA3 as experiment class and XI IPA2 as control class). The data were collected using objective test as the instrument with 22 valid data. The data processing obtained was the average pre-test experimental class of 26.07 and the control class of 33.03; mean post-test experiment of 64.5 and controls of 63.21. The normality test was normally distributed χ2 count <χ2 table; both samples were homogeneous (F count <Ftable; 1.077455 <1.9775). Gain of chemistry learning outcomes of experimental students was higher than control class; 52.38%>45.72%. Hypothesis testing at α = 0.05 was obtained by using t count> t table: 0.949> 0.6794; meaning Ha was accepted and Ho was rejected. It was concluded that students' chemistry learning outcomes in basal acid solution material with PBL and power point media were higher than PBL without power point media, and the most developed cognitive aspect was C3 (application) by 58%.</strong></p>Bajoka NainggolanDimas Nugroho PW
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302114715210.32734/st.v2i1.334Penerapan Strategi Pembelajaran TGT Dibandingkan dengan TSTS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/335
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray dibandingkan Teams Games Tournament dengan media Power Point, pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MAN 2 Model Medan, yang berjumlah11 kelas dan setiap kelas terdiri dari 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 22 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta lembar observasi tanggung jawab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan yang signifikan Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran TSTS dengan media Power Point dibandingkan siswa yang diajar dengan kooperatif tipe TGT dengan media Power Point (sig. 0,480 > 0,05).</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aimed to determine the differences of the increase in student chemistry learning outcomes taught with the Two Stay Two Stray Learning Strategy compared to the Teams Games Tournament with PowerPoint media on Electrolyte and Nonelectrolyte Solutions subjects. The population in this study was all the first grade students in MAN 2 Medan with 11 classes and each class consisted of 36 students. The samples in this study were 2 classes taken randomly. The instrument used in this study was a test of learning outcomes in the form of multiple choices with 22 questions that have been declared valid and reliable as well as the observation sheet of responsibility. The results showed that there were no significant differences of student learning outcomes taught with TSTS learning strategies with PowerPoint media compared to students taugh with a cooperative TGT type with PowerPoint media (sig. 0.480> 0.05).</strong></p>Doli Fadly HarahapProf. Dr. Suharta, M.Si Prof. Dr. Suharta, M.SiPredi S. Perangin AnginRian Rahmansyah
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302115315810.32734/st.v2i1.335Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Wordsquare untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas XI SMAS Cerdas Murni
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/336
<p align="justify">Penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Word Square untuk meningkatkan prestasi belajar kimia siswa pada pokok bahasan koloid di kelas XI SMASCerdas Murrni yang telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015.Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Word Square dapat meningkatkan prestasi belajar kimia siswa pada pokok bahasan koloid.Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 T.A 2015/2016yang telah diuji kehomogenannya.Kelas XI IPA 1 diambil secara acak sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebgai kelas kontrol.Pembelajaran kooperatif Word Square diterapkan di kelas XI IPA 1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif Word Square dapat meningkatkan prestasi belajar kimia siswa pada pokok bahasan koloid. Peningkatan prestasi belajarkimia siswa di kelas eksperimen didukung oleh skor gain ternormalisasi (N-Gain) sebesar 0,83.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The study of the application of the Word Square cooperative learning model to improve students' chemistry learning achievement on the subject of colloids in XI grade of SMAS Cerdas Murni had been conducted in May 2015. The purpose of the study was to determine whether the application of Word Square cooperative learning models could improve student chemistry learning achievement on the subject of colloid. The samples were XI IPA 1 and XI IPA 2 classes in 2015/2016 which had been tested for their homogeneity. XI IPA 1 was taken randomly as experimental class and XI IPA 2 as control class. Word Square cooperative learning was applied in XI IPA 1 class. The results of the study showed that Word Square cooperative learning could improve students' chemistry learning achievement on colloidal topics. The increase of chemistry learning achievement of students in the experimental class was supported by a normalized gain score (N-Gain) of 0.83.</strong></p>Erlina Erlina ErlinaRona Rona RonaEfni EfridahRohazmy Rizki
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302115916310.32734/st.v2i1.336Kecerdasan Emosional Guru Kimia Madrasah Aliyah Swasta di Kota Medan
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/337
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Kecerdasan Emosional Guru Kimia Madrasah Aliyah Swasta (MAS) di Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara langsung terhadap responden. Indikator kecerdasan emosional yang dikaji adalah pengenalan diri, penguasaan diri, motivasi diri, empati, dan hubungan yang harmonis.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru kimia yang mengajar di MAS Medan yang berjumlah 5 orang dari 3 MAS yang ada (MAS Laboratorium, MAS Muhammadiyah 1, dan MAS YASPI). Hasil wawancara menunjukkan bahwa ratar-rata pengenalan diri sebesar 92% (sangat baik), penguasaan diri 90% (sangat baik), motivasi diri sebesar 85% (baik), empati sebesar 93% (sangat baik), dan hubungan yang harmonis 90% (sangat baik). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional guru-guru kimia MAS di kota Medan berkategori baik.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aimed to determine the extent of Emotional Intelligence of Chemistry Teachers in Madrasah Aliyah (MAS) in Medan. This research was a descriptive qualitative study. Research data were obtained through direct interviews of respondents. The indicators of emotional intelligence studied were self-recognition, self-mastery, self-motivation, empathy, and harmonious relationships. The populations in this study were all chemistry teachers who taught in MAS Medan namely, 5 teachers from 3 different MASes (MAS Laboratory, MAS Muhammadiyah 1, and MAS YASPI). The results of the interview showed the average of 92% (very good) self-recognition, 90% (very good) self-mastery, 85% (good) self-motivation, 93% (very good) empathy, and 90% (very good) harmonious relationship. Thus, it could be concluded that the emotional intelligence of MAS chemistry teachers in Medan city was categorized as good.</strong></p>Fauziah Fauziah
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302116417210.32734/st.v2i1.337Penuntun Praktikum Kimia Berbasis Guided Inquiry Terintegrasi Pendidikan Karakter Untuk SMK
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/338
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penuntun praktikum kimia dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK semester I pada materi perubahan kimia dan perubahan fisika. Lokasi penelitian yaitu SMK Wira Karya Mandiri Tanjung Anom. Sampel penelitian diambil sebanyak 32 siswa. Data pada penelitian ini diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi untuk menilai karakter siswa selama praktikum berlangsung dan tes hasil belajar siswa. Teknik pengumpul data menggunakan lembar aktivitas, lembar observasi, dan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal. Berdasarkan hasil penilaian lembar observasi aktivitas siswa diperoleh nilai masing-masing observer yaitu observer I 89,3; observer II 77,3dan observer III 78,2. Lembar observasi penilaian karakter siswa pada saat melaksanakan praktikum yaitu rasa ingintahu 81,3 dan kerja sama 85,5. Hasil tes objektif menunjukkan peningkatan hasil belajar rata-rata gain sebesar 0,52 berada pada kategori sedang yang merupakan penilaian dari ranah kognitif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penuntun praktikum kimia berbasis guided inquiry terintegrasi pendidikan karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan kimia dan perubahan fisika.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aimed to determine the effect of chemistry practicum guidebook and could improve the learning outcomes of class X students semester I of SMK on material changes in chemistry and physics. The location of the research was in Tanjung Wira Karya Mandiri Vocational School. The research samples were 32 students. The data in this study were obtained from the student activity observation sheet used to assess the character of the students during the practicum and the test of student learning outcomes. Data collection techniques were using activity sheets, observation sheets, and objective tests in the form of multiple choices consisted of 20 questions. Based on the results of the assessment of the observation sheet of student activities, the values of each observer obtained were observer I with 89.3; observer II with 77.3 and observer III with 78.2. The observation sheet assessed the character of the student at the time of practicum showed 81.3 curiosity and 85.5 cooperation. The objective test results showed an increase in learning outcomes with an average gain of 0.52 in the medium category which was an assessment of the cognitive domain. So, it could be concluded that guided inquiry-based chemistry practicum guidebook integrated character education could improve student learning outcomes on material changes in chemistry and physics.</strong></p>Gaung AtmajaIis Siti JahroRamlan Silaban
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302117317910.32734/st.v2i1.338Implementasi Media Pembelajaran Chemsdomino Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia (Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/339
<p align="justify">Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi Chemsdomino sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan Sistem Periodik Unsur di SMA Negeri 1 Pangkatan, kabupaten Labuhanbatu. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penerapan media tersebut adalah Kooperatif dengan tipe Think Games Together (TGT). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penggunaan media pembelajaran Chemsdomino terhadap hasil belajar siswa, dengan hasil belajar untuk kelas eksperimen adalah X1= 83,55 dan SD = 6,67 sedangkan hasil belajar untuk kelas kontrol adalah X2 =77,23 dan SD= 6,64. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji t yaitu uji satu pihak (pihak kanan) dan diperoleh thitung sebesar 6,762 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,668 pada taraf signifikan α = 0,05 dan db = 74, sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini menunjukkan media pembelajaran Chemsdomino dapat digunakan kepada siswa dalam memahami konsep pokok bahasan Sistem Periodik Unsur di kelas X SMA Negeri 1 Pangkatan TA 2017/2018. Selain itu berdasarkan nilai tes awal dan tes akhir diperoleh peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebesar 72,30% sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 58,10%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan media Chemsdomino lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan media konvensional. Selain itu dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa juga meningkat, dan dari data perhitungan korelasi (hubungan hasil belajar dengan aktivitas siswa) maka dapat disimpulkan ada korelasi positif antara aktivitas belajar siswa dengan memahami konsep kimia siswa menggunakan media pembelajaran Chemsdomino.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study was to determine the implementation of Chemsdomino as a learning media in improving learning outcomes on the subject matter of the Elemental Periodic System in SMAN 1 Pangkatan, Labuhanbatu. The Learning Model for applying the media was a cooperative strategy of Think Games Together (TGT). The results showed the influence of the use of Chemsdomino learning media on student learning outcomes, with learning outcomes for the experimental class X1=83.55 and SD=6.67 while the learning outcomes for the control class were X2 = 77.23 and SD = 6.64. The hypothesis in this study was tested using the t-test namely the one-party test (right-hand side) and obtained the t count of 6.762 while the t-table value was 1.668 at the significance level α = 0.05 and db = 74; so t-count> t-table, Ha was accepted and Ho was rejected. This showed that the Chemsdomino learning media could be used by students in understanding the main concepts of Elementary Periodic Systems in class X of SMAN 1 Pangkatan FY 2017/2018. In addition, based on the value of the initial test and the final test, an increase in student learning outcomes using the TGT cooperative learning model was 72.30% while the learning outcomes of students using conventional learning models were 58.10%. Thus, it could be concluded that the learning outcomes of students with Chemsdomino media learning were higher than students with conventional media. In addition, it could be seen that student learning activities also increased. From the correlation calculation data (the relationship between learning outcomes and student activities), it could be seen that there was a positive correlation between student learning activities and understanding the chemical concepts of students using Chemsdomino learning media.</strong></p>Herbert C.B. ManaluSri WartikaWesly HutabaratSaronom Silaban
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302118118610.32734/st.v2i1.339Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Hukum Dasar Kimia Di Sekolah Menengah Atas
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/340
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) bahan ajar materi hukum dasar kimia pada buku yang digunakan di SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP); 2) modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP; 3) uji coba modul berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa; 4) hasil belajar siswa menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing lebih besar dari harga KKM. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan. Populasi yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel ditetapkan dengan cluster random sampling dengan mengambil 1 kelas sebagai kelas eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hasil penelitian menunjukkan : (1) bahan ajar pada materi hukum dasar kimia pada buku yang digunakan di SMA/MA sudah memenuhi kriteria BSNP dengan kriteria cukup valid dan tidak perlu revisi; (2) modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP, data yang diperoleh yaitu kelayakan isi = 3,68; kelayakan bahasa = 3,57; kelayakan penyajian = 3,70; kelayakan kegrafikaan = 3,50 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi; (3) uji coba modul berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 80%; (4) hasil belajar siswa menggunakan modul berbasis inkuiri terbimbing lebih besar dari harga KKM.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The research aimed to find: 1) teaching materials for basic chemical law material in books used in high school/MA meeting the criteria of the National Education Standards Agency (BSNP); 2) the modules developed meeting BSNP criteria; 3) trial of guided inquiry-based modules which can improve student learning outcomes; 4) student learning outcomes using guided inquiry-based modules which are greater than KKM scores. This research was conducted on class X students of SMAN 14 Medan. The population was all students of class X SMAN 14 Medan FY 2016/2017. The sample was determined by cluster random sampling by taking 1 class as an experimental class. The research method used was the research and development method (Research and Development). The results of the study showed: (1) teaching materials in the basic chemical law material in the books used in the SMA / MA met BSNP criteria with criteria that were quite valid and did not need to be revised; (2) the module developed met the BSNP criteria; the data obtained were content eligibility = 3.68; language eligibility = 3.57; presentation eligibility = 3.70; feasibility of graft = 3.50 with valid criteria and did not need any revision; (3) pilot guided inquiry-based modules could improve student learning outcomes by 80%; (4) student learning outcomes using guided inquiry-based modules were greater than KKM scores.</strong></p>Intan PratiwiRatu Evina DRamlan SilabanRetno Dwi Suyanti
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302118719310.32734/st.v2i1.340Analisis Kelayakan Buku Panduan Praktikum Kimia Kelas XII Semeter II Berdasarkan BSNP Sesuai Kurikulum 2013
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/341
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan buku panduan praktikum kimia kelas XII semester II berdasarkan BSNP sesuai kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah sebuah buku panduan penuntun praktikum kimia kelas XII semester II pengarang Sri Wahyuni dan Dewi Suryana penerbit Erlangga. Instrument penelitian ini adalah lembar penilaian kelayakan buku panduan praktikum kimia berdasarkan BSNP. Instrumen yang digunakan sudah distandarisasi oleh ahli. Analisis yang diperoleh menunjukkan ada empat kategori yang di analisis persentasenya yakni kelayakan isi 77,27 %, kelayakan bahasa 100%, kelayakan penyajian 79,16%, dan kelayakan kegrafikan 95%. Berdasarkan hal tersebut maka buku panduan praktikum kimia kelas XII semester II tersebut sesuai dengan BSNP dan layak digunakan akan tetapi perlu dikembangkan sesuai kurikulum 2013, mengingat buku panduan praktikum tersebut masih menggunakan kurikulum KTSP.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><br>The aim of this research was to find the feasibility level of the second semester of grade XII chemistry practicum guidebook based on BSNP according to the 2013 curriculum. The research method employed was qualitative descriptive. The sample in this study was a chemistry practical guidebook grade XII semester II written by Sri Wahyuni and Dewi Suryana with Erlangga publisher. The research instrument was the feasibility assessment sheet for the chemical practicum guide book based on BSNP. The instruments used were standardized by experts. The analysis obtained showed that there were four categories analyzed by 77.27% of eligibility, 100% of language feasibility, 79.16% of presentation feasibility, and 95% of graphic eligibility. Based on the result obtained, the second semester of grade XII chemistry practicum guidebook was in accordance with BSNP and suitable to use, but it needed to be improved according to the 2013 curriculum, considering that the practical guidebook was still used the Education Level Curriculum (KTSP).</p>Jusmasari HarahapNovita SariSalahuddin Al-Yubi PaneNuraini Nuraini
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302119419810.32734/st.v2i1.341Pengaruh Motivasi dan Jenis Bahan Ajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/342
<p align="justify">Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada interaksi antara motivasi dan bahan ajar terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrolisis Garam di SMA Negeri 15 Medan. Dalam penelitian ini dibandingkan pengaruh antara motivasi dengan jenis bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa. Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan sebanyak 48 orang yang dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan tingkat homogenitasnya. Tingkat homogenitas siswa ditentukan dari hasil pretest siswa,buku pegangan siswa, keikutsertaan dalam les belajar dan tingkat motivasi yang hampir sama. Dalam penelitian ini ada dua faktor yang diteliti yaitu faktor motivasi (A) dan faktor bahan ajar (B). Untuk faktor motivasi ada 2 taraf yaitu motivasi tinggi dan motivasi rendah, sedangkan faktor bahan ajar ada dua taraf yaitu modul dan buku teks siswa. Hasil penelitian menunjukan ada interaksi antara motivasi belajar siswa dengan jenis bahan ajar terhadap rataan nilai hasil belajar kimia siswa. Pengujian sederhana dari faktor motivasi untuk taraf B1 ( bahan ajar modul) didapat hasil bahwa rataan nilai hasil belajar kimia siswa yang menggunakan bahan ajar modul dengan motivasi tinggi) tidak berbeda nyata dengan hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul dengan motivasi rendah. Pada pengujian sederhana faktor motivasi untuk taraf B2 (bahan ajar buku paket) didapat hasil bahwa rataan nilai hasil belajar kimia siswa yang menggunakan bahan ajar buku paket dengan motivasi tinggi berbeda nyata dengan hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar buku paket dengan motivasi rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai hasil belajar siswa yang diajar dengan bahan ajar modul dan buku paket yag dikombinasikan dengan tingkat motivasi tinggi dan motivasi rendah. Diperoleh bahwa siswa yang motivasi tinggi lebih cocok menggunakan bahan ajar buku paket, siswa yag motivasi rendah lebih cocok diajar dengan menggunakan modul.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study was to find out whether there was an interaction between motivation and teaching materials on student learning outcomes on the subject of Salt Hydrolysis in SMAN 15 Medan. This study compared the influence between motivation and the type of teaching material on student chemistry learning outcomes. The subjects in this research were 48 students of Science Class XI SMAN 15 Medan with 48 people divided into 4 groups based on the level of homogeneity. The level of homogeneity of students was determined from the results of student pretest, student handbook, participation in learning lessons and almost the same level of motivation. In this study, there were two factors analyzed; the motivation factor (A) and the teaching material factor (B). There were two levels of motivation factors; high motivation, and low motivation, while the teaching material factors had two levels; modules and textbooks of students. The results of the study showed that there was an interaction between students 'learning motivation and the type of teaching material to the students' average chemistry learning outcomes. A simple test of motivational factors for level B1 (module teaching material) showed that the average value of chemistry learning outcomes of students using high motivation module teaching materials) was not significantly different from student learning outcomes using low motivation module teaching materials. In a simple test of motivation factors for level B2 (textbook teaching material), the results showed that the average value of chemistry learning outcomes of students using textbooks with high motivation teaching material was significantly different from the learning outcomes of students who used low motivational package book teaching materials. Thus, it was concluded that there were differences in the value of student learning outcomes taught with module teaching materials and package books that were combined with high levels of motivation and low motivation. It was found that highly motivated students were more suitable to use textbook teaching materials, and students with low motivation were more suitable to be taught using modules.</strong></p>Manasse Hasugian
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302119920510.32734/st.v2i1.342Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/343
<p align="justify">Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran POGIL dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Subjek diambil dengan cara purposive sampling, yaitu siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara angket. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memberikan respon positif terhadap penerapan strategi pembelajaran POGIL sebesar 80,29% dan siswa yang memberikan respon negatif sebesar 19,71%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa memberi tanggapan positif terhadap penerapan strategi pembelajaran POGIL.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The Research entitled "Efforts to Improve Student Learning Outcomes Using the Strategy of Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) in Solubility and Solubility Products" had been carried out. This study aimed to determine the student responses to the application of POGIL learning strategies in learning. This study used a type of descriptive research and qualitative approach. The subjects taken by purposive sampling were the students of XI IPA 2 with a total of 26 students consisted of 18 male students and 8 female students. Data collection techniques were carried out by questionnaire. The data obtained were processed using the percentage formula. The results showed that students giving a positive response to the implementation of the POGIL learning strategy was 80.29% and students giving a negative response was 19.71%. Based on the results of the study it could be concluded that students gave a positive response to the implementation of the POGIL learning strategy.</strong></p>Nur AkmaliaNoviza RizkiaWilta FajrinaSanhot Simaremare
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302120621010.32734/st.v2i1.343Pengaruh E-Learning Berbasis Weblog Dengan Model Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/344
<p align="justify">Teknologi dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, penggunaan media e-learning berbasis weblog dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 5 Binjai yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan e-learning berbasis weblog dengan model kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan hukum-hukum dasar kimia. Penelitian ini menggunakan rancangan experimen sungguhan (True Experiment Design) pada bagian Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 5 Binjai T.A 2015/2016. Sampel diambil 2 kelas yaitu 6 kelas menggunakan random sampling sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang sudah dikumpulkan kemudian di analisis menggunakan uji-t dan gain. Berdasarkan hasil analisa data, terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 71,3% sedangkan Peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 62,3% dengan selisih kenaikan 9%. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan e-learning berbasis weblog sebagai dengan model kooperatif tipe jigsaw lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang hanya dibelajarkan dengan model kooperatif tipe jigsaw.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Technology can be used in learning activities inside or outside the classroom. The use of weblog-based e-learning media can help students improve learning outcomes. The study was aimed to determine the improvement of students' chemistry learning outcomes which was learned by weblog-based e-learning with a jigsaw cooperative model on the subject of basic chemical laws. It was conducted on Class X of SMA 5 Binjai AY 2015/2016 with true experimental research design in the Pretest-Posttest Control Group Design section. The sample was two classes selected from 6 classes using random sampling as the experimental and the control groups. The data were analyzed using t-test and gain. Based on the results of data analysis, there was an increase in the experimental class learning outcomes with 71.3% while the increase in learning outcomes of the control class was 62.3% with a difference of 9%. So it could be concluded the chemistry learning outcomes of students taught by weblog-based e-learning as a Cooperative Jigsaw Model were better than those taught by the jigsaw cooperative model.</strong></p>Rafidah Almira SamosirEddiyanto EddiyantoEika Abigail Munthe
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302121121510.32734/st.v2i1.344Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Melalui Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/345
<p align="justify">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajardan aktifitassiswa pada pokok bahasan kesetimbangan kimia yang diajar dengan Model Learning Cyclemelalui Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas lebih baik dari sebelum diberi tindakan. Penelitian ini telah dilakukan di MAN 2 Model Medan. Populasi penelitian terdiri dari empat kelas dan secara acak diambil satu kelas sebagai sampel. Penelitian ini tidak membandingkan dua buah kelas, hanya melihat hasil awal sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Penerapan model pembelajaran dilakukan dua siklus dengan observasi untuk mengetahui perubahan aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran efektif digunakan sebagai model pembelajaran. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari siklus I ke siklus II penerapan model pembelajaran. Hasil observasi menunjukkanminat siswa mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan soal, mengajukan pertanyaan dan mencatatpada pokok bahasan kesetimbangan kimia meningkat.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study was to find out whether the learning outcomes and activities on the subject matter of chemical equilibrium taught by a Learning Model Cyclone through the Classroom Action Research were better. This research was conducted in MAN 2 Medan. The population consisted of four classes and one class was randomly taken as the sample. This study did not compare two classes, but it only found out the initial results before and after the application. The application of the learning model was conducted in two cycles with observations to determine changes in students activities. The results showed that the effective learning model was used as a learning model. There was an increase in students learning outcomes which were significant from cycle I to cycle II. The observation showed that the interest of students to listening to the teacher's explanation, working on the problem, asking questions and noting on the subject of chemical equilibrium increased.</strong></p>Rohazmy RizkiAsep Wahyu NugrahaErlina Erlina
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302121621910.32734/st.v2i1.345Pendekatan Chemo-Entrepreneurship Pada Minat Kewirausahaan Siswa SMA N 1 Bukit Perubahan Materi
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/347
<p align="justify">Rendahnya mutu lulusan berakibat pada rendahnya kemampuan kompetitif dan komperatif lulusan. Namun pada kenyataannya banyak siswa SMA yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga berpotensi untuk menjadi pengangguran. Dalam penelitian ini untuk meningkatkan minat kewirausahaan dan respon siswa proses pembelajaran kimia perlu adanya suatu inovasi dan pembaharuan dalam suatu pendekatan Chemo-Entrepreneurship (CEP). Kabupaten Bener Meriah merupakan bumi yang subur dan mempunyai beraneka ragam sumber alam yang dapat diolah menjadi bahan makanan. Sesuai dengan hasil penelitian dari tanggal 17 – 21 Juli 2017 siswa kelas IPA-2 ke sekolah SMAN I Bukit di Kebupaten Bener Meriah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Bukit yang berjumlah 25 siswa. Rancangan penelitian yang digunakanadalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan danrefleksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara observasi, test dan angket. Data yang diperoleh dianalisismenggunakanpersentase mengenai minat kewirausahaan, dan responsiswa dengan pendekatan Chemo-Entrepreneurship (CEP) pada materi perubahan kimia. Minat kewirausahaan siklus I 20% pada siklus ke II menjadi 47 % dan ternyata respon siswa yang menyatakan positif sekitar 83,2 % dan menyatakan negative hanya 16,8 %</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><br><strong>The low quality of graduates leads to low competitive and comparative abilities of the graduates. Many high school students cannot continue to pursue higher education. This condition resulted in an increasing number of unemployed. In this study, to increase entrepreneurial interest and students' responses to the chemistry learning process, there needs to be an innovation and renewal in a Chemo-Entrepreneurship (CEP) approach. Bener Meriah Regency is a fertile land and has a variety of natural resources that can be processed into food. The study was carried out from July 17-21, 2017 to students of IPA-2 class at SMAN I Bukit in Bener Meriah Regency. Subjects in this study were 25 students of class X SMA N 1 Bukit. The research design used was Classroom Action Research (CAR) consisting of planning, action, observation, and reflection. Data collection techniques used in this study was by observation, test, and questionnaire. The data obtained were analyzed using a percentage of entrepreneurial interest, and responses to the Chemo-Entrepreneurship (CEP) approach to chemical change material. Entrepreneurship interest in the first cycle of 20% in the second cycle became 47%, and it turned out that the response of students who stated positive was around 83.2% and indicated contrary only 16.8%.</strong> </p>Sri IsmulyatiYudi Ikhwani
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302122022510.32734/st.v2i1.347Pengaruh Strategi Pembelajaran POGIL dengan Animasi Komputer Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Materi Pokok Stoikiometri
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/348
<p align="justify">Penelitian ini betujuan untuk mengetahui: 1) Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran POGIL animasi komputer lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.2) Apakah motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran POGIL animasi komputer lebih tiggi dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. 3) Apakah terdapat pengaruh motivasi yang ditimbulkan pada pembelajaran POGIL animasi komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Stoikoimetri. Metode penelitian adalah metode eksperimen. Data penelitian yang dikumpulkan dari sampel adalah berupa belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar berupa pilihan berganda dan data motivasi belajar siswa yang diperoleh dari angket. Hipotesis diuji dengan uji beda nyata semu factorial 2 x 2 pada taraf signifikansi 0,05 serta menggunakan uji regresi dan korelasi . Hasil penelitian menunjukkan: 1) Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran POGIL animasi komputer lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dengan Zhitung> Ztabel yaitu, 6,51 > 1,71, 2) Motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran POGIL animasi komputer lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dengan Zhitung> Ztabel yaitu, 6,10 > 1,71, 3) Terdapat Pengaruh motivasi yang ditimbulkan pembelajaran POGIL animasi komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Stoikiometri dengan Fhitung> Ftabel yaitu, 11,2 > 4,10 dan memberi kontribusi sebesar 72% terhadap hasil belajar.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aims to determine whether the learning outcomes of students taught using the POGIL computer animation learning method are higher than those taught by using conventional learning methods. In addition, the study also aims to determine whether the learning motivation of students taught using the POGIL computer animation learning method is higher than the students taught using conventional learning. Another goal is to find out whether there is an influence of motivation generated by the POGIL computer animation learning method on student learning outcomes in the main subjects of Stoichiometry. The research method used in this study is the experimental method. The research data was obtained from student learning outcomes tests in multiple-choice forms, while students' learning motivation data were obtained from questionnaires. The hypothesis was tested by factorial 2 x 2 pseudo significant difference test at the 0.05 significance level and using regression and correlation tests. The results showed that the learning outcomes of students taught using the POGIL computer animation learning method were higher than the learning outcomes of students who were taught using conventional learning, with the value of Zcount > Ztable, namely 6.51 > 1.71. The learning motivation of students taught using the POGIL learning method was higher than the learning motivation of students who were taught using conventional learning, with Zcount > Ztable, namely 6.10 > 1.71. There is an effect of motivation generated by the POGIL learning method on student learning outcomes in the Stoichiometry subject matter with Fcount > Ftable; namely, 11.2> 4.10 and contributes 72% to the learning outcomes.</strong></p>Sri Wahyuna SaragihMayang SariEddyanto EddyantoRamlan Silaban
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302122623310.32734/st.v2i1.348Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang (TTS) Untuk Meningkatkan Prestasi dan Kreativitas Siswa Pada Materi Klasifikasi Materi
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/349
<p align="justify">Penelitian ini berupa penelitian tindakan yang bertujuan menerapkan penggunaan TTS sebagai media pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa pada materi klasifikasi materi di kelas VII.Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yang masing-masing tahapan terdiri dari satu kali pertemuan.Setiap tahapan terdiri dari siklus perencanaan (planning), tindakan (action),pengamatan (observation) dan refleksi(reflecting). Lokasi penelitian di laksanakan di SMP Negeri 3 Kecamatan Sunggal,Kabupaten Deli Serdang,sampel penelitian sebanyak 34 orang Siswa yang terdiri dari 17 0rang perempuan dan 17 orang laki-laki pada semester ganjil Tahun Ajaran 2016-2017.Teknik pengumpulan data dalam penelitian terdiri atas data kualitatif yang di dapat melalui pengamatan dan catatan di lapangan,serta data kuantitatif yang di dapat dari hasil belajar.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan media TTS telah meningkatkan prestasi dan kreativitas Siswa pada materi klasifikasi materi di kelas VII.Berdasarkan hasil pengamatan pada tahap pertama di dapat ketuntasan belajar sebesar 60% dan pada tahap kedua didapat peningkatan hasil belajar sebesar 75%,sedangkan kreativitas pada tahap pertama 60% dan pada tahap kedua meningkat 85%.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This research is action research that has the aim of applying the use of cross puzzle (Teka Teki Silang) as a science learning media to improve student achievement and creativity in material classification lessons in class VII. This research was conducted in two stages, each of which consisted of one meeting. Each stage consisted of the cycle of planning, action, observation, and reflection. The location of the study was carried out in SMPN 3 Sunggal, Deli Serdang District. A sample of 34 students consisting of 17 students female students and 17 male students in the odd semester of the 2016-2017 Academic Year. The data used in this study consisted of qualitative data and quantitative data. Qualitative data is obtained through observation and recording. While quantitative data is derived from the results of learning. Based on the results of observations in the first stage, the percentage of learning completeness obtained was 60%. In the second stage, there was an increase in learning outcomes by 75%. For the creativity of students in the first stage reached 60%, and in the second stage increased by 85%.</strong></p>Sri WartikaHerbet C.B. Manalu
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302123424010.32734/st.v2i1.349Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif dan Penggunaan Media Animasi Komputer
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/350
<p align="justify">Pembelajaran kooperatif merupakan sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman sebaya.” Menurut Slavin [1], pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Penelitian Situmorang [2] menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran menggunakan media komputer dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswasebesar 82% dan meningkatkan daya ingat terhadap penguasaan materi pelajaran dibandingkan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dengan media animasi komputer pada pelajaran kimia. Metode penelitian adalah metode eksperimen. Instrumen penelitian telah diuji validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan teknik Analisis varians satu jalur (One Way Anova). Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kimia siswa menggunakan pembelajaran kooperatif yang diintegrasikan dengan media animasi komputer lebih baik secara signifikan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Cooperative learning is a set of teaching strategies used by teachers, so students help each other in learning something. Therefore cooperative learning is also called "peer learning." Cooperative learning is a learning method with students working in groups that have various abilities. Previous research showed that learning innovation using computer media could increase student learning achievement by 82% and improve the memory of mastery of subject matter compared to learning by using the lecture method. This study aims to obtain optimal results in the use of cooperative learning strategies with computer animation media in chemistry lessons. The research method is the experimental method. The research instruments have been tested for validity, power difference, level of difficulty and reliability. The analysis technique used is the one-way analysis of variance analysis (One Way ANOVA). The results of the study showed that the chemistry learning outcomes of students using cooperative learning integrated with computer animation media were significantly better.</strong></p>Wardatul Husna IrhamMahmud Mahmud
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302124124510.32734/st.v2i1.350Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair ShareMenggunakan Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Perubahan Materi Di SMPN 2 Percut Sei Tuan
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/351
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share)d dengan menggunakan media power point lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ceramah pada pokok bahasan perubaha materi.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Control group pre-test-post-test. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Semester I SMP N 2 Percut Sei Tuan T.P 2012/2013. Sampel penelitian ini diambil dengan secara purposive, terdiri dari satu kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media power point dan satu kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ceramah. Jumlah keseluruhan sampel adalah 60 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk pilihan berganda.Analisis statistik uji-t diperoleh thitung = 1,72 kemudian harga thitung dibandingkan dengan ttabel dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = 58 ttabel = 1.6723 ternyata thitung> ttabel (1,72 >1.6723).</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study was to find out whether the cooperative learning model with the type of TPS (Think-Pair-Share) that uses powerpoint media is better in improving students' chemistry learning outcomes compared to conventional learning lectures on the subject matter changes. This type of research is experimental research with research design Control group pre-test-post-test. The population of this study was all students of class VII Semester I of SMP N 2 Percut Sei Tuan Academic Year 2012/2013. The research sample was taken purposively, consisting of one experimental class by applying the TPS cooperative learning model with powerpoint media and one control class by using conventional lecture learning models. The total sample is 60 people. The instrument used in this study is a written test in the form of multiple choices. The analysis of t-test statistics obtained t = 1.72 then the price of t_count compared to t_table with a real level α = 0.05, dk = 58, and t_table = 1.6723. The result is t_count> t_table ( 1.72> 1.6723).</strong></p>Yuni ChairaniAgustina Lumban TobingRisma Siahaan
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302124625210.32734/st.v2i1.351Analisis Buku Penuntun Praktikum Kimia Kelas XII Semester I Berdasarkan Kurikulum 2013
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/352
<p align="justify">Sistem Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di sekolah maupun belajar secara mandiri. Sehingga perlu adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran kimia. Kimia merupakan ilmu alam yang bersifat sebagai produk dan konsep sehingga dalam pembelajarannya dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dibutuhkan suatu perangkat sebagai panduan dalam kerja ilmiah yang disebut buku penuntun praktikum. Desain penelitian yang digunakan adalah Research and Development model ADDIE (analysis, design, development, implementation, dan evaluation).Penelitian ini hanya dilakukan pada tahap awal yaitu analisis buku penuntun praktikum. Hasil yang diperoleh adalah gambaran awal buku penuntun praktikum yang sudah ada untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut menjadi produk buku penuntun praktikum kimia inovatif sesuai kurikulum 2013.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The 2013 Curriculum System requires students to play an active role in the learning process at school and self-study independently. Therefore, learning media that can help students understand chemistry learning well are very necessary. Chemistry is a natural science that has characteristics as a product and concept so that in each learning process it can be done through practical activities. In carrying out practical activities, a tool is needed as a guide in scientific work called a practical guidebook. In this research, the study design used was the ADDIE Research and Development model (analysis, design, development, implementation, and evaluation). This study was only carried out at the initial stage, namely the analysis of the practical guidebook. The results obtained are the initial description of the existing practical guidebook for further development to become the product of an innovative chemistry practicum guide according to the 2013 curriculum.</strong></p>Zainal ArifinFebri YantiRamlan SilabanSimson Tarigan
Copyright (c) 2019
2019-01-302019-01-302125325810.32734/st.v2i1.352Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Berorientasi PBL (Problem Based Learning)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/354
<p align="justify">Pengembangan Modul Reaksi Redoks berorientasi PBL (Problem Based Learning) telah dilakukan . Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R and D) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu analisis kebutuhan materi, perancangan dan pengembangan modul, standarisasi modul berdasarkan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) oleh Dosen dan Guru Kimia serta uji coba kepada 12 orang siswa kelas X-MIPA3 SMA Negeri 14Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP, dengan kelayakan isi (3,58), kelayakan bahasa sebesar (3,56); kelayakan penyajian (3,65); dan kelayakan kegrafikan 3,72 serta siswa memberi tanggapan sangat baik terhadap bahan ajar modul yang disusun dengan perolehan skor rata-rata angket sebesar 3,45.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>Development of PBL-oriented Redox Reaction Modules (Problem Based Learning) has been implemented. This research belongs to the type of Research and Development (R and D) study that has been modified as needed. This study includes four stages, namely material requirements analysis, module design and development, module standardization based on BSNP (National Education Standards Agency) by Chemistry Lecturers and Teachers, and trials conducted on 12 students of class X-MIPA3 Medan 14 High School. The results of the study indicate that the module developed fulfills the BSNP criteria, with content eligibility (3.58), language feasibility of (3.56); presentation feasibility (3.65); and graphical feasibility of 3.72, and students gave very good responses to module teaching materials compiled with the acquisition of an average score of 3.45 questionnaires</strong></p>Anna JuniarJonter SiregarAlbinus SilalahiRetno Dwi SuyantiPravil Mistryanto
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132125926310.32734/st.v2i1.354Inovasi Problem Based Learning dengan Strategi Pembelajaran Genius Learning Menggunakan Media Peta Konsep
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/355
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia, yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran PBL (problem based learning) pada pokok bahasan reaksi redoks. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Dharma Pancasila Medan. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif untuk mengambil kelas eksperimen I dan eksperimen II. kelas pertama sebagai Kelas eksperimen 1 yang diajarkan dengan menggunakan Genius Learning Strategi dengan model pembelajaran PBL, sementara kelas kedua sebagai kelas eksperimen 2 belajar menggunakan model pembelajaran PBL . Untuk mengukur kemampuan siswa digunakan metode tes hasil belajar yang disusun dalam bentuk tes objektif dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dianalisis dan memenuhi syarat validitas isi. Sedangkan untuk mengukur kemampuan. Begitu ditarik kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran jenius belajar dengan model pembelajaran PBL.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aims to determine the differences in learning outcomes of chemistry, which was delivered using the Genius Learning strategy with PBL (Problem Based Learning) model on the subject of redox reactions. The population in this study were all students of class X SMA Dharma Pancasila Medan. Sampling was done purposively to take an experimental class I and experimental class II. First class as experimental class I learned using Genius Learning Strategy with PBL learning model, while the second class as experimental class 2 learned using only PBL learning model. To measure students' abilities, the learning outcomes test method is arranged in the form of objective tests with several questions as many as 20 questions that have been analyzed and meet the requirements for content validity. The conclusion obtained is that there is a significant difference between the learning outcomes of students taught by using Genius Learning strategies compared to students taught using PBL learning models.</strong></p>Arfiena Fitria BerutuAni SutianiAngeline Viska AyurosaliaFebiana Wulandari
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132126426710.32734/st.v2i1.355Efektivitas Pendekatan Saintifik Dengan Menggunakan Media Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/356
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan hasil belajar siswa melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan media <em>Macromedia Flash</em> dan tanpa pendekatan saintifik dengan menggunakan media <em>Macromedia Flash</em> pada topik Hidrolisis Garam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun ajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil secara purposif sampling. Yang terdiri dari dua kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen 1 melalui pendekatan saintifik menggunakan <em>Macromedia Flash</em> dan satu kelas sebagai kelas eksperimen 2 tanpa pendekatan saintifik dengan menggunakan<em> Macromedia Flash</em>. Masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa. Hasil belajar siswa melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan media <em>Macromedia Flash</em> lebih tinggi daripada hasil belajar siswa tanpa pendekatan saintifik menggunakan <em>Macromedia Flash.</em></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study was to compare the effectiveness of student learning through the scientific approach using Macromedia Flash with students learning without using a scientific approach using Macromedia Flash on the topic of Salt Hydrolysis. The population in this study were all students of class XI Medan 11 High School 2015/2016 academic year. The sample used in this study was taken by purposive sampling. Which consists of two classes, namely one class as the experimental class 1 through the scientific approach using Macromedia Flash and one class as the experimental class 2 without a scientific approach using Macromedia Flash. Each class consists of 40 Conclusions obtained are that student learning outcomes through a scientific approach using Macromedia Flash is higher than student learning outcomes without a scientific approach using Macromedia Flash.</strong></p>Dina Ananda HasibuanRamlan SilabanRona Rezky M
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132126827110.32734/st.v2i1.356Pengembangan Modul Berbasis Kontekstual Pada Materi Koloid Di Sekolah Menengah Atas
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/357
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh modul berbasis kontekstual yang sesuai dengan kriteria penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan modul yang dikembangkan. Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Budi Medan. Sampel dipilih secara <em>purposive sampling</em> untuk mengambil satu kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan <em>Research and Development</em> (R and D) dengan <em>One Group Pretest-Postest Design</em>. Modul yang dikembangkan dinilai menggunakan kuesioner validasi dari BSNP, sedangkan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang menggunakan instrument tes objektif sebanyak 20 pertanyaan yang telah diuji validitasnya, realibilitas, tingkat kesulitan, daya beda dan distruktor. Berdasarkan penilaian validator ahli ditunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP dengan kriteria yang valid dan tidak perlu direvisi. Hasil belajar kimia siswa menggunakan modul yang dikembangkan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) berarti modul yang dikembangkan layak digunakan di SMA/MA.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The research we conducted aims to obtain contextual based modules that are in accordance to the assessment criteria of the National Education Standards Agency (BSNP), and then the learning outcomes of students taught using the modules developed will be measured. This research was conducted at Panca Budi High School Medan. The sample was selected by purposive sampling to take one class used as the experimental class. This type of research belongs to the type of Research and Development (R and D) with One Group Pretest-Postest Design. The modules developed were assessed using a validated questionnaire from the BSNP, while the data for student learning outcomes were obtained from tests using objective test instruments as many as 20 questions that had been tested for validity, reliability, difficulty level, different power, and destructors. Based on the expert validator's assessment it was shown that the module developed fulfilled the BSNP criteria with valid criteria and did not need to be revised. Chemistry learning outcomes of students using the developed module get a higher value than the minimum completeness criteria (KKM), meaning that the module developed is suitable for use in the high school level.</strong></p>Febiana WulandariAnna JuniarAngeline Viska AyurosaliaArfiena Fitria Berutu
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132127227810.32734/st.v2i1.357Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Powerpoint Materi Stoikiometri Untuk Menigkatkan Hasil Belajar Siswa
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/358
<p align="justify">Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui hasil belajar kimia pada siswa yng dibelajrkan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan media powerpoint lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan konvensional pada materi Stoikiometri. Dalam penelitian ini populasinya yaitu seluruh siswa kelas X MIA SMA NEGERI 1 STABAT semester genap, tahun ajaran 2014/2015 sebanyak ±250 orang siswa, yang terdiri dari 6 kelas. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas diambil secara <em>purposive. </em>Penelitian ini merupakan jenis eksperimental. Dari analisis data perhitungan diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, mengalami peningkatan hasil belajar kimia pada siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan media powerpoint dengan hasil yang lebih tinggi yaitu 83%, sedangkan pada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu, 69%. Maka hasil pebedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah 14%.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>The purpose of this study is to find out the chemistry learning outcomes of students who are learning by applying a problem-based learning model using higher powerpoint media than students who are taught using conventional Stoichiometry lessons. This study employed experimental research that takes data from all students of class X MIA SMAN 1 STABAT in the even semester, 2014/2015 academic year as the population. There were about 250 students that consisted of 6 classes. While the samples in this study were two classes taken purposively. From the data analysis, it is known that there is an increase in student learning outcomes in chemistry subjects taught by applying a problem-based learning model using powerpoint with higher results of 83%, compared to students taught with conventional learning that is only 69%. Then the results of the improvement in student learning outcomes in the experimental class with the control class are 14%.</strong></p>Frensi HasanahMahmud MahmudRisky Hikmi
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132127928310.32734/st.v2i1.358Pengaruh Model Problem Based Learning Dengan Media Audio Visual dan Laboratorium Riil Materi Asam Basa Terhadap Hasil Belajar
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/360
<p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatkan hasil belajar siswa MAN 1 Stabat melalui penerapan model <em>Problem Based Learning (PBL)</em> berbantuan media audio visual dan laboratorium riil pada pokok bahasan Asam Basa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dan pengambilan sampel dilakukan secara <em>random sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan, untuk kelas eksperimen 1 diperoleh nilai rata-rata tes awal sebesar 31,11 dan nilai tes akhir adalah 83,94, sementara untuk kelas eksperimen 2 diperoleh hasil nilai rata-rata tes awal adalah 32,66 dan nilai tes akhir adalah 79,60. Hasil uji normalitas dan homogenitas tes awal dan akhir menunjukkan data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji <em>t</em> pihak kanan diperoleh <em>t</em><sub>hitung</sub> = 2,36 dan <em>t</em><sub>tabel</sub> = 1,9994, sehingga <em>t</em><sub>hitung</sub>><em>t</em><sub>tabel</sub> yang berarti Ha diterima. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa MAN 1 Stabat melalui model <em>Problem Based Learning</em> <em>(PBL)</em> berbantuan media audio visual dibandingkan hasil belajar siswa melalui model <em>Problem Based Learning</em> <em>(PBL)</em> berbantuan laboratorium riiil <em> </em>pada pokok bahasan Asam Basa.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>This study aims to determine the differences in improving student learning outcomes of MAN 1 Stabat who use the application of the Problem Based Learning (PBL) model assisted by real audio-visual and laboratory media on the subject of Base Acid. The method used in this study is an experimental method. Sampling is done by random sampling. The results showed that for the experimental class 1, the average pretest score was 31.11 and the post-test value was 83.94, while for the experimental class 2 the results of the pretest average were 32.66, and the post-test score was 79.60. The results of the normality and homogeneity test from the pretest and posttest showed that the data of the two classes were normally distributed and homogeneous. The results of the t-test are tcount = 2.36 and ttable = 1.9994 so that tcount> ttabel which means Ha is accepted. Based on these data, it can be concluded that there is an increase in student learning outcomes of MAN 1 Stabat through the Problem Based Learning (PBL) model assisted by audiovisual media compared to the Problem Based Learning (PBL) model assisted by clinical laboratories on the topic of Acid-Base.</strong></p>Risky HikmiFrensi HasanahAni Sutiani
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132128929210.32734/st.v2i1.360Pemanfaatan Karbon Aktif Ampas Tebu dalam Mereduksi Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) untuk Pemurnian Minyak Jelantah sebagai Biodiesel
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/view/361
<p align="justify">Pembuatan biodiesel telah berhasil dilakukan dengan pemurnian karbon aktif ampas tebu untuk mereduksi asam lemak bebas (<em>free fatty acid</em>) pada minyak jelantah. Karbon dari ampas tebu diaktivasi dengan H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> pada suhu 400 <sup>o</sup>C dengan massa 10 g lalu digunakan sebagai adsorben dalam pemurnian minyak jelantah. Pengujian kualitas minyak sesuai SNI 01-2901-2006 dan berhasil menurunkan kadar ALB sebesar dari 4,16% menjadi 0,336% dan bilangan peroksida 6,99 mek/kg. Penambahan metanol pada minyak dengan perbandingan 1:6 serta katalis 1% menghasilkan biodiesel sesuai SNI 04-7182-2006 dengan bilangan asam sebesar 0,6731%, bilangan iod 57,3625% dan densitas biodiesel yaitu 0,8599 g/mL. Identifikasi senyawa pembentuk biodiesel dengan GC (Gas Chromatography) menghasilkan komposisi FAME oleat, linoleat dan palmitat yaitu 43,4181%, 10,5952%, 38,6358.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><strong>In this study, biodiesel has been successfully made by purifying the activated carbon of the sugar cane pulp to reduce free fatty acids in used cooking oil. The carbon from the pulp of sugar cane is activated with H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> at a temperature of 400<sup>o</sup>C with a mass of 10 g and then used as an adsorbent in refining used cooking oil. Oil quality testing produced according to SNI 01-2901-2006 and succeeded in reducing ALB levels from 4.16% to 0.336% and 6.99 mek / kg peroxide. The addition of methanol to oil with a ratio of 1: 6 and 1% catalyst produced biodiesel according to SNI 04-7182-2006 with acid numbers of 0.6731%, iodine number 57.3625% and biodiesel density which was 0.8599 g / mL. Identification of biodiesel-forming compounds with GC (Gas Chromatography) resulted in compositions of FAME oleate, linoleic and palmitic respectively 43.4181%, 10.5952%, 38.6358.</strong></p>Reka M SariAgus Kembaren
Copyright (c) 2019
2019-02-132019-02-132129329610.32734/st.v2i1.361