Analisa Potensi Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L. Spreng)
Potential Analysis of Curry Leaf Extract ((Murraya koenigii L. Spreng)
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Science and Technology (ST) | |
Section | Articles | |
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/st.v2i1.300 | |
Keywords: | M. koenigii Antibakterial E. coli S. aureus Rutaceae Antioksidan | |
Published | 2019-01-26 |
Abstract
Daun M. koenigii sangat umum digunakan sebagai rempah dalam berbagai masakan di Aceh, namun pemahaman masyarakat terhadap pentingnya daun M. koenigii perlu ditingkatkan agar pemanfaatannya dapat ditingkatkan. Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakterial daun M. koenigii terhadap bakteri E. coli dan S. aureus serta uji aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-pycrilhydrazil). Uji antibakterial dilakukan dengan metode difusi cakram, dan hasilnya ekstrak etil asetat menghasilkan zona hambat yang lebih besar dibandingkan ekstrak metanol dan n-heksana. Zona hambat yang dihasilkan pada konsentrasi 1, 5 dan 10 % secara berturut-turut adalah 8,7; 7,7 dan 6,7 mm terhadap E. coli, dan 12,8 ;10,7 dan 8,0 mm terhadap S. aureus. Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dibandingkan dengan ekstrak metanol dan nheksana secara berturut-turut berdasarkan nilai IC50 yaitu 23; 50,54; dan 64,70 ppm. Berdasarkan kromatografi kolom diperoleh 8 (A-H) subfraksi dan subfraksi G menunjukan aktifitas antioksidan yang paling kuat sebesar 14,41 ppm
Murraya koenigii (M. koenigi) leaves are very commonly used as spices in various cuisines in Aceh, but people's understanding of the importance of M. koenigi leaves needs to be improved, so it can be utilized better. In this study, the antibacterial activity of M. koenigii leaves was carried out against E. coli and S. aureus and antioxidant activity against DPPH free radicals (1,1- Diphenyl-2-pycrilhydrazil). Antibacterial tests were carried out using the disc diffusion method, and as a result, the ethyl acetate extract produced a larger inhibition zone than the methanol and n-hexane extracts. The inhibition zones produced at concentrations of 1, 5 and 10% were 8.7; 7.7 and 6.7 mm against E. coli, and 12.8; 10.7 and 8.0 mm against S. aureus. Ethyl acetate extract had the strongest antioxidant activity compared to methanol and nexexane extracts based on IC50 values, 23; 50; 54; and 64.70 ppm. Based on column chromatography obtained, 8 (A-H) subfraction and subfraction G showed the strongest antioxidant activity of 14.41 ppm.