Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Tradisi Andung dalam Masyarakat Batak Toba

Authors
  • Butet Marthalina Siregar Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Hamzon Situmorang Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Robert Sibarani Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 3 No 3 (2020): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v3i2.878
Keywords: Andung Mangandung Masyarakat Batak Toba Ratapan
Published 2020-10-15

Abstract

Kematian adalah salah satu tahap yang tidak dapat dihindari dalam proses kehidupan manusia. Kematian menjadi salah satu bentuk penyadaran diri bahwa semua yang hidup didunia ini pasti mempunyai akhir hayat. Tahap ini tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Fase kematian tidak terlepas dari upacara kematian. Setiap suku di Indonesia pasti mempunyai ciri khas tersendiri dalam melakasanakan upacara kematian, begitu juga dengan suku batak toba. Menurut suku batak toba orang yang hidup dan yang mati masih memiliki keterikatan hubungan. Pada upacara kematian di suku  Batak Toba, ada satu peristiwa yang dikenal dengan istilah mangandung (meratapi). Mangandung berasal dari kata andung yang berarti ratap.. Andung  merupakan suatu bentuk seni suara yang tidak mempunyai lirik dan dilantunkan dengan kata-kata yang mengalir begitu saja dengan ritme tertentu dan biasanya dapat lantunkan berulang-ulang. Andung biasanya berbentuk ungkapan kesedihan, cerita tentang kebaikan-kebaikan orang yang sudah meninggal itu semasa hidupnya dan ratapan yang berisikan tentang rasa sayang keluarga atau pihak yang ditinggalkan oleh si jenazah. Andung sebagai sebuah tradisi lisan di suku Batak Toba sudah jarang ditemukan pada saat ini. Banyak yang menganggap Andung sebagai suatu tindakan berhala yang tidak mengenal agama dan menyangkal keberadaan Tuhan Yang Maha Kuasa.  Makalah ini bertujuan untuk mencari tahu makna Andung dan keberadaan Andung di sukut Batak Toba pada saat ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun data yang digunakan adalah bersumber dari teks, buku dan rekaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Andung pada tradisi suku  Batak Toba sudah mulai punah dan jarang dipakai lagi dipengaruhi oleh agama dan budaya modern pada saat ini sehingga Andung sering ditiadakan dalam upacara kematian adat batak. Andung merupakan tradisi lisan suku Batak Toba yang bermakna dan seharusnya dapat diwariskan kepada generasi muda suku Batak Toba.