Peliputan Bencana Alam oleh Pewarta Foto di Sulawesi Tengah pada September 2018
Coverage of Natural Disaster by Photo Journalist in Central Sulawesi in September 2018
Authors | ||
Issue | Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2020 Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/lwsa.v3i1.815 | |
Keywords: | Peliputan bencana alam pewarta foto kantor berita Sulawesi Tengah | |
Published | 2020-02-29 |
Abstract
Ketika bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi terjadi di Sulawesi Tengah pada September 2018, kebutuhan kantor media (wire service) terhadap berita foto akan meningkat, menggerakkan pewarta foto melakukan peliputan melalui penugasan atau pengajuan. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses persiapan, peliputan, pengolahan, pemberitaan dan hambatan pewarta foto saat menjalankan tugasya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 4 ayat 1. Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif (qualitative research). Hasil penelitian menunjukkan, pewarta foto yang melakukan peliputan wajib memiliki persiapan, baik informasi, peralatan peliputan dan perlengkapan pribadi. Untuk memudahkan melakukan peliputan harus memanfaatkan jaringan relasi sekecil apapun dan pemandu lokal (pixer). Tema peliputan juga beragam, tidak selalu tentang kesedihan dan kehancuran. Pengolahan foto menggunakan beberapa software editing yang sesuai dengan kode etik foto jurnalistik dan mengisi teks kedalam file foto. Proses foto publish di kantor berita bagi staf dan stringer juga berbeda. Berita foto yang dikirim staf/pewarta foto tidak lagi melalui proses seleksi namun hanya melalui proses koreksi foto dan teks. Foto yang dikirim stringer melalui proses seleksi oleh editor.