Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Komunikasi Pariwisata Pihak Pemerintah, Pengelola, Dan Masyarakat Dalam Mengembangkan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kota Padangsidimpuan

Communication of Tourism Government, Manager, And Community Partners in Developing Local Tourism Based Tourism in Padangsidimpuan City

Authors
  • Listiyana Syafitri Daulay Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia
  • Rahmanita Ginting Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia
  • Arifin Saleh Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia
Issue       Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v3i1.809
Keywords: Komunikasi Pariwisata Kearifan Lokal Local Branding
Published 2020-02-29

Abstract

Pariwisata di Padangsidimpuan bagi sebagian orang mungkin kini masih kurang dikenal karena kurangnya local branding. Cara komunikasi yang dilakukan pengelola wisata dalam mengenalkan wisata masih konvensional memanfaatkan promosi melalui papan reklame di depan wisatanya dan melalui informasi mulut ke mulut. Namun ada juga yang menggunakan media massa dan media sosial untuk mempromosikan destinasi wisata di Padangsidimpuan. Teori yang digunakan adalah komunikasi, model komunikasi pariwisata, kearifan lokal. Metode penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Hasil dari penelitian ini Komunikasi Pariwisata, Dinas Pariwisata dan dinas terkait lainnya, membutuhkan koordinasi dan birokrasi yang lebih panjang dalam proses komunikasinya. Sedangkan pada tataran pengelola dan khalayak sudah mengembangkan pariwisata berbasis kearifan lokal, terbangun kerjasama, dan kolaborasi. Pernyataan sikap dan komitmen dari semua unsur yang terkait di bidang kepariwisataan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai sosial budaya dan kelestarian lingkungan sebagai pondasi destinasi wisata. Kearifan lokal yang dikelola pengelola, khalayak, Dinas Pariwisata dan dinas terkait lainnya untuk menjadikan destinasi wisata dan memiliki local branding.