Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Pelestarian Randai Sebagai Media Pendidikan Adat Istiadat Minangkabau di Sanggar Sumarak Anjuang di Kota Medan

Preservation of Randai as a Media for Minangkabau Customary Education in Sumarak Anjuang Studio in Medan

Authors
  • Arifninetrirosa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Heristina Dewi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Bebas Sembiring Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 2 No 2 (2019): TALENTA Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i2.715
Keywords: Randai Pendidikan Adat-Istiadat
Published 2019-12-19

Abstract

Randai dalam kehidupan masyarakat Minangkabau merupakan gabungan beberapa jenis kesenian seperti, gerak tari dari pencak silat, musik, teater dan sastra yang ditampilkan dalam satu pertunjukan yang sama. Fungsi pertunjukan randai sebagai seni pertunjukan rakyat, dan dalam perkembangan saat ini randai berfungsi sebagai tarian hiburan. Bagi perantau Minangkabau randai digunakan sebagai salah satu media pendidikan adat istiadat untuk menjaga kelestarian adat istiadat Minangkabau tetap hidup dalam komunitas budaya perantau Minangkabau. Penelitian ini dilakukan di Sanggar Sumarak Anjuang Jalan Paku, Lingkung 3 no.16, Tanah Enam Ratus Marelan Medan. Dipilihnya sanggar Sumarak Anjuang untuk diteliti karena seluruh anggotanya merupakan perantau Minangkabau yang aktif mengembangkan seni budaya dan kesenian Minangkabau termasuk randai. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Simpulan penelitian ini, bahwa kesenian randai digunakan oleh sanggar Sumarak Anjuang sebagai media pendidikan adat istiadat Minangkabau  dengan menginformasikan pola-pola dan nilai-nilai adat istiadat serta sopan santun melalui kesenian randai kepada masyarakat, terutama bagi komunitas perantau Minangkanau dan masyarakat luas yang bersentuhan dengan kesenian ini.

 

Randai in the life of Minangkabau community is a combination of several types of art such as dance movements from pencak silat, music, theater and literature which are displayed in the same show. The function of the randai show is folk performing arts, and in the current development, randai functioned as an entertainment dance. For Minangkabau Randai migrants, it is used as one of the media for traditional education to preserve Minangkabau customs and exist in the cultural community of Minangkabau migrants. This research was conducted at Sumarak Anjuang Studio in Jalan Paku, Hamlet 3, No.16, Tanah Enam Ratus Marelan, Medan. The Sumarak Anjuang studio was chosen because all of the members are  Minangkabau migrants who actively develop Minangkabau arts including randai. The study used a qualitative descriptive method with a library approach, interviews, observation and documentation. The conclusions of this study  that art of randai is used by the Sumarak Anjuang Studio as a media for Minangkabau customary education by informing the patterns and custom values and politeness through randai to the community, especially for the migrant community Minangkabau and the wider community in contact with this art.