Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Modal Sosial dan Mitigasi Bencana pada Masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau

Social Capital and Disaster Mitigation in Communities on the Makassar City of Baubau City

Authors
  • Tanzil Dosen Tetap Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Halu Oleo
  • Jamaluddin Hos Dosen Tetap Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Halu Oleo
  • Muhammad Arsyad Dosen Tetap Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Halu Oleo
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.638
Keywords: modal sosial mitigasi bencana tuturangiana andala
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
A community group generally poses knowledge about disaster mitigation that occurs in their area. It’s the same thing for people on the island of Makassar, Baubau City, Southeast Sulawesi Province. Rediscovering socio-cultural capital related to disaster mitigation becomes urgent issue in the midst of various disasters that often hit various parties, such as tsunamis, earthquakes, landslides, floods, fires and so forth. This research was carried out on the island of Makassar in the city of Baubau, Southeast Sulawesi, with focus on research is aimed at describing the construction of local communities about social values in disaster mitigation. The study used a qualitative approach with data collection techniques are through interviews, observation and documentation. Data analysis was carried out in a descriptive-qualitative manner. The research subjects were determined by purposive sampling, which included community figures on the island of Makassar, and government officials. The results showed that the people on the island of Makassar had social values in disaster management: (1) the existence of collective action driven by the social values of pobhinci-bhinciki kuli, pomae-maeka, pomaa-maasiaka, popia-piara, and poangka-angkataka . (2) the existence of tuturangiana andala ritual of is a ritual that expresses the humble request of the community to the rulers of the sea to bestow sustenance and be kept away from disaster. This research ackonwledged that social capital is a strength for people on the island of Makassar in mobilizing resources to deal with disasters.

 

Suatu kelompok masyarakat pada umumnya memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana yang terjadi di daerahnya. Demikian halnya pada masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara. Menggali kembali modal sosial budaya terkait dengan mitigasi bencana menjadi sesuatu yang urgen di tengah-tengah berbagai bencana yang sering melanda berbagai pihak, seperti terjadinya tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran dan lain sebagainya. Penelitian ini di laksanakan di Pulau Makasar kota Baubau Sulawesi Tenggara dengan fokus penelitian diarahkan untuk menggambarkan konsrtuksi masyarakat lokal tentang nilai-nilai sosial dalam mitigasi bencana. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif-kualitatif. Subyek penelitian ditentukan secara purposive sampling, yang meliputi tokoh masyarakat di Pulau Makasar, dan Aparat Pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Pulau Makasar memiliki nilai-nilai sosial dalam penanggulangan bencana: (1) adanya tindakan kolektif yang didorong nilai-nilai sosial pobhinci-bhinciki kuli, pomae-maeka, pomaa-maasiaka, popia-piara, dan poangkaangkataka. (2) adanya ritual tuturangiana andala yakni ritual ungkapan permohonan masyarakat kepada penguasa laut agar melimpahkan rezeki dan dijauhkan dari bencana. Penelitian ini melihat bahwa modal sosial tersebut menjadi kekuatan bagi
masyarakat di Pulau Makasar dalam memobilisasi sumber daya untuk menghadapi bencana.