Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Jejaring Sosial Dalam Penanganan Bencana Banjir Di Kota Pangkalpinang Tahun 2016

Social Networking in Handling Flood Disasters in Pangkal Pinang City in 2016

Authors
  • Sujadmi Universitas Bangka Belitung, Jl. Terubuk II, Pangkalpinang, Indonesia
  • Luna Febriani Universitas Bangka Belitung, Jl.Kerabut Raya, Pangkalpinang 33119, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.635
Keywords: Banjir Jaringan Sosial Pangkalpinang Penanganan Bencana
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract

This paper discusses on social networks in overcoming disasters that occurred in Pangkalpinang in 2016. This is the second largest flood after thirty years ago, 1986. Flood disasters bring many impacts to community, both psychologically, economically and sociologically. There are many efforts made by the parties concerned to overcome this flood. This condition arises with the existence of social networking systems that exist in the community.This study uses descriptive qualitative methods, and data collection techniques used are observation, interviews and documentation studies.The results of the study showed that social networks that emerged in the community were able to help the recovery process of the community after the flood, both economically, psychologically and sociologically. The network model developed is quite diverse which is supported by social capital in the community.

Tulisan ini membahas tentangjaringan sosial dalam menyikapi musibah bencana banjir bandang yang terjadi di Kota Pangkalpinang pada awal tahun 2016 lalu. Banjir besar yang terjadi kedua kalinya setelah kurun waktu tiga puluh tahun yakni tahun 1986 lalu. Bencana banjir di Kota Pangkalpinang ini tentu membawa dan memberikan dampak dalam berbagai lini kehidupan baik secra psikologis, ekonomi, maupun sosiologis. Beragam upaya dilakukan oleh berbagai pihak dan kalangan untuk menyelesaikan persoalan ini baik pada saat bencana maupun pasca bencana banjir. Tindak tanggap darurat pun muncul dari berbagai sisi dan pihak. Kondisi ini muncul dengan adanya sistem jejaring sosial yang tumbuh subur di kalangan masyarakat. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk melakukan kajian ini dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil kajian menunjukkan bahwasannya jejaring sosial yang muncul dalam masyarakat mampu membantu proses pemulihan masyarakat pasca banjir baik secara ekonomi, psikologis, maupun sosiologis.model jejraing yang dikembangkan pun cukup beragam yang kesemuanya tidaklah luput dari kuatnya modal sosial yang tumbuh subur dalam masyarakat