Pilihan Rasional Komunitas Terhadap Penerimaan Program (Studi Kasus Kampung KB Bangau Putih Kota Padang)
Community Rational Choices Against Program Admission (Case Study in Kampung KB (Family Planning Village) of Bangau Putih Village, Padang City)
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) Talenta Publisher This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.631 | |
Keywords: | Kampung KB Komunitas Pilihan Rasional Agen Perubahan Sosial Pasca Gempa Padang Pariaman Tahun 2009 | |
Published | 2019-11-20 |
Abstract
Abstrack
Kampung KB is one of the new BKKBN programs that aims to improve the quality of life of the community and increase awareness of development which is expected to be able to bring changes to the region that is rarely "seen" by the government. Kampung KB Bangau Putih is one of the kampung KB in the city on the seaside in Parupuk Tabing Village, Koto Tangah District. The location of the kampung KB is an area that was affected by the 2009 Padang City earthquake. The location of the kampung KB experienced an economic downturn after the earthquake, so the Kampung KB program was expected to be able to change the lives of the surrounding communities. This qualitative research will use a case study method. The purpose of this study was to analyze the rational choice of the community, namely residents and agents of change to receive the kampung KB programs and to analyze the changes in community culture after the entry of the kampung KB progmams. Before the existence of the kampung KB program, community life was under poverty. Some of the existing public facilities were also not utilized properly especially after the West Sumatra earthquake that hit Padang City and Pariaman in 2009, the dropout rate for high schools, and this region was also less touched by the development program. The results of this study indicate the process of receiving the KB Kampung program from the community is not easy because of the dynamics in the form of acceptance and also in the form of rejection because it involves the rational choice of each individual in the community. There are groups that work together or even conflict with each other during the admission process. The rational choice of the community towards the reception of the kampung KB program is not limited to material values only, but the acceptance of the program is more due to the different needs of each community member from each of the programs contained in this kampung KB. The acceptance process is inseparable from the role of agents of social change, namely the POKJA team and important figures from the surrounding community.
Kampung KB adalah salah satu program baru BKKBN yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan pembangunan yang diharapkan mampu membawa perubahan pada wilayah yang jarang “terlihat” oleh pemerintah. Kampung KB Bangau Putih adalah salah satu Kampung KB di Kota yang berada di pinggiran pantai di Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah. Lokasi Kampung KB ini merupakan wilayah yang mengalami dampak gempa Kota Padang tahun 2009 silam. Lokasi Kampung KB ini mengalami penurunan perekonomian pasca bencana gempa tersebut sehingga program Kampung KB diharapkan mampu untuk mengubah kehidupan komunitas masyarakat sekitar. Penelitian kualitatif ini akan menggunakan metode studi kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pilihan rasional komunitas yakni warga dan agen perubahan menerima program Kampung KB dan untuk menganalisis perubahan kultur komunitas setelah masuknya program Kampung KB. Sebelum adanya program Kampung KB kehidupan komunitas berada di bawah kemiskinan. Beberapa fasilitas umum yang ada juga tidak dimanfaatkan dengan baik, terlebih pasca gempa Sumatera Barat yang melanda Kota Padang dan Pariaman pada tahun 2009 lalu, tingkat putus sekolah tinggi, dan wilayah ini juga kurang tersentuh program pembangunan. Hasil penelitian ini menunjukkan proses penerimaan program kampung KB dari komunitas, tidaklah mudah karena terjadi dinamika berupa penerimaan dan juga berupa penolakan karena menyangkut pilihan rasional masing-masing individu pada komunitas. Terdapat kelompok yang saling bekerja sama atau bahkan saling konflik pada saat proses penerimaan tersebut. Plihan rasional komunitas terhadap penerimaan program Kampung KB tidak terbatas pada nilai materil saja, tetapi penerimaan program lebih dikarenakan kebutuhan yang berbeda-beda dari masing-masing warga komunitas dari masing-masing program yang terdapat di Kampung KB ini. Proses penerimaan tersebut tidak terlepas dari peran agen perubahan sosial, yakni tim Pokja dan tokoh penting masyarakat sekitar.