Modal Sosial Berbasis Kearifan Lokal Dalam Mitigasi Bencana
Social Capital Based on Local Wisdom in Disaster Mitigation
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2019 Talenta Publisher This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.628 | |
Keywords: | Kepercayaan Norma Pengelolaan Lingkungan | |
Published | 2019-11-20 |
Abstract
Abstract
Some time ago, a natural disaster landslide occurred in the area of indigenous peoples Sukabumi who not only cause loss of material but immaterial. As we know, that Sirnaresmi Village is one of the traditional villages of Banten Kidul has a history a Sunda community. Indigenous peoples have the wisdom of Sirnaresmi Village with respect to forest management to preserve nature and their traditional advice that requires every family has leuit (granary). This study will focus on the understanding of social capital Sirnaresmi Village in disaster management based on local wisdom which has been run by the local community. This research used the qualitative approach with case studies method to look at how the planting concept of social capital based on local wisdom to every community as a form of public education in disaster mitigation. The results of this study indicate that the education of local wisdom in Sirnaresmi Village emphasize their forest management which divides it into several categories, namely, leuweung kolot, leuweung titipan, and leuweung sampalan which became a major element in the concept of local knowledge into social capital of trust and local customs that must be run. In addition, the close fraternal values of indigenous people considered as social capital in the form of a social network are not only the community but the entire Sirnaresmi Village only indigenous people of Banten Kidul.
Beberapa waktu lalu, bencana alam longsor terjadi di kawasan masyarakat adat Sukabumi yang tidak hanya menimbulkan kerugian material tetapi immaterial. Seperti kita ketahui, bahwa Desa Sirnaresmi merupakan salah satu desa adat Banten Kidul yang memiliki nilai sejarah berdirinya tanah Sunda. Masyarakat adat Desa Sirnaresmi memiliki kearifan lokal berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk menjaga kelestarian alam dan adanya petuah adat yang mengharuskan setiap keluarga memiliki leuit (lumbung padi). Penelitian ini akan difokuskan kepada pemahaman modal sosial masyarakat Desa Sirnaresmi dalam melakukan mitigasi bencana didasarkan pada kearifan lokal yang sudah dijalankan oleh masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk melihat bagaimana penanaman konsep modal sosial berbasis kearifan lokal kepada setiap masyarakat sebagai bentuk edukasi masyarakat dalam mitigasi bencana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi kearifan lokal di Desa Sirnaresmi lebih menekankan adanya pengelolaan hutan yang membagi menjadi beberapa kategori yaitu, leuweung kolot, leuweung titipan, dan leuweung sampalan yang menjadi elemen utama dalam konsep kearifan lokal yang menjadi modal sosial berupa kepercayaan dan norma setempat yang wajib dijalankan. Selain itu, eratnya nilai persaudaraan masyarakat adat dianggap sebagai modal sosial berupa jaringan sosial tidak hanya masyarakat Desa Sirnaresmi saja tetapi seluruh masyarakat adat Banten Kidul.