Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Bersahabat dengan Bumi: Modal Simbolik dalam Mitigasi Bencana Alam

Friendly to the Earth: Symbolic Capital in Natural Disaster Mitigation

Authors
  • Sabiq Manshur Mahasiswa S3 Sosiologi Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.625
Keywords: Bencana Fenomenologi Mitigasi Modal Simbolik Perilaku Sosial
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
Mitigation could not be done from one approach. Environmental degradation, disasters, are social results of human behavior. Excessive exploitation of natural resources, enviromentally unfriendly developmentalism, and using of inappropriate technologies are main factors of environmental demage resulted by subjective human choices. The efforts of reducing degradation and mitigating disasters must be begun from cutting off those factors, namely resulted by ideology, theology, and human behaviors that are not pro-concervation acts. The first constraints ideologically are capitalism, developmentalism, and technological barbarism. The second one theologically is a belief that God creates human being as the only one rulers who have the authority for exploitation. The third is a pragmatic human choice that is a short term of self-interest ignores the long term one.

 

Mitigasi bencana alam tidak dapat didekati dengan satu disiplin. Kerusakan lingkungan, bencana alam, tidak dapat dipisahkan dari perilaku sosial manusia. Eksploitasi sumber daya alam berlebih, pembangunan tidak ramah lingkungan, dan penggunaan teknologi tidak tepat guna adalah faktor-faktor yang lahir dari keputusan subjektif manusia. Upaya merawat bumi, termasuk mitigasi bencana, harus dimulai dari pemangkasan akar persoalan yang paling utama, yang secara kategoris bersumber pada ideologi, teologi, dan watak kepribadian manusia sendiri. Kendala merawat bumi dari bencana alam yang bersumber dari ideologi di antaranya paham kapitalisme, developmentalisme pembangunan, dan barbarisme teknologis. Sementara kendala yang bersumber dari teologi berupa keyakinan umat beragama bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan untuk berkuasa di muka bumi dan dihalalkan melakukan tindak eksploitatif. Terakhir, watak atau kepribadian manusia yang menjadi kendala utama bagi segala upaya penyelamatan bumi dari bencana alam adalah watak ekploitatif-pragmatis, yaitu cara berpikir jangka pendek dan mengabaikan kepentingan generasi mendatang.