Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Resiliensi Sosial Dari Perspektif Sosiologi: Konsep Dan Aplikasinya Pada Komunitas Nelayan Kecil

Social Resilience From a Sociological Perspective: Its Concepts and Applications in Small Fishing Communities

Authors
  • Rilus A. Kinseng Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.623
Keywords: resiliensi sosial sosiologi sistem sosial nelayan kecil
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
In recent years, resilience has received the most attention from various parties. The concept which was initially better known in the ecological field, then also developed in the social field, so that the term social resilience is known. Some social scientists have made a definition of social resilience, but it still needs to be criticized from the standpoint of sociology. This paper aims to discuss the concept of social resilience from the perspective of sociology. Furthermore, the second purpose of this paper is to describe the resilience of small fishing communities in a village in Banyuwangi as an example application of the social resilience concept discussed. The method used to achieve the first objective is by reviewing relevant writings to discuss social resilience from a sociological point of view. Meanwhile, the second objective was discussed using data from the results of the field study, which was conducted using a qualitative approach. According to the author, social resilience can be defined as the ability of a social system to maintain its social integrity or integration, when and / or after being interrupted, both from within and from outside. Furthermore, at the empirical level, this study shows that the small fishing community in Lampon, Banyuwangi has a high social resilience, which is shown by remaining intact this community despite and has been experiencing various pressures and threats, including climate change and tsunami disasters.

 

Dalam beberapa tahun belakangan ini, resiliensi mendapat perhatian yang besar dari berbagai pihak. Konsep yang awalnya lebih dikenal di bidang ekologi ini, kemudian juga berkembang juga di bidang sosial, sehingga dikenal istilah resiliensi sosial. Beberapa  ilmuwan sosial telah membuat definisi resilensi social, namun terasa masih perlu dikritisi dari sudut pandang sosiologi. Tulisan ini bertujuan untuk membahas konsep resiliensi sosial tersebut dari perspektif sosiologi. Selanjutnya, tujuan yang kedua dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan resiliensi komunitas nelayan kecil di satu desa di Banyuwangi sebagai contoh aplikasi dari konsep resiliensi sosial yang telah dibahas. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pertama adalah dengan me-review tulisan yang relevan untuk membahas tentang resiliensi sosial ditinjau dari sudut pandang sosiologi. Sementara itu, tujuan kedua dibahas dengan menggunakan data hasil studi lapang, yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Menurut penulis, resiliensi sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu sistem sosial untuk mempertahankan keutuhan atau integrasi sosialnya, pada saat dan/atau setelah mendapat gangguan, baik dari dalam maupun dari luar. Selanjutnya, pada tataran empiris, penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas nelayan kecil di Lampon, Banyuwangi memiliki resiliensi sosial yang tinggi, yang ditunjukkan dengan tetap utuhnya komunitas ini sekalipun telah dan sedang mengalami berbagai tekanan dan ancaman, termasuk perubahan iklim dan bencana tsunami.