Optimalisasi Peran Komunitas Lokal Dalam Pengembangan Radio Darurat Untuk Mitigasi Bencana: Studi di Kabupaten Boyolali:

Optimizing the Role of Local Communities in the Development of Emergency Radio for Disaster Mitigation: Study in Boyolali District

Abstract

Abstract
Boyolali Regency is located on the eastern side of Mount Merapi which is one of the most active volcanoes in the world (Pratomo,2006). If observed from its physical conditions that are very destructive, the affected areas are threatened to be isolated from the national communication network. With these geographical conditions, the presence of emergency radios is extremely effective in substituting the communication network in disaster period starts from the mitigation to rehabilitation and reconstruction prosses. The first initiator was started by Aceh Emergency Radio Network (AERNET) when the tsunami hit Aceh Province on 2006. Currently, those emergency radio communities are incorporated in Indonesian Community Radio Network (JRKI) and has grown as present member of 457. Based on this background, this study aims to observe the role of local communities and to understand that phenomena, we use the theory of social capital by Putnam. To obtain data, we use documentation and in-depth interview then analyzed by the Miles and Huberman's technique, those are data collection, data reduction, data presentation so as to produce explanations in descriptive forms. The results of this study are useful as an effort in developing human resources who lives in disaster-prone areas in using the emergency radio as a temporary communication throughout Indonesia.

Kabupaten Boyolali terletak di sisi timur Gunung Merapi yang merupakan gunung berapi teraktif di Pulau Jawa. Ditinjau dari kondisi fisik yang bersifat sangat destruktif yaitu selalu menimbulkan erupsi sehingga menjadikannya termasuk ke dalam Decade Volcanoes. Akibatnya daerah yang terkena dampak terancam terisolasi dari jaringan komunikasi nasional. Dengan kondisi geografis tersebut, keberadaan radio darurat dinilai sangat efektif dalam mengawal komunikasi masa tanggap bencana dari proses mitigasi sampai rehabilitasi dan rekonstruksi. Kemunculan pertama diawali oleh AERNET (Aceh Emergency Radio Network) ketika terjadi tsunami di Provinsi Aceh. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan peran komunitas lokal dengan menggunakan teori modal sosial oleh Putnam untuk melibatkan komunitas setempat di Kabupaten Boyolali dalam pengembangan radio darurat. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara mendalam lalu dianalisis dengan model Miles dan Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data sehingga menghasilkan penjelasan dalam bentuk desktriptif. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai upaya dalam pengembangan sumber daya manusia masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana dalam pemanfaatan radio darurat sebagai sarana komunikasi sementara di seluruh Indonesia.