Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Kajian Migrasi dan Livelihood Pasca Bencana

Post-Disaster Migration and Livelihood Study

Authors
  • Lesti Heriyanti Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Kota Bengkulu, 38119, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.606
Keywords: Pengungsi Sistem Penghidupan Modal Sosial
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
Natural disasters are inherent in the lives of Indonesian people, but handling post-disaster aspects still lags behind other countries that are also vulnerable to disasters such as Japan. The post-disaster aspects that often escape are the handling of refugees and aspects of livelihood strategies or livelihood strategies in the lives of refugees after experiencing disasters. The government tends to focus only on handling rehabilitation of public facilities and forgetting the sustainability of meeting the economic needs of refugees. Refugees who migrate to areas that do not experience disasters also become a particular problem, especially related to the livelihood strategies they undertake. The handling of migrant refugees is still a matter that has not been fully dealt with seriously by the government. The fate of refugees is often overlooked when in refugee camps and after the end of the disaster. The study of this paper will analyze the efforts of people in refugees to develop their livelihood systems or livelihood systems. This paper is the result of a literature study and analyzed descriptively. Some writings show that the existence of social capital plays an important role for people in refugee camps as a binder of cooperation and key supporters to be able to develop their livelihood systems. Social capital binds them with different backgrounds in reciprocal and mutually beneficial social relations.

 

Bencana alam merupakan hal yang melekat erat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, namun penanganan aspek pasca bencana masih mengalami banyak ketertinggalan dibandingkan negara lain yang juga rentan akan bencana seperti Jepang. Aspek pasca bencana yang seringkali luput adalah penanganan pengungsi dan aspek strategi penghidupan atau strategi nafkah dalam kehidupan pengungsi setelah mengalami bencana. Pemerintah cenderung hanya terfokus pada penanganan rehabilitasi fasilitas umum dan melupakan keberlanjutan pemenuhan kebutuhan perekonomian pengungsi. Pengungsi yang melakukan migrasi ke wilayah yang tidak mengalami bencana juga menjadi suatu persoalan tersendiri terutama terkait persoalan strategi nafkah yang mereka lakukan. Penanganan pengungsi yang bermigrasi masih menjadi hal yang belum sepenuhnya ditangani dengan serius oleh pemerintah. Nasib pengungsi seringkali terabaikan ketika di lokasi pengungsian dan setelah berakhirnya bencana Kajian tulisan ini akan menganalisis mengenai upaya masyarakat yang berada di pengungsian mengembangkan sistem penghidupan atau sistem nafkahnya. Tulisan ini merupakan hasil kajian literature dan dianalisis secara deskripstif. Beberapa tulisan memperlihatkan bahwa keberadaan modal sosial berperan penting bagi masyarakat di pengungsian sebagai pengikat kerjasama dan pendukung utama untuk mampu mengembangkan sistem penghidupannya. Modal sosial mengikat mereka dengan berbagai latar belakang yang berbeda dalam hubungan sosial yang timbal balik dan saling menguntungkan.