Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Strategi Peningkatan Pemahaman dan Ketahanan terhadap Bencana di Kota Bengkulu

Strategy for Improving Understanding and Resilience to Disasters in Bengkulu City

Authors
  • Ledyawati Program Studi Sosiologi, FISIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jalan Salak Raya No 20 Lingkar Timur, Kota Bengkulu, Indonesia
  • Fitri Yuliani Program Studi Sosiologi, FISIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jalan Salak Raya No 20 Lingkar Timur, Kota Bengkulu, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.605
Keywords: strategi peningkatan pemahaman bencana
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
Indonesia is a country prone to disasters due to its geographical location and geological conditions. Apart from the geographical and geological factors, Indonesia is a country that is around the equator and is an archipelago. This causes hydrologically, Indonesia is prone to flooding, landslides, extreme weather, extreme waves, drought, forest fires and abrasion. The negative impact of this global climate change has made Indonesia vulnerable to various disasters due to global climate change. Various disasters that occurred in Indonesia caused macro losses for our country. Bengkulu, is one of the provinces in Indonesia that has a considerable risk of disaster. The city of Bengkulu is located near the Sunda tectonic subduction zone and has humid and dry weather. The city of Bengkulu is particularly vulnerable to earthquakes, tsunamis and floods. Climate change can exacerbate forest fires, floods, extreme weather and droughts. Based on data from BNPB in 2013 the City of Bengkulu had a disaster risk index with a value of 170 (high) and was ranked 168th out of 496 districts / cities that were assessed. The biggest threat to this city is the earthquake and tsunami. This research is a qualitative study with a case study approach in the city of Bengkulu. Analysis of the study using the analysis of Milles and Huberman. The research data is obtained by in-depth interviews, then the data obtained are identified and classified from various written, oral, and visual information to answer research problems. Furthermore, the source triangulation technique and recheck informants were carried out. The results of his research show that all components of society need to have an understanding and resilience to disasters, especially for people who live on the coast of Bengkulu city. The strategy is to provide understanding about disasters. This understanding is given to the community through the education process by providing counseling to the coastal communities of the city of Bengkulu.

 

Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana karena letak geografisnya dan kondisi geologisnya. Selain karena faktor geografis dan geologis tersebut, Indonesia adalah negara yang berada di sekitar garis khatulistiwa dan berbentuk kepulauan. Hal ini menyebabkan secara hidrologi, Indonesia rawan terhadap banjir, tanah lonsor, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan dan abrasi. Dampak negarif dari perubahan iklim global ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap berbagai bencana akibat perubahan iklim global. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia menimbulkan kerugian makro bagi negara kita. Bengkulu, adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki resiko terhadap bencana yang cukup besar. Kota Bengkulu terletak di dekat zona subduksi tektonik Sunda dan memiliki cuaca yang lembab dan kering. Kota Bengkulu rentan khususnya terhadap gempa bumi, tsunami dan banjir. Perubahan iklim dapat memperparah terjadinya kebakaran hutan, banjir, cuaca ekstrim dan kekeringan. Berdasar data dari BNPB tahun 2013 Kota Bengkulu memiliki indeks risiko bencana dengan nilai 170 (tinggi) dan berada di peringkat ke-168 dari 496 kabupaten/kota yang dilakukan penilaian. Ancaman terbesar Kota ini adalah gempa bumi dan tsunami. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus di kota Bengkulu. Analisis penelitian dengan menggunakan analisis Milles dan Huberman. Data penelitian diperoleh dengan cara interview mendalam, kemudian data yang didapat diidentifikasi dan diklasifikasikan dari berbagai informasi tertulis, lisan, dan visual untuk menjawab permasalahan penelitian. Selanjutnya dilakukan teknik triangulasi sumber dan recheck informan. Hasil penelitiannya di dapat bahwa semua komponen masyarakat perlu memiliki pemahaman dan ketahanan terhadap bencana, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai kota Bengkulu. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman mengenai bencana.
Pemahaman ini diberikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat pesisir pantai kota Bengkulu.