Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Peladang Berpindah di Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara
Disaster Mitigation Based on Local Wisdom in Moving Farmers in Asera District, Konawe Utara Regency
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2019 Talenta Publisher This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.602 | |
Keywords: | mitigasi bencana monda’u perladangan berpindah | |
Published | 2019-11-20 |
Abstract
Abstract
The Tolaki tribe, which is a native who inhabits the mainland areas of Southeast Sulawesi Province, some still manage their lives through traditional natural resource management. Until now, strong traditions and traditions for preserving the environment and forests in the Tolaki ethnic group are still maintained. This custom and tradition is always inherited from generation to generation. Shifting cultivation or monda'u (Tolaki language) is the main livelihood of the Tolaki tribe. Shifting cultivation activities have a
strong dependence on natural environmental conditions. The concept of monda'u for the Tolaki community is one form of institutional management of fields and forests that points to the entire process of processing land fields from land clearing to storing crops. This study was directed to find out and study the local wisdom of the Tolaki people in shifting cultivation activities (monda'u) related to disaster mitigation, especially floods, landslides and fires. The research approach used is a qualitative approach with the main data collection techniques are observation and in-depth interviews. The results of the study showed that in the monda'u institution, there was a lot of local wisdom that had been maintained for generations so that it still paid attention to the carrying capacity and sustainability of the forest. This shows that in the activities of monda'u, the Tolaki tribe has long provided education to avoid natural disasters from generation to generation. Norms related to determining the location of fields, the right time for farming, rules and procedures for opening, burning, and clearing land in the monda'u tradition are full of mitigation of natural disasters floods, landslides and fires.
Abstrak
Masyarakat suku Tolaki yang merupakan penduduk asli yang mendiami wilayah-wilayah daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagian masih mengelola kehidupannya melalui pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan secara tradisional. Hingga kini masih terpelihara kuat adat dan tradisi pemeliharaan kelestarian lingkungan dan hutan di kalangan suku bangsa Tolaki. Adat dan tradisi ini senantiasa diwariskan secara turun temurun. Perladangan berpindah atau monda’u (bahasa Tolaki) merupakan mata pencaharian hidup utama masyarakat suku Tolaki. Aktivitas perladangan berpindah memiliki ketergantungan yang kuat terhadap kondisi lingkungan alam. Konsep monda’u bagi masyarakat Tolaki merupakan salah satu wujud kelembagaan pengelolaan ladang dan hutan yang menunjuk pada keseluruhan proses aktivitas pengolahan tanah ladang mulai dari pembukaan lahan hingga penyimpanan hasil panen. Kajian ini diarahkan untuk mengetahui dan mengkaji kearifan-kearifan lokal masyarakat Suku Tolaki dalam aktivitas perladangan berpindah (monda’u) berkaitan dengan mitigasi kebencanaan, terutama bencana alam banjir, tanah longsor dan kebakaran. Penedekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data utama adalah observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pranata monda’u, terdapat banyak kearifan lokal yang secara turun temurun dipertahankan sehingga tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian hutan. Hal ini menunjukkan bahwa pada aktivitas monda’u, masyarakat suku Tolaki sudah sejak lama memberikan pendidikan menghindari bencana alam secara turun-temurun. Norma-norma yang terkait dengan penentuan letak lokasi ladang, waktu yang tepat untuk berladang, kaidah dan tata cara membuka, membakar, dan membersihkan lahan dalam tradisi monda’u sarat dengan mitigasi terhadap bencana alam banjir, longsor dan kebakaran