Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Laki-laki Menjaga Tsunami, Perempuan Menjaga 'Brahma': Pemetaan Potensi Bencana dan Masalah Daerah Rawan Tsunami di Pantai Golo, Desa Wojo, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Men Maintain Tsunami, Women Maintain 'Brahma': Mapping Potential Disasters and Problems in Tsunami Prone Areas in Golo Beach, Wojo Village, Malang Regency, East Java

Authors
  • Genta Mahardhika Rozalinna Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.596
Keywords: Bencana Gender Pemetaan PGIS Tsunami
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
Mapping potential disasters and problems is the basis for knowing disaster risks that will occur. Wojo Village is one of the villages in the southern region of Malang Regency which has the potential of a tsunami disaster. The potential of the tsunami disaster was realized by the community since the cessation of the mining cooperatives in 2015 on Golo Beach. The activity of mapping potential disasters and problems utilize the Participatory Geographic Information System (PGIS) method. This method was carried out by inviting several group representatives to conduct focus group discussions (FGD). The aim is to find potential disaster funding problems according to the perspective of the local community. The result of the process of mapping potential disasters and problems is the emergence of different perspectives between men and women invited as representatives. The male representatives present were able to draw on the map regarding the potential for disasters and the problem in the village was one of which was a tsunami, whereas women's representatives actually looked at potential disasters and problems from the perspective of the family's economic stability. Some male representatives stated that the threat of the tsunami became a male area of control while women's representatives guarded Brahma cattle. When referring to these results, women's groups become gender groups threatened by the risk of a tsunami disaster.

 

Pemetaan potensi bencana dan masalah merupakan upaya dasar dalam membaca risiko bencana sebelum bencana tersebut benar-benar terjadi. Desa Wojo merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Malang sebelah selatan yang memiliki potensi bencana karena masuk ke dalam daerah rawan tsunami. Potensi bencana atas tsunami terbaca oleh masyarakat desa justru setelah berhentinya operasional salah satu koperasi pertambangan di Pantai Golo tahun 2015. Kegiatan pemetaan potensi bencana dan masalah dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Geographic Information System (PGIS). Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penglibatan perwakilan dari beberapa kelompok yang dilakukan dengan model focus group discussion (FGD) dari perwakilan perangkat desa, karang taruna, kelompok tani, kelompok wisata, dan kelompok perempuan. Tujuannya adalah ditemukannya potensi bencana dan masalah berdasarkan sudut pandang masyarakat setempat. Hasil dari proses pemetaan potensi bencana dan masalah adalah munculnya sudut pandang yang berbeda antara laki-laki dan perempuan yang diundang sebagai perwakilan. Perwakilan laki-laki yang hadir mampu mengambarkan dan menuangkan ke dalam peta terkait potensi bencana dan masalah di desa mereka salah satunya adalah rawan tsunami, sedangkan perwakilan perempuan justru memandang potensi bencana dan masalah dari sudut pandang pencapaian kemapanan ekonomi keluarga. Beberapa perwakilan laki-laki menyatakan bahwa masalah dan bencana tsunami merupakan wilayah pengawasan laki-laki sedangkan beberapa perwakilan perempuan menyatakan bahwa menjaga sapi jenis 'Brahma' menjadi upaya terpenting untuk menyelamatkan desa dibandingkan sadar akan potensi tsunami. Bila merujuk pada hasil tersebut maka kelompok perempuan menjadi kelompok gender yang terancam atas risiko bencana tsunami.