Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Peran Badan Permusyawaratan Kampung dalam Pembangunan Kampung Berbasis Lingkungan Hidup (Studi Kasus BPK Kampung Yewena, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura)

The Role of the Village Consultative Body in the Development of a Village Based on the Environment (Case Study of BPK Yewena Village, Depapre District, Jayapura Regency)

Authors
  • Christine Maya Sosiologi FISIP UI, Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia
Issue       Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.591
Keywords: Peran Badan Permusyawaratan Kampung Tokoh Adat Pembangunan Kampung Pelestarian Lingkungan
Published 2019-11-20

Abstract

Abstract
From many disasters that occurred in Indonesia, natural disasters are the most frequent disasters in the 2014-2018 time span. Natural damage is suspected as one of the factors that caused various natural disasters in Indonesia. Starting from climate change to the conversion of land from forests to commercial land. This research was conducted to see the role of the Yewena Village Consultative Body in protecting the environment in its region towards the needs of village development. Role is a conception used to understand the dynamics of the integration of individuals with a social system that refers to a set of rights and obligations that are normative, which is built by the prevailing social system. This research found that BPK members of Yewena Village, combined their role as BPK (exploring community aspirations for village development planning) with their role as adat leaders from the Tepra Tribe (protecting customary land and managing the natural wealth that exists in their territory according to applicable customary law). When the proposed development threatens one of the customary functions of the land, the BPK and the Village Government seek a middle ground so that development and protection of customary lands do not hurt each other. The study used a qualitative approach in the form of case studies using in-depth interviews, observation and literature studies in data collection techniques.

 

Dari banyaknya kejadian bencana yang terjadi di Indonesia, bencana alam merupakan kejadian bencana yang paling banyak terjadi dalam rentang waktu 2014-2018. Kerusakan alam ditengarai sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai kejadian bencana alam di Indonesia. Mulai dari perubahan iklim hingga alih fungsi lahan dari hutan menjadi lahan komersil. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran Badan Permusyawaratan Kampung Yewena dalam menjaga kelestarian lingkungan di wilayahnya terhadap kebutuhan pembangunan kampung. Peran merupakan suatu konsepsi yang digunakan untuk memahami dinamika terpadunya individu dengan suatu sistem sosial yang mengacu pada serangkaian hak dan kewajiban yang bersifat normatif, yang dibangun oleh sistem kemasyarakatan yang berlaku. Penelitian ini menemukan bahwa anggota BPK Kampung Yewena, memadukan perannya sebagai BPK (menggali aspirasi masyarakat untuk perencanaan pembangunan kampung) dengan perannya sebagai tokoh adat dari Suku Tepra (melindungi tanah adat dan mengelola kekayaan alam yang ada dalam wilayahnya menurut hukum adat yang berlaku). Ketika usulan pembangunan mengancam salah satu fungsi tanah secara adat, maka BPK bersama Pemerintah Desa mencari jalan tengahnya agar pembangunan dan perlindungan terhadap tanah adat tidak saling merugikan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif berupa studi kasus dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi literatur dalam teknik pengumpulan data.