Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Edukasi Pengendalian Hama Terpadu Mangga di Desa Sibandang, Muara, Tapanuli Utara

Education on Integrated Pest Management for Mango in Sibandang Village, Muara, North Tapanuli

Authors
  • Martua Sihaloho Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tapanuli Utara, Indonesia
  • Rida Gultom Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tapanuli Utara, Indonesia
  • Elvri Teresia Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tapanuli Utara, Indonesia
  • Novitas Aditya Manalu Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tapanuli Utara, Indonesia
  • Ameilia Zuliyanti Siregar Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Hotnida Sinaga Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Meutia Nauly Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Sri Fajar Ayu Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 8 No 2 (2025): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v8i2.2421
Keywords: Pengendalian Hama Terpadu Lalat Buah Biosaka Integrated Pest Management Fruit Fly
Published 2025-03-07

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi serta menangani masalah lalat buah pada tanaman mangga di Desa Sibandang, Muara, Tapanuli Utara. Tanda awal serangan lalat buah (Bactrocera spp. dan Zeugodacus spp.) adalah bekas tusukan ovipositor betina pada buah yang hampir matang. Infestasi menyebabkan pembusukan, perubahan warna, dan akhirnya buah jatuh sebelum matang, menjadi sumber infeksi untuk generasi selanjutnya. Pelatihan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) mencakup materi dari ahli, diskusi, dan inspeksi tanaman. Salah satu tekniknya adalah penggunaan Biosaka, elisitor alami berbasis minimal lima jenis tanaman lokal, yang efektif mengurangi biaya dan meningkatkan hasil panen. Berdasarkan panduan identifikasi lalat buah versi 3.1 dari Australia, ditemukan 12 spesies Bactrocera dan 2 spesies Zeugodacus. Teknik pengendalian fisik, mekanik, dan kimia yang tepat mampu mengurangi infestasi dan meningkatkan produktivitas mangga.

This study evaluated and addressed the problem of fruit flies on mango plants in Sibandang Village, Muara, North Tapanuli. The first sign of fruit fly (Bactrocera spp. and Zeugodacus spp.) infestation is the puncture marks of female ovipositor on almost ripe fruits. Infestation causes rotting, discoloration, and eventually fruit drop before ripening, becoming a source of infection for the next generation. The Integrated Pest Management (IPM) training includes expert lectures, discussions, and plant inspections. One technique is the use of Biosaka, a natural elicitor based on at least five local plant species, which is effective in reducing costs and increasing yields. Based on the fruit fly identification guide version 3.1 from Australia, 12 Bactrocera species and 2 Zeugodacus species were found. Appropriate physical, mechanical and chemical control techniques can reduce infestation and increase mango productivity.