Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Exploring the Use of the Term “Pemilu” in the Context of the 2024 General Election in Indonesia: A Corpus Linguistics Study

Authors
  • T. Thyrhaya Zein Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Dwi Kurnia Surya Ningrum Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • T. Silvana Sinar Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
  • Christanta Rejuna Phanes S. Brahmana Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 7 No 2 (2024): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v7i2.2095
Keywords: collocations corpus general election SDGs kolokasi korpus pemilihan umum
Published 2024-03-01

Abstract

This research employs a corpus linguistics approach to conduct an comprehensive analysis of language usage in the context of the Indonesia’s 2024 General Election (Pemilu). Corpus linguistics is an approach that utilizes language corpora as data sources to investigate patterns and meanings embedded in the term "pemilu" and its collocations. The study aims to uncover linguistic nuances relevant to significant events like the 2024 General Election and their alignment with the United Nation’s Sustainable Development Goals (SDGs). The research method involves corpus linguistics analysis, which systematically examines language data to identify usage patterns within the context of the 2024 General Election. The study collects Indonesian language corpus data from 100 texts that taken from diverse online news sites, preprocesses the data, and employs the CQPweb software for frequency and collocation analysis. The research findings show that the term “pemilu” appears 887 times in the corpus used, with a frequency of 17,885.949 occurrences per million words. The findings also highlight collocations such as “2024”, “tahapan” (stages), “peserta” (participants), “kampanye” (campaign), “hasil” (results), “DPT” (Final Voter List), “2019”, “sistem” (system), “penyelenggara” (organizer), and “UU” (legislation), shedding light on key aspects and themes related to the 2024 General Election. The interconnections between these collocates offer valuable insights into Indonesia’s electoral discussions and their alignment with the SDGs, particularly SDG 16’s focus on inclusive, accountable, and just societies.  

 

Penelitian ini menggunakan pendekatan linguistik korpus untuk melakukan analisis komprehensif terhadap penggunaan bahasa dalam konteks Pemilihan Umum (Pemilu) Indonesia tahun 2024. Linguistik korpus merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan korpora bahasa sebagai sumber data untuk menyelidiki pola dan makna yang terkandung dalam istilah “pemilu” dan kolokasinya. Studi ini bertujuan untuk mengungkap nuansa linguistik yang relevan dengan peristiwa penting seperti Pemilu 2024 dan keselarasan mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Metode penelitiannya melibatkan analisis linguistik korpus, yang secara sistematis mengkaji data bahasa untuk mengidentifikasi pola penggunaan dalam konteks Pemilu 2024. Penelitian ini mengumpulkan data korpus berbahasa Indonesia dari 100 teks yang diambil dari berbagai situs berita online, memproses data terlebih dahulu, dan menggunakan perangkat lunak CQPweb untuk analisis frekuensi dan kolokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istilah “pemilu” muncul sebanyak 887 kali dalam korpus yang digunakan, dengan frekuensi 17.885.949 kemunculan per juta kata. Temuan ini juga menyoroti kolokasi seperti “2024”, “tahapan”, “peserta”, “kampanye”, “hasil”, “DPT” (Daftar Pemilih Tetap), “2019”, “sistem”, “penyelenggara”, dan “UU” (undang-undang), yang menyoroti aspek dan tema utama terkait Pemilu 2024. Keterhubungan antara kolokasi ini memberikan wawasan berharga mengenai diskusi pemilu di Indonesia dan keselarasan mereka dengan SDGs, khususnya fokus SDG 16 pada masyarakat yang inklusif, akuntabel, dan adil.