Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Contribution of Social Media in Cultural Tourism Promotion: Case Study of The Tjong A Fie Museum in Medan

Authors
  • Vanesia Amelia Sebayang Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Asmyta Surbakti Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Tasnim Lubis Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
Issue       Vol 7 No 2 (2024): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v7i2.2077
Keywords: Cultural heritage social media The Tjong A Fie Museum peranakan-Chinese Warisan budaya media social Museum Tjong A Fie Cina peranakan
Published 2024-03-01

Abstract

The Tjong A Fie Museum in Medan City is a Peranakan-Chinese destination, which holds a lot of cultural heritage from the past Peranakan-Chinese civilization. In addition, the existence of the museum is closely related to the history of the founding of Medan City. Currently, the Tjong A Fie Museum is one of the most popular destinations in Medan City with visitors consisting of various groups, one of which is social media activists related to the promotion of cultural heritage as a characteristic of the younger generation. This article uses a qualitative research method with a popular culture approach. The results of the study found that the tendency of the younger generation towards cultural heritage by utilizing technological sophistication is following sustainable development goals. So it can be concluded that the tendency of the younger generation towards cultural heritage is in line with the Cultural Tourism Paradigm which also mandates collaboration between the younger generation and technology to actively participate in introducing Indonesian cultural heritage to the world community, in this case the Tjong A Fie Museum in Medan. The younger generation is considered capable of carrying out the task of exploring cultural tourism destinations such as the Tjong A Fie Museum which is full of Peranakan-Chinese cultural heritage, through various platforms such as TikTok and Instagram.

 

Museum Tjong A Fie di Kota Medan merupakan destinasi Tionghoa Peranakan yang menyimpan banyak peninggalan budaya peradaban Peranakan-Tionghoa masa lalu. Selain itu, keberadaan museum erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Kota Medan. Saat ini Museum Tjong A Fie menjadi salah satu destinasi terpopuler di Kota Medan dengan pengunjung yang terdiri dari berbagai kalangan, salah satunya adalah penggiat media sosial terkait promosi warisan budaya sebagai ciri khas generasi muda. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan budaya populer. Hasil penelitian menemukan bahwa kecenderungan generasi muda terhadap warisan budaya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan generasi muda terhadap warisan budaya sejalan dengan Paradigma Pariwisata Budaya yang juga mengamanatkan kolaborasi antara generasi muda dengan teknologi untuk ikut aktif memperkenalkan warisan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia, dalam hal ini adalah generasi muda. Museum Tjong A Fie di Medan. Generasi muda dinilai mampu mengemban tugas menjelajahi destinasi wisata budaya seperti Museum Tjong A Fie yang sarat akan warisan budaya Peranakan-Tionghoa, melalui berbagai platform seperti TikTok dan Instagram.