Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Revitalization and Rejuvenation of Multilingualism in Railway Transportation Services through Linguistic Landscape Analysis

Authors
  • Mochamad Nuruz Zaman Politeknik Negeri Jakarta, Depok, 16425, Indonesia
  • Mawarta Onida Sinaga Politeknik Negeri Jakarta, Depok, 16425, Indonesia
Issue       Vol 7 No 2 (2024): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v7i2.2058
Keywords: Linguistic landscape diction rejuvenation information signage multilingual revitalization railway transportation Linguistik lanskap peremajaan diksi rambu informasi revitalisasi multibahasa transportasi kereta api
Published 2024-03-01

Abstract

Linguistic insight nowadays is extremely adaptive, especially in the evolution of language within the industrial service sector. In linguistic research, the utilization of multilingualism should conform to national and international conservation principles within public transportation services such as Electric Rail Trains (KRL) and Mass Rapid Transit (MRT), all operated under State-Owned Enterprises (BUMN). The standardization of the Indonesian language in these railway services requires further improvement, particularly in major cities. This situation arises due to the community's and railway staff's limited awareness of the importance of preserving the Indonesian language, following the Enhanced Spelling (EYD) guidelines based on the Indonesian Dictionary (KBBI). However, the use of both Indonesian and English in railway transportation services is becoming more widespread. This study employs a qualitative descriptive ethnographic research method to support the revitalization and rejuvenation of multilingualism in these services through linguistic landscape analysis. This approach includes structuring services in both Indonesian and English, while rejuvenating accurate and widely-accepted diction. This linguistic landscape analysis uses written and spoken information signs at stations and inside the carriages of KRL and MRT in Jakarta's operational area as data source. The analyzed data results "less accurate" and "less acceptable" translation.

 

Pengetahuan ilmu kebahasaan sangat adaptif terutama dalam perkembangannya dalam sektor layanan industri. Dalam kajian linguistik, penggunaan multibahasa harus mematuhi kaidah konservasi nasionalisasi dan internasionalisasi untuk bidang pelayanan transportasi publik layaknya Kereta Rel Listrik (KRL) dan Mass Rapid Transit (MRT) yang berada di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kebakuan bahasa Indonesia dalam layanan transportasi kereta api tersebut masih perlu pembenahan, terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat dan staf kereta api terhadap urgensi melestarikan bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan basis data dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI. Metode riset ini menggunakan deskriptif kualitatif tipe etnografi guna mendukung revitalisasi dan peremajaan multibahasa dalam layanan sektor ini menggunakan pengkajian linguistik lanskap dengan mempola konstruksi layanan berbahasa Indonesia dan Inggris sekaligus meremajakan diksi yang akurat dan berterima. Pengakajian linguistik lanskap dalam riset ini menggunakan sumber data tertulis berupa rambu informasi tertulis dan lisan di stasiun dan di dalam gerbong KRL dan MRT daerah operasional Jakarta. Data yang dianalisis tersebut menghasilkan terjemahan yang “kurang akurat” dan “kurang berterima”.