Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Mukbang: Praktik dan Komunikasi Budaya

Mukbang: Cultural Practices and Communication

Authors
  • Aswati M. Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Indonesia
  • Faika Burhan Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Indonesia
  • Hasni Hasan Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Indonesia
  • Suharni Suddin Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Indonesia
  • Salebaran Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo, Indonesia
Issue       Vol 6 No 2 (2023): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v6i2.1731
Keywords: Mukbang Praktik Komunikasi Budaya practice communication culture
Published 2023-02-06

Abstract

Korean wave atau biasa disebut gelombang hallyu mampu mendominasi industri hiburan. Pilihan yang diberikan kepada masyarakat selaku konsumen tentunya sangat beragam. Berbagai konsep yang ditawarkan oleh industri Korea Selatan mampu memikat masyarakat luas di berbagai bidang. Teknologi, fesyen, kosmetik, K-Drama, K-Pop, tayangan musik, hingga reality show menjadi komoditas yang laku dan digemari masyarakat. Bahkan sosial mediapun dipenuhi dengan konten dan kampanye berbagai hal yang berasal dari negeri gingseng tersebut. Salah satu kebiasaan orang Korea Selatan yang sedang popular adalah mukbang, yakni kebiasaan merekam diri sendiri ketika sedang makan. Mukbang merupakan fenomena yang awalnya hanyalah kebiasaan sederhana dan cenderung menghilangkan kejenuhan kemudian menjadi komoditas hiburan. Kebiasaan ini kemudian berkembang menjadi trend yang sangat digemari hingga menembus masyarakat Amerika Serikat, Eropa dan tentunya Indonesia. Penelitian ini fokus mengkaji mukbang sebagai praktik dan komunikasi budaya pop Indonesia. Budaya Pop yang lahir tentu tidak lepas dari peran media yang kemudian berkembang sehingga diadopsi oleh masyarakat. Mukbang sebagai budaya luar yang masuk ke Indonesia telah mengalami adaptasi dan komodifikasi. Bahkan mukbang yang berkembang menjadi hiburan edukasi telah menampilkan berbagai jenis kuliner khas Indonesia yang tentu saja membawa dampak positif. Media termasuk sosial media berperan besar mengkampanyekan dan mengeksplor berbagai kuliner daerah di Indonesia.

 

The Korean wave or usually called the Hallyu dominates the entertainment industry. It gives a very diverse choice to the public as a customer. The various concepts offered by the South Korean industry can captivate the community in various fields. Technology, fashion style, cosmetics, K-drama, K-pop, music show, up to reality show becomes a commodity that is salable and favored by the public. Even social media is filled with content and campaigns for various things that originated from this country of ginseng. One of the habits of South Koreans that is currently popular is mukbang, the habit of recording oneself while eating. Mukbang is a phenomenon that is just a simple habit that tends to eliminate boredom and become an entertainment commodity. This habit later developed into a popular trend reaching the people of the United States, Europe, and even Indonesia. This study focused on studying mukbang as a practice and communication of Indonesian pop culture. Pop culture that was born could not be separated from the role of the media. This pop culture then developed so that the public adopted it. Mukbang, an outside culture that entered Indonesia, has undergone adaptation and commodification. Mukbang, which has developed into educational entertainment, has featured various types of Indonesian culinary specialties, which have a positive impact. Social media also plays a massive role in campaigning and exploring various regional culinary delights in Indonesia.