Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Spiritualitas pada Penyintas Bencana Sinabung yang Dikenai Status Relokasi

Spirituality in Survivors of the Sinabung Disaster Subject to Relocation Status

Authors
  • Ari Widiyanta Universitas Sumatera Utara
  • Mentari Br Purba Universitas Sumatera Utara
Issue       Vol 1 No 1 (2018): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v1i1.168
Keywords: Spiritualitas penyintas relokasi bencana Sinabung
Published 2018-10-17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran spiritualitas pada penyintas bencana Sinabung yang mencakup sembilan dimensi spiritualitas, yaitu dimensi transenden (transcendent dimension), makna dan tujuan dalam hidup (meaning and purpose in life), misi dalam hidup (mission in life), kesucian hidup (sacredness of life), nilai-nilai material (material values), altruisme (altruism), idealisme (idealism), kesadaran akan peristiwa tragis (awareness of the tragic), dan manfaat spiritualitas (fruits of spirituality). Subjek penelitian adalah 303 orang dewasa yang berusia di atas 21 tahun. Mereka berasal dari tujuh desa yang dikenai status relokasi karena tempat tinggalnya merupakan kawasan rawan bencana. Instrumen yang digunakan adalah skala psikologi Spirituality Orientation Inventory (SOI) untuk mengukur kesembilan dimensi spiritualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas pada penyintas bencana Sinabung yang dikenai status relokasi berada pada kategori tinggi (87 %) dan sebagian kecil berada pada kategori sedang (13 %). Berdasarkan faktor-faktor spiritualitas, ditinjau dari usia, gambaran spiritualitas tertinggi adalah pada usia dewasa akhir (94 %), kemudian dewasa madya (88 %), dan yang terendah adalah dewasa awal (82 %). Ditinjau dari faktor agama, semua subjek umumnya menunjukkan spiritualitas yang tinggi dan sebagian kecil menunjukkan spiritualitas tingkat sedang.

 

This study aimed to see a picture of spirituality in the survivors of the Sinabung disaster which includes nine dimensions of spirituality, namely the transcendent dimension, meaning and purpose in life (meaning and purpose in life), mission in life (mission in life), sanctity of life (sacredness of life), material values (material values), altruism (altruism), idealism (idealism), awareness of tragic events (awareness of the tragic), and the benefits of spirituality (fruits of spirituality). The subjects of the research consisted of 303 adults over the age of 21 years. They came from seven village subjects to relocation status because their residence was a disaster-prone area. The instrument used was a psychology scale Spirituality Orientation Inventory (SOI) to measure the nine dimensions of spirituality. The results of the study showed that spirituality in the survivors of the Sinabung disaster subject to relocation status was placed in the high category (87%) and a small portion was in the moderate category (13%). Based on spirituality factors, in terms of age, the highest picture of spirituality was in late adulthood (94%), then middle adulthood (88%), and the lowest was early adulthood (82%). Judging from the religious factors, all subjects generally showed high level of spirituality and a small portion showed moderate level of spirituality.