Akulturasi Budaya pada Orkes Irama Padang Pasir di Kota Binjai

Abstract

Tulisan ini akan mengungkapkan wujud dari proses akulturasi budaya yang terdapat pada orkes musik irama padang pasir di Kota Binjai pada masa sekarang. Teori akulturasi dalam ilmu sosial menjadi dasar utama untuk membahas fenomena yang terjadi pada musik dan pertunjukannya. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang pengambilan datanya langsung di lapangan dan dikombinasikan dengan studi kepustakaan, maka data utama didapatkan. Hasil yang didapat adalah akulturasi pada orkes irama padang pasir dan pertunjukannya terlihat pada adanya penggunaan instrumen dan irama pengiring lagunya. Instrumen kibor yang berperan dominan telah menggantikan peran dari alat musik asli orkes irama padang pasir, sehingga berpengaruh pada irama serta konsep pertunjukannya. Kata “orkes” juga menjadi salah satu wujud akulturasi budaya dalam musik ini.

This paper will reveal the manifestation of the culture acculturation process found in the irama padang pasir music orchestra in Binjai City today. Acculturation theory in the social sciences is the main basis for discussing the phenomena that occur in music and its performances. By using qualitative research methods that take data directly in the field and combined with literature studies, the main data is obtained. The results obtained are acculturation of the desert rhythm orchestra and the performance can be seen in the use of instruments and the rhythm of the accompaniment of the song. The keyboard instrument which plays the dominant role has replaced the role of the original desert rhythm orchestra, thus affecting the rhythm and concept of the show. The word "orchestra" is also a form of cultural acculturation in this music.