Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Penelitian Sosiologis dan Analisis Wacana: Alternatif Penciptaan dan Penelitian Tari

Authors
  • Kumalo Tarigan Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 5 No 5 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i5.1647
Published 2022-12-31

Abstract

Sosiologi membahas masyarakat, interaksi sosial, nilai, norma, dan sosialisasi. Ini merupakan sistem kekerabatan yang terdapat dalam kehidupan manusia. Kenyataan ini menjadi inspirasi dalam penciptaan dan mengkajian seni, karena seni merupakan bagain dari persepsi dan ide dari manusia. Walaupun pada dasarnya penciptaan harus didasarkan pada persepsi pencipta. Persepsi adalah tindakan memahami, mengedit, dan menginterpretasikan informasi tentang satu atau banyak hal. Penciptaan seni dapat diwujudkan dengan menggarap motif musik tertentu seperti hubungan antara pihak-pihak yang melakukan kegiatan adat. Seperti antara yang "dihormati" dengan "menghormati" atau "dianggap sebagai pemberi nasihat dan berkah". Motif musik boleh dibuat dengan gerakan nada menengah ke tinggi. Di sisi lain, dalam kaitannya dengan pelaku kegiatan yang memeberi 'terima kasih' sebagai kelompok pendukung, motif musik dapat dibuat dengan nada sedang menuju nada naik atau turun. Ini dapat diulang sesuai kebutuhan. Selain itu, aktivitas yang sangat padat dapat digambarkan dengan  penggunaan pola ritmis yang padat dan pula. Pengembangan motif musik dapat dilakukan dalam bentuk pengulangan, dengan atau tanpa inversi, retrograde, transposisi, dan sekunsi. Selanjutnya dengan memperhatikan perilaku dalam hubungan antara pelaku acara adat dengan semua kerabatnya dapat menjadi prototipe gerak dasar satu tarian. Prototipe dapat berfungsi untuk menggambarkan rasa hormat, nasihat, dan kasih sayang dalam banyak variasi. Analisis wacana, hal ini dapat kita lihat dalam cuplikan lagu seperti ini “manortor ma hula hula i tahe, lao mamasu-masu boru na i”, yang bermakna “menari lah hula-hula (pemberi isteri) untuk memberi barkat kepada boru (penerima isteri).

 

Sociology discusses society, social interactions, values, norms, and socialization. This is a kinship system that exists in human life. This fact becomes an inspiration in the creation and study of art because art is part of the perceptions and ideas of humans. Although basically creation must be based on the perception of the creator. Perception is the act of perceiving, editing, and interpreting information about one or more things. The creation of art can be realized by working on certain musical motifs such as the relationship between parties who carry out traditional activities. Such as between "respected" with "respect" or "considered as a giver of advice and blessings". Musical motifs can be made with medium to high tone movements. On the other hand, in relation to the activity actors who give 'thank you' as a support group, musical motifs can be made with a medium tone to a rising or falling tone. This can be repeated as needed. In addition, a very dense activity can be described by the use of a dense rhythmic pattern as well. The development of musical motifs can be done in the form of repetition, with or without inversion, retrograde, transposition, and sequence. Furthermore, by paying attention to the behavior in the relationship between traditional event actors and all their relatives, it can be a prototype of the basic movements of a dance. Prototypes can serve to represent respect, advice, and affection in many variations. Discourse analysis, we can see this in song snippets like this "manortor ma hula hula i tahe, lao mamasu-masu boru na i", which means "dancing  hula-hula (giver of the wife) to give blessings to boru (receiver of wife)).