Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Meretas Nilai-Nilai Budaya Etnik Melalui Cerita Rakyat

Authors
  • Yusni Khairul Amri Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia
  • Dian Marisha Putri Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Issue       Vol 5 No 2 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i2.1378
Keywords: Cerita Rakyat Nilai Etnik Sipirok Folklore Values Ethnic Sipirok
Published 2022-02-14

Abstract

Cerita rakyat Sipirok jarang terberita, walaupun fungsi awal sebagai hiburan ke peraduan. Tetapi bila diretas dengan kajian nilai, ternyata cerita rakyat Sipirok memiliki nilai-nilai sebagai amanat yang tersembunyi. Cerita rakyat mewakili masyarakat Angkola dengan beragam kepercayaan budaya pada luhak Angkola. Bias etnik sangat kental pada cerita rakyat yang berfungsi mendekatkan pembaca dengan masyarakat adat yang mengakar pada tokoh. Mengenal tokoh-tokoh akan mengenal karakteristik masyarakat adat Angkola, perilaku yang beragam yang memegang teguh tradisi sebagai manifestasi etnik Sipirok yang belum tercerabut dari akar budaya Angkola. Analisis kajian dipakai konsep Dundes (1965:2) Danandjaja (1997), dan untuk meretas nilai-nilai digunakan pendapat Bascom dalam Danandjaja (1995:3-20). Penggunaan metodologi penelitian kualitatif Miles dan Huberman (1992) dengan sintaks:  pengumpulan data, penyajian data, klasifikasi data, koding, dan penarikan kesimpulan. Sumber data primer dari cerita rakyat berjudul ‘Halilian: Turi-turian ni Halak Sipirok Banggo-banggo’ Karya H. Abdurrahman Ritonga (2006) dipilih judul: Cerita Bittot Van De Longas data sekunder dikutip dari berbagai referensi jurnal dan buku. Hasil analisis yang diretas pada teks Halilian ditemukan nilai-nilai etnik Angkola seperti: A. Nilai pendidikan yaitu nilai: 1) kesabaran karena kehilangan orangtua,2)  bekerja keras, 3) bergotong royong, 4) bermusyawarahnilai. B.  Nilai Moral yaitu nilai: 1) rendah hati, 2) tidak boleh sombong. C. Nilai Relegiutas, 1) percaya pada Tuhan, 2) percaya pada yang gaib. Analisis nilai cerita rakyat Sipirok mencerminkan nilai-nilai etnik Angkola yang diretas pada cerita rakyat Sipirok

 

Sipirok folklore is rarely reported, although its initial function was as entertainment for competitions. But when hacked with a value study, it turns out that the Sipirok folklore has values ​​as a hidden mandate. Folklore represents the Angkola people with various cultural beliefs in the Angkola luhak. Ethnic bias is very strong in folklore, which serves to bring the reader closer to the indigenous people who are rooted in the characters. Getting to know the characters will get to know the characteristics of the Angkola indigenous people, the diverse behaviors that adhere to tradition as a manifestation of the Sipirok ethnicity that has not been uprooted from Angkola cultural roots. The analysis of the study used the Dundes concept (1965:2) Danandjaja (1997), and Bascom's opinion in Danandjaja (1995:3-20) was used to hack values. The use of qualitative research methodology Miles and Huberman (1992) with the following syntax: data collection, data presentation, data classification, coding, and drawing conclusions. The primary data source from the folklore entitled 'Halilian: Turi-turian ni Halak Sipirok Banggo-banggo' by H. Abdurrahman Ritonga (2006) the title was chosen: The story of Bittot Van De Longas. Secondary data is quoted from various reference journals and books. The results of the analysis that were hacked on the Halilian text found Angkola ethnic values ​​such as: A. Educational values, namely: 1) patience due to loss of parents, 2) hard work, 3) mutual cooperation, 4) value deliberation. B. Moral values ​​are values: 1) humble, 2) should not be arrogant. C. The value of religiosity, 1) believe in God, 2) believe in the unseen. The value analysis of the Sipirok folklore reflects the Angkola ethnic values ​​hacked into the Sipirok folklore.