Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Alih Wahana Cerita Rakyat Simalungun sebagai Bahan Bacaan Anak

The Transfer Ride of Simalungun Folklore as Children's Reading Material

Authors
  • Rosliani Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Issue       Vol 5 No 2 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i2.1368
Keywords: Cerita rakyat Simalungun alih wahana penerjemahan kearifan lokal Simalungun folklore transfer of translation local wisdom
Published 2022-02-14

Abstract

Literasi Kebudayaan dan Kewarganegaraan perlu ditanamkan kepada generasi muda sejak dini terutama kebudayaan etnisnya sendiri yang dalam kajian ini adalah budaya Simalungun. Masyarakat Simalungun  memiliki peradaban yang tinggi. Ketinggian peradaban  juga tercermin di dalam  sastra lisannya. Cerita Rakyat sebagai salah satu produk karya sastra lisan memiliki kandungan  nilai-nilai filosofis, estetis, dan edukatif yang masih bertahan sampai sekarang. Nilai-nilai tersebut tercermin dari beberapa cerita rakyat yang  didokumentasikan dan dialihwahanakan dengan menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris kemudian dibukukan. Teori terjemahan dan kearifan lokal diterapkan dalam menganalisis cerita rakyat Simalungun. Dalam penelitian ini ada dua metode penerjemahan yang digunakan yaitu metode intralingual dan interlingual. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam seluruh isi cerita kemudian ditranskripsi ke dalam bahasa Simalungun  dan bahasa Indonesia kemudian menerjemahkan cerita rakyat tersebut bahasa Inggris. Data diperoleh dari 13 informan yang berada lima kecamatan  yaitu Kecamatan Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kecamatan Siantar, Kecamatan Silau Kahean dan Kecamatan Silimakuta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal yang terkandung dalam  13 cerita rakyat patut dijadikan panduan dan solusi saat menghadapi masalah kekeluargaan ataupun sosial masyarakat. Cerita rakyat Simalungun ini juga mengajarkan kepada kita untuk saling menyayangi sesama saudara, menghormati orang tua, kesetiakawanan, gotong royong dan bersyukur pada Yang Maha kuasa. Dari analisis bahasa dan nilai budaya maka ada lima cerita yang dibukukan menjadi buku bacaan anak denga konsep dan bahasa yang tepat sebagai cerita anak dikonsumsi anak-anak. Selain nilai budaya, anak-anak juga diperkaya dengan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.

 

Literacy of cultural and citizenship need to be instilled to the younger generation from an early age, especially their own ethnic culture, which in this study called Simalungun culture. The Simalungun community has a high civilization. The height of civilization is also reflected in his oral literature. Folklore as one of the products of oral literature contains philosophical, aesthetic, and educational values ​​that still survive today. These values ​​are reflected in several folk tales which are documented and translated into Indonesian and English in one book. The theory of translation and local wisdom is applied in analyzing the Simalungun folklore. In this study, there are two translation methods used, namely intralingual and interlingual methods. The data was collected by recording the entire contents of the story then transcribed into Simalungun and Indonesian and then translating the folklore into English. Data were obtained from 13 informants in five sub-districts, namely Raya, Raya Kahean, Siantar, Silau Kahean and Silimakuta. The results showed that the local wisdom contained in the 13 folklores should be used as a guide and solution when facing family or social problems. This Simalungun folk tale also teaches us to love each other, respect our parents, solidarity, work together and be grateful to the Almighty. From the analysis of language and cultural values, there are five stories that were recorded as children's reading books with the right language and  concepts as children's stories for children to consume. Besides cultural values, children are also enriched with local languages, Indonesian and English.