Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Sanggar Sebagai Alat Menumbuhkan Karakter Berbudaya Generasi Muda

Authors
  • Arie Azhari Nasution Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
  • Andi Pratama Lubis Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
  • Zulnaidi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Issue       Vol 5 No 2 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i2.1351
Keywords: Sanggar Seni Pertunjukan Melayu Generasi Muda Studio Performance Art Malay Youth
Published 2022-02-14

Abstract

Tulisan ini membahas kegiatan sebuah sanggar yang berusaha menumbuhkembangkan budaya Melayu sejak kehadirannya pada tahun 1984. Berbagai kegiatan sanggar yang menunjukkan kegiatan seni dan budaya seperti mengajarkan teater, tari, dan silat telah berhasil membawa anggotanya untuk memperdalam kesenian itu sendiri. Di zaman yang serba canggih saat ini, generasi muda tidak banyak meminati sanggar-sanggar kesenian yang ada sehingga banyak sanggar yang sepi peminat hingga harus tutup. Dalam tulisan ini, dibahas mengenai inovasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh sanggar untuk menjaga anggotanya dari perkebangan zaman dan teteap menumbuhkan minat pada kegiatan budaya. Sebagai hasilnya, sanggar melakukan kegiatan rutin seperti latihan (tari, musik, silat, teater) dan menampilkan apa yang sudah dilatihankan kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada budaya. Selain itu, sanggar tidak memungut biaya bagi setiap orang yang ingin menjadi anggota sehingga modal utama yang ditekankan adalah kemauan, minat, dan kerja keras. Sanggar juga memberikan berbagai kesempatan kepada para anggota untuk mengambangkan karir dalam dunia kesenian sebagai salah satu jalan mempertahankan budaya.

 

This paper discusses the activities of an art studio that has tried to develop Malay culture since its presence in 1984. Various studio activities that show artistic and cultural activities such as teaching theater, cultural dance, and martial arts, have succeeded in bringing its members to deepen the arts themselves. In today's sophisticated era, the younger generation is not much interested in the existing art studios, so many studios are deserted and have to close. In this paper, we discuss the innovation and socialization carried out by the art studio to keep its members from the development of this era and keep growing interest in cultural activities. As a result, the studio carries out routine activities such as exercises (dance, music, martial arts, theater) and presents what has been trained to the community as a form of service to culture. In addition, the studio does not charge a fee for everyone who wants to become a member so that the main capital that is emphasized is willingness, interest, and hard work. The studio also provides various opportunities for members to develop careers in the arts as a way to maintain culture.