Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi pada Tayangan Sidang Paripurna DPR Pengesahan Omnibus Law di Kompas TV

Authors
  • Sayra Nuraflah Diana Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Tri Anggi Hutami Saragih Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Gustianingsih Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
Issue       Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i1.1343
Keywords: Kesalahan berbahasa Fonologi Sidang Paripurna DPR Omnibus Law
Published 2022-01-31

Abstract

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat sebagai sarana penyampaian informasi sangat berperan penting untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini, penggunaan bahasa pada forum resmi lembaga pemerintahan seperti DPR sangat diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyampaikan gagasan atau aturan-aturan penting kepada publik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan berbahasa dalam kajian fonologi serta mendeskripsikan kesalahan-kesalahan fonologis yang terdapat pada tayangan Sidang Paripurna DPR Pengesahan Omnibus Law di Kompas TV. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Pada hasil penelitian ini ditemukan sejumlah kesalahan berbahasa pada kajian fonologi yaitu pengubahan fonem sebanyak 70 kesalahan, penambahan fonem sebanyak 13 kesalahan, penghilangan fonem sebanyak 88 kesalahan, dan pengubahan bunyi diftong menjadi fonem tunggal sebanyak 21 kesalahan, dan penggunaan prefiks yang kurang tepat berjumlah 1 kesalahan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan fonem yang tidak tepat dalam berbahasa pada rapat sidang Paripurna DPR Pengesahan Omnibus Law yaitu berjumlah 193 kesalahan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai pentingnya penggunaan bahasa yang tepat khususnya dalam ruang publik serta menjadi referensi bagi peneliti lain dalam mengkaji bidang fonologi.