Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Makna Denotatif, Konotatif, dan Unsur Pemaknaan Tingkat Kedua (Mitos) pada Simbol Satanisme oleh Band Black Metal

Authors
  • Saiyidinal Firdaus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Issue       Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i1.1342
Keywords: Semiotik makna simbolik simbol satanisme black metal
Published 2022-01-31

Abstract

Musik Black Metal merupakan musik yang kerap dikaitkan dengan satanisme, yaitu kepercayaan terhadap setan atau lucifer sebagai dewa tertinggi. Dalam implementasinya, band Black Metal menggunakan simbol-simbol tertentu yang merujuk pada perwujudan satanisme, sehingga simbol-simbol tersebut menjadi suatu tanda dalam menyampaikan pesan setan kepada para pendengar musik Black Metal. Dengan Demikian, apat dikatakan bahwa simbol satanisme merupakan tanda dalam perwujudan satanisme. Simbol satanisme tersebut menyimpan makna yang tidak diketahui oleh para pendengar musik Black Metal. Sehubungan dengan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna yang terdapat pada simbol satanisme yang disampaikan oleh band Black Metal melalui musik dan lagu. Untuk mengungkapkan makna tersebut, penulis menggunakan teori semiotik Roland Barthes berdasarkan tingkat pemaknaan tanda, yaitu makna denotatif, konotatif, dan unsur pemaknaan tingkat kedua (mitos). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan menggunakan metode teknik sadap dan dokumentasi dalam mengumpulkan data [1]. Kemudian, penulis juga menggunakan metode penelitian kualitatif dalam proses analisis data dengan menerapkan teknik analisis data berdasarkan enam langkah analisis data yang diperkenalkan oleh Creswell [2]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat, sembilan simbol satanisme yang digunakan oleh band Black Metal, yaitu Baphomet, Pentagram, Goat of Mendes, Inverted Cross, The Beast 666, Horned Hand, Sigil of Lucifer, Fig Hand, dan Sulphur. Kesembilan simbol tersebut mengandung makna-nya tersendiri, yaitu makna denotatif, konotatif, dan unsur pemaknaan tingkat kedua (mitos) dalam mewujudkan kepercayaan satanisme yang disampaikan melalui musik. Dalam hal ini, proses pemaknaan tanda berupa simbol satanisme pada musik Black Metal merupakan bentuk pesan non-verbal antara hubungan manifestasi pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga penelitian semiotika semacam ini dapat memberi kontribusi terhadap rekayasa bahasa, khususnya terhadap penelitian semiotika yang menekankan pada proses pemaknaan pesan dan makna tanda dalam bentuk komunikasi non-verbal seperti simbol, geture, raut wajah, isyarat jari, dan lain sebagainya.