Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Perubahan Fonem Bahasa Indonesia Dialek Medan: Analisis Generatif

Phoneme Change in Indonesian Language with Medan Dialect: Generative Analysis

Authors
  • Nurainun Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Dina Amalia Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Gustianingsih Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
Issue       Vol 5 No 1 (2022): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i1.1339
Keywords: Perubahan Fonem Bahasa Indonesia Fonologi Generatif Phoneme Change Indonesian Generative Phonology
Published 2022-01-31

Abstract

Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak variasi bahasa Melayu. Oleh karena itu, yang dipakai sebagai dasar bahasa Indonesia yang baku adalah bahasa Melayu Tinggi (Melaka/Riau). Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukan bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Istilah “Bahasa Indonesia” paling umum dikaitkan dengan bahasa baku yang digunakan dalam situasi formal. Adapun bahasa yang digunakan oleh para penutur untuk komunikasi sehari-hari yaitu bahasa daerah. Termasuk pada masyarakat Medan, biasanya orang-orang di daerah Medan menggunakan bahasa Indonesia yang dialek nya dan sistem fonemnya mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis dan  memaparkan sistem perubahan fonem pada bahasa Indonesia yang dituturkan oleh masyarakat Medan. Metode yang  digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teori yang digunakan adalah teori fonologi generatif. Data penelitian ini diambil dari sumber - sumber tertulis seperti jurnal dan artikel yang membahas sistem perubahan fonem dan juga dari sumber lisan oleh narasumber (penutur asli bahasa Medan). Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa dari segi perspektik generatif masyrakat Medan umumnya menghilangkan atau merubah sebagian fonem pada kata-kata yang mereka ucapkan seperti pada kata “kacau”, fonem /a/ dan /u/  hilang dan berubah menjadi /o/ sehingga  kata” kacau” menjadi kata “kaco”. Kemudian pada kata “minta”, terdapat penambahan fonem /k/ di akhir kata sehingga menjadi kata “mintak”. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada banyak kata dalam bahasa Indonesia yang berubah pengucapannya saat diucapkan oleh masyarakat Medan dan lebih lengkapnya akan dianalisis dan dipaparkan pada makalah ini.

 

Indonesian language is one of the many variations of the Malay language. Therefore, the standard Indonesian language used as the basis is High Malay (Melaka/Riau). Although it is understood and spoken by more than 90% of Indonesians, Indonesian language is not the mother tongue for most speakers. The term "Bahasa Indonesia" is most commonly associated with the standard language used in formal situations. The language used by speakers for daily communication is the local language. Including the people of Medan, usually people in the Medan area use Indonesian language, whose dialect and phoneme system has changed. This study aims to analyze and describe the system of phoneme change in the Indonesian language spoken by the people of Medan. The method used in this paper is descriptive qualitative method and the theory used is the theory of generative phonology. The data of this research were taken from written sources such as journals and articles discussing the system of phoneme change and also from oral sources by speakers (native speakers of the Medan language). The results of this study found that from a generative perspective, the people of Medan generally remove or change some of the phonemes in the words they say, such as the word "kacau", the phonemes /a/ and /u/ disappear and turn into /o/ so that the word "kacau” becomes the word “kaco”. Then on the word "mint", there is the addition of the phoneme /k/ at the end of the word so that it becomes the word "mintak". This shows that there are many words in Indonesian that change their pronunciation when spoken by the people of Medan and will be analyzed in more detail and presented in this paper.