Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Produksi Dodol Di Desa Paya Perupuk, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat

Authors
  • Netti Herlina Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater, Medan 20155, Indonesia
  • Amir Husin Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater, Medan 20155, Indonesia
  • Isra’ Suryati Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater, Medan 20155, Indonesia
Issue       Vol 4 No 1 (2021): Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v4i1.1173
Keywords: Alat pengaduk dodol dodol tanjungpura desa paya perupuk
Published 2021-04-01

Abstract

Desa Paya Perupuk dikenal sebagai sentra industri makanan ringan dodol yang sudah ada sejak tahun 1946 yang dirintis oleh M. Isa.  Lokasi Desa Perupuk yang sangat strategis, yaitu di pinggir jalan lintas Sumatera Utara-Aceh, berjejer kios-kios penjual dodol sepanjang 500 meter memberikan keuntungan sendiri dalam memasarkan dan memperkenalkan dodol Tanjung Pura. Sampai saat ini ada dua kelompok usaha bersama yaitu UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) Mentari 1 dan UPPKS Mentari 2. Menurut para mitra (pengusaha dodol) hingga saat ini proses pengolahan dodol masih secara tradisional yaitu proses pengadukan adonan dodolnya secara manual selama ± 4 jam dengan menggunakan tenaga manusia yang mayoritas dikerjakan ibu-ibu penduduk desa setempat usia paruh baya (usia 35 s.d 50 tahun). Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) USU bersama mitra sepakat memprioritaskan permasalahan yang ada yaitu pada proses pengadukkan adonan dodol saat pemasakan dodol, saat ini pengadukkan masih dikerjakan secara manual menggunakan tenaga manusia dan memakan waktu yang lama. Solusi yang ditawarkan tim PPM yaitu merancang alat pengaduk mekanis pada proses pemasakan dodol dan mengganti tungku pemasakan yang semula menggunakan kayu bakar dengan tungku gas LPG agar proses waktu pemasakan lebih cepat dan mengurangi pencemaran udara. Dengan adanya bantuan alat pengaduk mekanis ini, proses produksi dodol menjadi lebih ringan, dan kapasitas produksi bisa meningkat menjadi 2 kali lipat per hari.