Pengaplikasian Konsep Line Balancing untuk Mencapai Efisiensi Kerja yang Optimal pada Setiap Stasiun Kerja pada Proses Perakitan Ragum
Authors | ||
Issue | Vol 3 No 2 (2020): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2020 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v3i2.985 | |
Keywords: | Line Balancing Balance Delay Efisien Smoothing Index Helgeson-Birnie Moodie-Young | |
Published | 2020-11-30 |
Abstract
Penyeimbangan lintasan merupakan metode penugasan pekerjaan pada stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam suatu lintasa produksi sehingga setiap stasiun kerja tidak melebihi dari waktu siklus setiap stasiun kerja tersebut. Tujuan penyeimbangan lintasan adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja pada stasiun kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja lainnya. Jika tidak dilakukan keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienen kerja di beberapa stasiun kerja, dimana stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang. Selain itu juga memperlancar arus produksi sehingga diperoleh utilitasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar stasiun kerja, dimana setiap elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan kerja yang baik. Pada proses perakitan ragum terdapat 7 stasiun kerja. Saat proses perakitan berlangsung terlihat adanya ketidakseimbangan item pekerjaan dan waktu antar proses antar stasiun kerja sehingga proses perakitan menjadi kurang efisien. Salah satu cara untuk mengatasi ketidakseimbangan lini adalah permasalahan ini melalui perlakuan keseimbangan pada lini perakitan menggunakan metode helgeson-birnie dan metode moodie-young fase 1 dan fase 2. Hasil penelitian ini menghasilkan metode perbaikan moodie-young fase 2 menjadi metode yang terbaik dengan 7 stasiun kerja dimana balance delay sebesar 13,30%, efisiensi sebesar 86,52% dan smoothing index sebesar 1554,50.
Line balancing is a method of assigning a number of jobs into interrelated work stations in a production line, so that each work station has a time that is not exceed the cycle time work stations. The purpose of line balancing is to form and balance the workload allocated to each work station. If this line balancing is not carried out it will result in efficient work in some work stations, where one work station with another work station has an unbalanced workload. Whereas the pupose of line balancing is to obtain a smooth production flow in order to obtain high utilization of facilities, labor, and equipment through balancing work time between work stations, where each task element in a product activity is grouped in such a way that several work stations has been determined so that a good working time balance is obtained. In assembly of ragum there are 7 work stations. When assembly process takes place, it can be seen that there is an imbalance of work items and processing time between work stations so that the assembly process becomes less efficient. One way to overcome line imbalances is to balance the assembly line using helgeson and birnie methods and moodie-young method phase 1 and phase 2. The result of this study produce a method of improving moodie-young phase 2 to be the best method with 7 work stations where the balance delay is 13,30%, efficiency is 86,52% and smoothing index of 1554.50.