Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Membaca Pesan YB Mangunwijaya Lewat Wastu Citra Berdasar Konsep Hibriditas dan Otentisitas

Reading YB Mangunwijaya's Message Through Wastu Citra Based on the Concept of Hybridity and Authenticity

Authors
  • Priyo Pratikno Program Doktoral Kajian Budaya, Kajian Seni dan Masyarakat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Issue       Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v3i1.856
Keywords: konsep berarsitektur keindonesiaan universalitas global
Published 2020-09-30

Abstract

Buku teks arsitektur setebal 352 halaman berjudul: ”Wastu Citra, Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur Sendi-sendi Filsafatnya Beserta Contoh-contoh Praktis” terbit tahun 1987 merupakan karya besar YB Mangunwijaya. Buku ini menjadi penting diperbincangkan kembali karena hingga tahun ini, setelah 32 tahun kemudian, belum tergantikan dan masih relevan diajarkan di perkuliahan arsitektur maupun program studi seni pada umumnya. Berisi bagaimana arsitektur seharusnya diarahkan untuk kemaslahatan masyarakat melalui kecerdasan lokal dan kekayaan budaya setempat. Pembacaan ulang Wastu Citra  ini menggunakan konsep hibriditas dan otentitas yang dipopulerkan oleh Homi K Bhabha dengan maksud untuk mendapatkan penegasan bahwa buku ini merupakan cara bagaimana sebaiknya orang Indonesia berarsitektur. Sembari menggali kecerdasan lokal keindonesiaan ini Mangunwijaya ingin mengatakan bahwa konsep berarsitektur dari ’barat’ yang berkonotasi ’penjajah’ [baik secara fisik maupun secara mental hingga hari ini] perlu dikoreksi dengan menginterlepasinya melalui cara Bhabha menghibridkan pemikiran keindonesiaan. Disimpulkan bahwa  Wastu Citra  karya Mangunwijaya selain menggali khasanah dan pemikiran arsitektur Indo-nesia untuk masa depan, juga merupakan jalan untuk melakukan perlawanan menyingkirkan cara-cara berfikir yang tidak memerdekakan bangsa Indonesia dari cara berfikir liyan yang memang kontras berbeda.

A 352-page architecture textbook entitled: "Wastu Citra, Introduction to Cultural Sciences Forms of Joint Architecture Philosophy and Practical Examples" published in 1987 is a major work of YB Mangunwijaya. This book is important to be discussed again because until this year, after 32 years later, it has not been replaced and is still relevant to be taught in architecture lectures and art study programs in general. Contains how architecture should be directed to the benefit of society through local intelligence and local cultural wealth. This re-reading of Wastu Citra uses the concepts of hybridity and authenticity popularized by Homi K Bhabha with the intention of getting confirmation that this book is a way for Indonesians to have an architecture. While exploring local Indonesian intelligence, Mangunwijaya wanted to say that the concept of architecture from the 'west' which connotes 'invaders' [both physically and mentally to this day] needs to be corrected by interrupting it by way of Bhabha hybridizing Indonesian thought. It was concluded that Wastu Citra's work by Mangunwijaya aside from exploring the treasures and thoughts of Indonesian architecture for the future, is also a way to take the fight to get rid of ways of thinking that do not liberate the Indonesian people from other ways of thinking that are in contrast.