Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Kajian Peruntukan Tanah Desa Sitamiang Menuju Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal

Sitamiang Village Land Allocation Study Towards Tourism Village Based on Local Wisdom

Authors
  • Rejeki Bastanta Keliat Program Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
  • Dwira Nirfalini Aulia Program Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Issue       Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v3i1.853
Keywords: Desa Sitamiang Desa Turis Peruntukan Tanah
Published 2020-09-30

Abstract

Danau Toba merupakan danau terluas di indonesia dan sekaligus danau vulkanik terbesar di dunia. Danau toba memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer dan kedalaman kurang lebih 1600 meter. Desa Sitamiang merupakan sebuah desa yang berada pada kecamatan Onan Runggu, sebuah desa kecil yang memiliki luas sekitar 3 kilometer persegi. Kebudayaan asli masyarakat Batak Toba sangat dapat dirasakan pada setiap sudut Desa Sitamiang. Potensi-potensi yang ada dirasakan layak untuk membentuk Desa Sitamiang untuk  Desa Wisata yang berbasis Kearifan Lokal.Perencanaan peruntukan tanah pada kawasan konservasi dilakukan untuk menjaga kelestarian alam agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Menurut sifat pola penggunaan tanah dibedakan menjadi tanah pedesaan ( Rural Land Use ) dan tanah perkotaan ( Urban Land Use ) perbedaan ini karena berbedanya titik berat peggunaan tanah Pengembangan Desa Sitamiang sebagai Desa Wisata Berbasis Kearifan lokal menunjukkan pengembangan bukan hanya semata fisik bangunan dan infrastruktur saja namun juga pengembangan terhadap penigkatan kualitas sosial budaya masyarakat asli yang ada pada desa Sitamiang. Peruntukan Tanah yang diantaranya adalah pertanian, perkebunan, permukiman dapat disandingkan dengan peruntukan lain seperti rekreasi, komsersil, dan fasilitas pendukung yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Lake Toba is the largest lake in Indonesia and at the same time the largest volcanic lake in the world. Lake Toba has a length of 100 kilometers, a width of 30 kilometers and a depth of approximately 1600 meters. Sitamiang Village is a village located in Onan Runggu sub-district, a small village which has an area of ​​around 3 square kilometers. The original culture of the Toba Batak people can be felt in every corner of Sitamiang Village. The existing potentials are felt appropriate to form a Sitamiang Village for a Tourism Village based on Local Wisdom. Planning for the designation of land in a conservation area is carried out to preserve nature so that it can be enjoyed by future generations. According to the nature of land use patterns, it is divided into rural land (Rural Land Use) and urban land (Urban Land Use). This difference is due to the different emphasis on land use. The development of the Sitamiang Village as a Tourism Village Based on Local Wisdom shows that development is not just physical buildings and infrastructure but also the development of the improvement of the socio-cultural quality of indigenous people in the Sitamiang village. Allotment of land including agriculture, plantations, settlements can be juxtaposed with other designations such as recreation, commercial, and supporting facilities that can improve the community's economy.