Jelajah Kearifan Teknologi Bangunan Arsitektur Nusantara
Exploration of Wisdom Architecture Technology Building Archipelago
Authors | ||
Issue | Vol 3 No 1 (2020): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2020 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v3i1.851 | |
Keywords: | Teknologi Bangunan Arsitektur Nusantara Kearifan Lokal | |
Published | 2020-09-30 |
Abstract
Sejauh ini pengetahuan teknologi bangunan Indonesia yang diketengahkan dalam pendidikan formal lazimnya adalah pengetahuan yang diturunkan dari pemikiran non-nusantara (notabene adalah teknologi bangunan arsitektur barat). Hal demikian memunculkan diskusi timpang (menjurus kepada beda tafsir) ketika dilakukan tindak pembahasan struktur dan konstruksi arsitektur tradisional Nusantara dengan menggunakan idiomatika teknologi bangunan tradisional Barat. Dengan focus ke-iklim-an dan ke-gempa-an yang menjadi faktor pembentuk dalam teknologi penegakkan bangunan nusantara maka tulisan ini bertujuan mengungkapkan beberapa pemikiran teknologi bangunan arsitektur nusantara yang mempunyai kebedaan dengan teknologi bangunan barat. Melalui pendekatan deskriptif eksploratif dilakukan penjelajahan dengan interpretasi normatif atas penyandingan beberapa obyek arsitektur nusantara dalam konteks teknologi bangunan nusantara. Jelajah menghasilkan temuan pengetahuan teknologi bangunan nusantara yaitu dasar pemikiran struktur konstruksi wilayah dua musim, konsekwensi ruang arsitektural nusantara, teknik konstruksi ikat dan sambungan nusantara dan keragaman titik berat serta peran konstruksi sebagai pembentuk tempat (place). Jelajah ini dimaksudkan untuk membentuk mindset pensejajaran kearifan lokal arsitektur nusantara dengan ilmu struktur konstruksi barat. Tidak ada lagi hambatan ketidak percayaan penalaran bahwa pengetahuan Arsitektur Nusantara memang nyata berbeda dengan pengetahuan Arsitektur Barat.
So far, the knowledge of Indonesian building technology that is presented in formal education is usually knowledge derived from non-archipelago thinking (incidentally is the technology of western architectural building). This thus gave rise to unequal discussions (leading to different interpretations) when the discussion on the structure and construction of the traditional archipelago architecture was carried out using the idiomatic technique of Western traditional building technology. With a focus on climate and earthquake which are forming factors in the building technology of the archipelago, this paper aims to express some thoughts on archipelago architectural building technology that has a difference with western building technology. Through a descriptive exploratory approach exploration is carried out with normative interpretation of the pairing of several archipelago architectural objects in the context of archipelago building technology. The exploration resulted in the discovery of archipelago building technology knowledge, namely the rationale for the construction of the two-season region, the consequences of the archipelago architectural space, the connective construction technique and the archipelago connection and the diversity of centers of gravity and the role of construction as a place-maker. This exploration is intended to form a mindset of the alignment of the local wisdom of the archipelago architecture with the science of western construction structures. There is no longer any obstacle to distrust of reasoning that the knowledge of Nusantara Architecture is indeed different from the knowledge of Western Architecture.