Otomatisasi Rumah Garam Kubus (Timah Gabus) Sinergi dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Garam Lokal
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 3 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2019 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i3.776 | |
Keywords: | Garam Timah Gabus Kapasitas Produksi | |
Published | 2019-12-19 |
Abstract
Garam merupakan salah satu komoditi strategis karena selain merupakan kebutuhan pokok manusia, juga digunakan bahan baku industri. Indonesia merupakan negara maritim memiliki potensi yang besar untuk menjadi sentra produksi garam, tetapi dalam produksi garam dilakukan masyarakat masih sangat tradisional dan banyak menggunakan tenaga manusia.Tetapi, kapasitas hasil produksi garam menjadi tidak stabil karena produksi yang masih tradisional dan sangat tergantung oleh kondisi alam, seperti cuaca, iklim, kualitas tanah, kecepatan angin, kelembaban udara, dan sistem teknologi yang digunakan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2016 garam impor yang masuk ke dalam negeri mencapai 95.263 ton dengan nilai US$ 3,7 juta. Salah satu tempat penghasil garam di Pidie Jaya yaitu terletak di Gampong Lancang Paru Kecamatan Bandar Baru. Untuk mempercepat proses pembuatan garam yaitu dengan membuat alat penampungan air laut yang bernama Otomatisasi Rumah Garam Kubus (TIMAH GABUS). Tujuan pengaplikasian alat ini yaitu untuk meningkatkan produktivitas petani garam dengan alat/mesin yang lebih ergonomis, mengurangi waktu produksi yang lama dan tenaga manusia saat sedang pengolahan garam, serta mengurangi ketergantungan petani garam terhadap cuaca yang tidak dapat diprediksi. TIMAH GABUS dapat diproduksi sendiri menggunakan bahan utama yang sederhana seperti batang besi, terpal, kipas boiler, plastik UV, gardu pengaduk, dan papan untuk pembatas lahan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi alat ini relatif lebih murah dibandingkan dengan memperkerjakan operator.