Desain Alat Penggoreng Kacang dengan Drum
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 3 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Section |
Copyright (c) 2019 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i3.739 | |
Keywords: | Alat Penggoreng Kacang dengan Drum QFD Brainstorming Product Design | |
Published | 2019-12-19 |
Abstract
Desainer produk membuat konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat ide menjadi nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih sistematis. Desain produk yaitu generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur(objek fisik) atau jasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat desain yang lebih inovatif dari produk yang sudah ada sebelumnya mengenai alat pengusir hama burung untuk kalangan petani agar memudahkan dalam penggorengan kacang. Atribut alat didapatkan dari hasil brainstorming yang dilakukan oleh para perancang alat. Data ukuran desain diperoleh dari pengamatan secara langsung dan survey pasar pada produk alat penggoreng kacang dengan drum yang sudah ada di pasaran. Alat penggoreng kacang dengan drum ini diciptakan untuk mengurangi keluhan-keluhan yang dirasakan petani dalam menggunakan alat penggoreng kacang tradisional. Data yang didapat untuk spesifikasi alat merupakan data dari hasil jawaban pada kuisioner yang disebarkan langsung pada petani di kecamatan Aek Natas, Labuhanbatu Utara, Aek Kanopan.. Brainstorming merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide yang kebanyakan ide-ide tersbeut akan dibuang. Dengan metode QFD, dibandingkan alat Penggoreng kacang dengan drum dengan 3 pesaing lainnya dengan atribut yang sama.Sub solusi dihasilkan dari penyelesaian setiap masalah yang muncul, termasuk dalam memilih atribut untuk alat penggoreng kacang dengan drum dengan menggunakan langkah-langkah Nigel Cross untuk mempertahankan keunggulan dan meningkatkan kualitas produk. Mengevaluasi alternatif dengan menggunakan Pairwise Comparison dan skala AHP untuk menghitung pembobotan dari setiap atribut dan menentukan ranking dari setiap alternatif. Rekayasa nilai adalah langkah terakhir dalam proses perancangan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai produk untuk konsumen dan menurunkan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen atau penghasil produk tersebut.