Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Analisis Rantai Nilai Jagung Dan Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Di Kabupaten Toba Samosir

Corn Value Chain Analysis and Strategy for Increasing Farmer Income in Toba Samosir Regency

Authors
  • Berlian Napitupulu Institut Teknologi Del Jl. Sisimangaraja, Desa Sitoluama Kec. Laguboti, Kab. Tobasamosir, Sumatera Utara 22381
  • Benedikta Anna Haulian Siboro Institut Teknologi Del Jl. Sisimangaraja, Desa Sitoluama Kec. Laguboti, Kab. Tobasamosir, Sumatera Utara 22381
Issue       Vol 2 No 4 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)
Section       Articles
Galley      
DOI: https://doi.org/10.32734/ee.v2i4.680
Keywords: Jagung Rantai Nilai Rantai Pasok Analisis Corn Value Chain Supply Chain SWOT Analysis
Published 2019-12-18

Abstract

Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di Sumatera Utara. Peningkatan produksi jagung sangat signifikan dari tahun 2016 ke 2017 yaitu sebesar 52,60%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi rantai pasok jagung dengan mempertimbangkan potensi sumber daya pertanian jagung, pelaku dan aktor pendukung serta pendapatan petani. Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara dengan pihak pemangku kepentingan seperti: aktor langsung (Petani, Pengumpul, Pengecer, Pekerja dan Konsumen) dan pendukung (Dinas pertanian, Dinas Perindakop, Dinas Ketapang dan Kelompok Tani). Data sekunder diperoleh melalui BPS, Dinas Pertanian dan studi literatur yang berkaitan dengan rantai nilai, rantai pasok dan analisis pemangku kepentingan. Data dianalisis dengan menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan luas produktif pertanian jagung di Kabupaten Tobasa 5.651 ha, kapasitas produksi 33.524 ton dan jumlah produktivitas 59,32 kw/ha dengan rantai pemasaran jagung di dalam dan luar kabupaten seperti pabrik pakan ternak di Siantar dan Medan. Berbeda dengan kondisi di Kabupaten Dairi dengan luas produktif pertanian 34.114 ha, kapasitas produksi 214.505 ton dan jumlah produktivitas 62,88 kw/ha. Pemetaan rantai nilai didapat bahwa Dinas Pertanian memiliki pengaruh dan kepentingan yang tinggi dalam rantai nilai dengan pendapatan yang diterima petani di Kabupaten Tobasa adalah Rp. 6.401.033per hektar per musim tanam, dengan R/C 1,634. Strategi mendiversifikasi produk turunan jagung dapat meningkatkan nilai jagung dalam rantai nilai. Selain itu dengan menjalin kemitraan antara petani dengan pengumpul maupun pelaku industri dapat menghindari panen raya mupun kelangkaan jagung.

 

Toba Samosir Regency (Tobasa) is one of the largest corn producers in North Sumatra. The increasement of corn production is very significant from 2016 to 2017 at 52.60%. This study aims to determine the factors that influence the corn supply chain by considering the potential of corn farming resources, supporting actors and actors as well as farmers' income. Primary data in this study were obtained through direct observation and interviews with stakeholders such as: direct actors (Farmers, Collectors, Retailers, Workers and Consumers) and supporters (Department of Agriculture, Department of Industry Trade and Cooperatives, Department of Ketapang Officer and Farmers Group). Secondary data was obtained through BPS, Department of Agriculture and literature studies related to the value chain, supply chain and stakeholder analysis. Data were analyzed using the SWOT method. The results showed that the productive area of corn farming in Tobasa District was 5,651 ha, production capacity was 33,524 tons and total productivity was 59.32 kw/ha with the marketing chain of corn of in and outside the district such as animal feed factories in Siantar and Medan. It is contrast conditions in Dairi Regency with an area of productive agriculture was 34,114 ha, production capacity was 214,505 tons and total productivity was 62.88 kw/ha. Mapping the value chain found that the Department of Agriculture has a high influence and interest in the value chain with the income received by farmers in Tobasa Regency is Rp. 6,401,033per hectares per planting season, with R / C 1,634. The diversify strategy of corn derivative products can increase the value of corn in the value chain. In addition, by establishing partnerships between farmers and collectors and industry players can avoid both the harvest and the scarcity of corn.