Usulan Penjadwalan Produksi dengan Algoritma Ant Colony (Studi Kasus PT. KLM Medan)
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 2 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i2.452 | |
Keywords: | Penjadwalan Produksi Algoritma Ant Colony Makespan Shortest Processing Time (SPT) Parameter | |
Published | 2019-05-31 |
Abstract
Algoritma Ant Colony adalah suatu metauristik yang menggunakan teknik semut dengan kombinasi permasalahan secara optimal atau secara komunikasi semunt yang menggunakan alat penciuman untuk memecahkan masalah. Metode penjadwalan produksi yang selama ini digunakan berdasarkan kesamaan proses produksi. Hal inilah yang terkadang menyebabkan waktu penyelesaian produksi menjadi lebih panjang. Maka dilakukan metode lain untuk menggurangi makespan yaitu dengan menggunakan metode penjadwalan algoritma ant colony. Pada metode Shortest Processing Time (SPT) menghasilkan makespan sebesar 236079.89, sedangkan pada algoritma ant colony menghasilkan nilai α=10, β = 1, ρ = 0.5, Ncmax = 50, jumlah semut 7 dan makespan=215243.22. berdasarkan hasil yang diperoleh maka algoritma ant colony memiliki makespan terkecil yaitu 215243.22 detik.
The Ant Colony algorithm is a metauristic that uses ant techniques with optimal combination of problems or semuntic communication using olfactory tools to solve problems. The production scheduling method that has been used is based on the similarity of the production process. This is what sometimes causes the production completion time to be longer. Then another method is used to reduce makespan by using the ant colony algorithm scheduling method. In the Shortest Processing Time (SPT) method produces makespan of 236079.89, while the ant colony algorithm produces a value of α = 10, β = 1, ρ = 0.5, Ncmax = 50, the number of ants 7 and makespan = 215243.22. Based on the results obtained, the ant colony algorithm has the smallest makespan, 215243.22 seconds.