Pengukuran Kinerja Supply Chain Menggunakan Supply Chain Operation Reference (Scor®) (Studi Kasus Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan)
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 2 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i2.432 | |
Keywords: | Suply Chain SCOR Kinerja Lean Waste | |
Published | 2019-05-31 |
Abstract
Manajemen supply chain yang tidak maksimal akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Di Aceh Tengah terdapat suatu koperasi yaitu Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan yang sudah menerapkan manajemen supply chain. Koperasi ini bergerak di bisnis perdagangan biji kopi (green bean). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja supply chain dari KBQ Baburrayyan. Metode yang digunakan adalah SCOR® dengan praktik perbaikan Convergence of SCOR® with Lean and Six Sigma. Target kinerja yang diperoleh untuk total cost to serve adalah sebesar 94,71% dari nilai target 65,00% dan untuk return on supply chain fixed asset adalah sebesar 1,60 dari nilai target 2,50. Hasil yang diperoleh dari penggunaan praktik tersebut adalah terdapat 8 akar penyebab waste di antaranya kurangnya tenaga pengawas, training/briefing belum maksimal, kurangnya kepedulian tentang pentingnya K3, layout yang kurang efisien, belum adanya unit penyuluhan, alat yang masih sederhana, pekerjaan yang monoton, dan tidak dilarang secara tegas.
Supply chain management that is not optimal will affect the performance of a company. In Central Aceh there is a cooperative namely Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan which has implemented supply chain management. This cooperative is engaged in the business of trading in green beans. This study aims to measure the supply chain performance of KBQ Baburrayyan. The method used is SCOR® with the practice of improving Convergence of SCOR® with Lean and Six Sigma. The performance target for total cost to serve is 94.71% of the target value of 65.00% and the return on supply chain fixed assets is 1.60 of the target value of 2.50. The results obtained from the use of the practice are that there are 8 root causes of waste including lack of supervisors, training / briefing is not maximal, lack of concern about the importance of K3, inefficient layouts, absence of extension units, simple tools, monotonous work, and not strictly prohibited.