Desain Sistem Distribusi Produk Sayuran untuk Pasar Tradisional di Malang Raya
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 2 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i2.429 | |
Keywords: | Supply chain Perishable product System dynamic | |
Published | 2019-05-31 |
Abstract
Produk pertanian dikategorikan sebagai produk yang mudah rusak, produk dengan waktu hidup yang singkat, membutuhkan perencanaan dan penanganan yang tepat untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh waktu hidupnya. Beberapa penelitian tentang sistem distribusi produk yang mudah rusak telah dilakukan. Banyak penelitian sebelumnya berfokus pada pasar terstruktur (pasar modern atau ekspor). Di sisi lain, permintaan pasar lokal selalu ada dan memiliki proporsi permintaan pertanian yang signifikan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik produk yang mudah rusak dari rantai pasokan lokal sebagai dasar untuk merancang sistem distribusi untuk meningkatkan efisiensi logistik. Desain rantai pasokan dikembangkan dengan menggunakan studi kasus pada sayuran (bayam, kangkung, dan sawi) yang diproduksi dari Tumpang, salah satu daerah penghasil sayuran terbesar di Malang. Wilayah distribusi penelitian ini terbatas pada wilayah Malang Raya. Namun, model yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk cakupan distribusi yang lebih luas. Hasil dari penelitian ini adalah pemetaan proses dalam rantai pasokan sayuran, rantai pasokan model konseptual sayuran, dan model simulasi sistem distribusi dari tingkat petani ke pasar grosir. Hasil pemetaan aktor dan karakteristik rantai pasokan menunjukkan proses dan tahapan yang panjang dalam waktu hidup produk yang singkat (dalam satu hari produk harus diterima oleh konsumen), terutama dalam jalur distribusi ke pasar lokal. Berdasarkan hasil simulasi sistem distribusi, untuk mendapatkan proses pengiriman yang lebih efisien diperlukan lebih banyak truk. Namun, dampak truk tambahan adalah investasi yang lebih dibutuhkan. Investasi truk yang didanai sendiri akan memakan waktu hampir empat tahun untuk satu truk tambahan. Skenario yang diusulkan adalah truk outsourcing, yang dapat mengurangi frekuensi proses pengiriman, dan mengurangi biaya hingga 24,02%. Skenario lain juga dapat dianalisis menggunakan model ini. Skenario, termasuk proporsi penanaman, siklus tanam, skenario harga, jenis truk, dan rute pengiriman dari pasar sayuran pusat ke pasar grosir. Pengembangan model simulasi juga dapat dilakukan dengan menambahkan lebih banyak variabel seperti faktor penanganan dalam proses pengiriman dan siklus faktor waktu tanam.
The agriculture product is categorized as perishable product, products with a short life time, requiring proper planning and handling to reduce the losses caused by its life time. Some research on perishable product distribution system have been done. Many of the previous researches focused on structured market (modern market or exports). On the other hand, the demand of local market is constantly exist and has a significant proportion of agriculture demand. This study aims to identify the characteristics of the local supply chain perishable products as the basis for designing the distribution system to improve the efficiency of logistics. Supply chain design is developed by using case study on vegetables (spinach, kale, and mustard greens) produced from Tumpang, one of the largest vegetable producer area in Malang. The distribution area of this study is limited to the area of Malang Raya. However, the model generated in this study can be used for a wider distribution coverage. The results of this study are processes mapping in the supply chain of vegetables, conceptual model vegetable’ supply chain, and simulation model of distribution system from farmer level to the wholesale market. The mapping result of actors and characteristics of the supply chain show the long processes and stages within the short product life time (in one day the product must be received by the consumer), especially in the distribution line to local market. Based on distribution system simulation results, to have more efficient delivery process require more trucks. However, the impact of additional trucks are more investment needed. Self-funded investment of truck will take almost four years for one additionl truck. The proposed scenario is outsourced trucks, which are able to reduce the frequency of delivery process, and reduce cost up to 24.02%. Other scenarios can also be analyzed using this model. The scenarios, including proportion of planting, planting cycles, price scenarios, type of truck, and the delivery route from central vegetable market to the wholesale market. Development of a simulation model is also can be done by add more variables such as handling factor in the delivery process and the cycle of planting time factor.