Penataan Tata Hijau pada Perencanaan Kawasan Ekowisata Tano Ponggol, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i1.420 | |
Keywords: | Tano Ponggol penataan tata hijau ekowisata | |
Published | 2019-05-31 |
Abstract
Saat ini permasalahan di kawasan Tano Ponggol Kecamatan Pangururan, dimana kondisi dan kenberadaan tata hijau baik pada kawasan dan lingkungan masih kurang dan tidak tertata dengan baik sehingga dapat menurunkan estetika visual kawasan tersebut. Maka dari itu perlu adanya penataan tata hijau pada kawasan Tano Ponggol dimana kawasan ini juga akan direncanakan menjadi suatu kawasan ekowisata sehingga dalam mendukung kegiatan ekowisata, perencanaan tata hijau sangatlah penting baik sebagai visual kawasan maupun menambah nilai kawasan dan ekowisata, khususunya pada kawasan permukiman tradisional dan kawasan situs cagar. Dalam rencana penataan tata hijau metode yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sumber data penelitian terdiri dari data skunder dan primer. Lokasi penelitian berada di Kecamatan panggururan, Kabupaten Somosir, tepatnya pada lokasi perkampungan adat Huta Naibaho dan Huta Nainggolan serta area sitis cagar budaya Sitanggang Bau. Metode analisa dilakukan yaitu dengan mengelompokan data yang diperoleh menurut potensi dan permasalahan yang akan dihungbungkan dengan teori-teori dan kebijakan sehingga diperoleh rumusan dalam perencanaan tata hijau untuk mendukung ekowisata Arahan penataan tata hijau yang ekologis berkelanjutan merupakan konsep perencanaan yang menyatukan kolaborasi antara bangunan dengan lingkungan (alam), dan diarahkan terciptanya rencana yang memiliki prinsip berkelanjutan serta menjadikan suasana berwisata yang unik dan menarik.
At present the problems in the Tano Ponggol area of Pangururan Subdistrict, where the conditions and the existence of a green system both in the area and the environment are still lacking and are not well organized to reduce the visual aesthetics of the area. Therefore, it is necessary to have a green arrangement in the Tano Ponggol area where the area will also be planned to become an ecotourism area so that in supporting ecotourism activities, green planning is essential both as a visual area and adding to environmental and ecotourism values, especially in traditional residential areas and reserve area. In the green governance structuring plan, the method used is using qualitative methods with a descriptive approach to the source of research data consisting of secondary and primary data. The research location was in the district of panggururan, Somosir Regency, precisely at the place of the traditional villages of Huta Naibaho and Huta Nainggolan and the sitis area of the cultural reserve of Sitanggang Bau. The method of analysis is done by grouping the data obtained according to the potential and problems that will be associated with theories and policies so that the formulation in green governance planning to support ecotourism is obtained. The direction of ecologically sustainable green management is a planning concept that unites collaboration between buildings and the environment (nature), and directed towards creating a plan that has a sustainable principle and makes the atmosphere of a unique and interesting tour.