Pengaruh Budaya Dalam Membentuk Perkampungan Di Kawasan Pangururan
Authors | ||
Issue | Vol 2 No 1 (2019): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
Section | Articles | |
Galley | ||
DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v2i1.397 | |
Keywords: | culture influence village | |
Published | 2019-05-31 |
Abstract
Kawasan Panguruan merupakan salah satu kecamatan terbesar yang berada pada Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Dalam kecamatan Pangururan terdapat 28 desa dengan jumlah penduduk berkisar 30.000 jiwa. Kecamatan Pangururan dengan jumlah desa terbanyak pada Kabupaten Samosir tersebut itu juga memiliki budaya yang saling mempunyai peran aktif dalam membentuk sebuah perkampungan. Budaya yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat memiliki dampak terhadap pola pertumbuhan perkampungan yang ada pada kawasan Pangururan. Pengaruh dampak budaya tersebut menjadi penting untuk dibahas karena adanya keterkaitan ritual dan ideologi yang tumbuh berkembang pada masyarakat kawasan Pangururan. Masyarakat pada perkampungan mendirikan bangunan rumah tinggal untuk memenuhi kebutuhaan mereka terkait perlindungan dan bersosialisasi antara satu dan yang lain. Dalam mengkaji pengaruh budaya dalam membentuk perkampungan pada Kawasan Pangururan, Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi langsung kelapangan dan melakukan wawancara singkat kepada responden yang dapat memberikan informasi tertentu yang tepat. Peneliti menentukan 5 sampel desa dari 28 Desa yang ada pada Pangururan yaitu Lumban Sinaga di Desa Tanjung Bunga, Kampung Raja di Desa Situngkir, Huta Raja di Desa Huta Bolon, Kampung Nagatimbul di Desa Parhorasan, dan Kampung Parbaba Dolok di Desa Parbaba. Berdasarkan teori, susunan pola perkampungan pada kawasan Panguruan sudah tidak lengkap atau sudah banyak yang dihilangkan. Maka,penelitian ini memberikan kontribusi yang tepat dalam mendukung pelestarian budaya supaya minat wisatawan luar dan dalam negeri untuk mengunjungi perkampungan di Pangururan Samosir semakin meningkat.
The Panguruan area is one of the largest sub-districts in Samosir Regency, North Sumatra. In Pangururan sub-district there are 28 villages with a population of around 30,000. Pangururan District with the highest number of communities in Samosir Regency also has a culture that has an active role in forming a village. The culture that grows in society has an impact on the pattern of growth of villages in the Pangururan area. The influence of these cultural impacts is essential to discuss because of the ritual and ideological linkages that grow in the Pangururan community. Communities in settlements built residential houses to fulfill their needs related to protection and socialization between one another. In reviewing the cultural influences in forming villages in Pangururan Region, researchers collected data by observing the field directly and conducting brief interviews with respondents who could provide specific appropriate information. The researcher determined five village samples from 28 villages in Pangururan namely Lumban Sinaga in Tanjung Bunga Village, Kampung Raja in Situngkir Village, Huta Raja in Huta Bolon Village, Nagatimbul Village in Parhorasan Village, and Parbaba Dolok Village in Parbaba Village. Based on the theory, the arrangement of settlement patterns in the Panguruan area is incomplete or may have been removed. So, this study provides an appropriate contribution in supporting cultural preservation so that the interest of foreign and domestic tourists to visit the villages in Pangururan Samosir is increasing.