Safe Product Design dan Forensic Engineering Terhadap Production Process Monitoring Bulu Mata Palsu di PT Tigaputra Abadiperkasa

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab utama produk cacat bulu mata palsu serta memberikan solusi perbaikan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Penelitian ini berfokus pada jenis cacat yang paling dominan dalam produksi, yaitu cacat keriting dan pecah, yang masing-masing menghasilkan 41% dan 35% dari total cacat yang terjadi pada tahun 2024. Berdasarkan hasil analisis FMEA, diperoleh nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi untuk cacat keriting yang disebabkan oleh kualitas bahan baku rambut yang tidak sesuai, serta cacat pecah yang dipengaruhi oleh proses pengeringan yang tidak terkontrol. Alternatif perbaikan yang disarankan meliputi peningkatan pengendalian kualitas bahan baku, perbaikan pengaturan suhu mesin, serta peningkatan pelatihan operator. Metode FTA digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab kegagalan, dengan tujuan memberikan rekomendasi yang lebih tepat dalam mengurangi produk cacat. Penelitian ini membahas mengenai penerapan konsep Safe Product Design dan Forensic Engineering dalam pengendalian kualitas proses produksi bulu mata palsu di PT Tigaputra Abadiperkasa yang diharapkan dapat membantu PT Tigaputra Abadiperkasa untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk, serta memperkuat reputasi perusahaan di pasar global.

The research is designed to identify the main causes of fake eyelash defects and provide improvement solutions using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA) methods. This research focuses on the most dominant types of blemishes in production, which are curly and fracture blemishes, which account for 41% and 35% of the total number of defects occurring in 2024, accordingly. Based on the results of the FMEA analysis, the highest Risk Priority Number (RPN) values were obtained for curly defects caused by inappropriate quality of hair raw materials, as well as fracture defects affected by the uncontrolled drying process. Improved alternatives include increased raw material quality control, improving machine temperature settings, and increasing operator training. The FTA method is used to identify the causes of failure, with the aim of providing more appropriate recommendations in terms of minimizing defective products. This research is about applying the concepts of Safe Product Design and Forensic Engineering in quality control of the false eyelash production process at PT Tigaputra Abadiperkasa which is also expected to help PT Tigaputra Abadiperkasa to improve production efficiently and product quality, and also to strengthen the company's reputation in the global market.