Perancangan CAPTURE BOX (Coconut-shell Activated Carbon Purifier with Eco-friendly Technology) dengan Metode Nigel Cross
| Authors | ||
| Issue | Vol 8 No 1 (2025): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
| Section | Articles | |
| Section |
Copyright (c) 2025 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) ![]() This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
| Galley | ||
| DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v8i1.2621 | |
| Keywords: | AHP Eco Air Conditioner Nigel Cross Ramah Lingkungan Environmentally Friendly | |
| Published | 2025-07-28 |
Abstract
Perancangan produk merupakan tahapan penting dalam menciptakan suatu produk berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna. Penelitian ini bertujuan untuk merancang produk pendingin ruangan portabel yang ramah lingkungan bernama Eco Air Conditioner. Eco Air Conditioner dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan AC portabel yang efisien dan berkelanjutan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan Freon pada AC konvensional berkontribusi terhadap kerusakan ozon, sementara AC bertenaga surya masih memiliki tantangan dalam efisiensi dan portabilitas. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan solusi dengan menggabungkan panel surya dan sistem kipas pendingin tanpa Freon. Proses perancangan produk ini dilakukan dengan menggunakan metode Nigel Cross, yang terdiri dari tujuh tahapan. Tahapan pertama dimulai dengan klarifikasi tujuan, yaitu penggunaan panel surya sebagai sumber energi utama dan kipas sebagai pengganti Freon. Selanjutnya, dilakukan analisis fungsi melalui black box untuk memetakan input berupa bahan baku menjadi output produk, sehingga fungsi inti produk dapat terdefinisi dengan jelas. Tahapan selanjutnya adalah penyusunan kebutuhan, dengan mengklarifikasi antara kebutuhan (demand) dan keinginan (wish). Hasilnya menunjukkan bahwa delapan atribut masuk dalam kategori wish, yang mengindikasikan bahwa desain produk telah sesuai dengan ekspektasi pasar. Tahapan selanjutnya adalah penentuan karakteristik produk dengan metode Quality Function Deployment (QFD) melalui susunan House of Quality (HOQ). Kemudian, penentuan alternatif solusi dilakukan dengan menggunakan morphological chart yang menghasilkan tiga opsi desain, dengan Eco Air Conditioner terpilih setelah evaluasi berbobot menunjukkan luas gap terendah (1,2209) dibanding alternatif 3 (1,2535). Proses perancangan diakhiri dengan rekayasa nilai (value engineering), yang berhasil menurunkan biaya produksi dari Rp257.500 menjadi Rp154.000 tanpa mengurangi kualitas atau fungsi produk.
Product design is an important stage in creating a product based on shape, size, and color. Eco Air Conditioner is an innovative air conditioner designed to meet the needs of users for environmentally friendly portable air conditioners. The product design process is carried out using the Nigel Cross method, which consists of seven stages. The first stage begins with clarifying the objectives, namely the use of solar panels as the main energy source and the use of fans as a substitute for Freon. Furthermore, a function analysis is carried out through a black box to map input in the form of raw materials into product output, so that the core function of the product can be clearly defined. The next stage is the preparation of needs, by clarifying between needs (demand) and desires (wish). The results show that eight attributes fall into the wish category, which indicates that the product design is in accordance with market expectations. The next stage is determining product characteristics using the Quality Function Deployment (QFD) method through the preparation of the House of Quality (HOQ). Then, the determination of alternative solutions is carried out using a morphological chart which produces three design options, with Eco Air Conditioner being selected after a weighted evaluation showing the lowest gap area (1.2209) compared to alternative 3 (1.2535). The design process ended with value engineering, which successfully reduced production costs from Rp257,500 to Rp154,000 without reducing the quality or function of the product.






