Pengaruh H2O2 Terhadap Recovery Logam Dari Black Mass Baterai Bekas NMC dengan Metode Leaching dalam Campuran H2SO4 dan Na2SO4
| Authors | ||
| Issue | Vol 8 No 1 (2025): Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) | |
| Section | Articles | |
| Section |
Copyright (c) 2025 Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) ![]() This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. |
|
| Galley | ||
| DOI: | https://doi.org/10.32734/ee.v8i1.2616 | |
| Keywords: | Baterai NMC Hidrometalurgi Daur Ulang Berkelanjutan Spent NMC battery hydrometallurgy sustainable recycling | |
| Published | 2025-07-28 |
Abstract
Peningkatan kebutuhan energi nasional yang diproyeksikan melebihi 500 juta ton setara minyak pada tahun 2060 menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam mewujudkan ekonomi hijau. Ketergantungan terhadap energi fosil tidak hanya mengancam ketahanan energi nasional, tetapi juga berdampak negatif terhadap keberlanjutan lingkungan. EBT khususnya energi surya, menawarkan solusi berkelanjutan, meskipun masih menghadapi kendala dalam kontinuitas suplai energi. Untuk mengoptimalkan pemanfaatannya, diperlukan teknologi penyimpanan energi yang efisien dan ramah lingkungan, salah satunya adalah baterai LiB. Seiring meningkatnya permintaan baterai, terutama dari sektor kendaraan listrik, volume limbah baterai bekas juga meningkat secara signifikan, sehingga menimbulkan persoalan lingkungan baru. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung desain berkelanjutan melalui pemulihan kembali logam berharga dari limbah baterai NMC menggunakan pendekatan sirkular ekonomi. Metode hidrometalurgi diterapkan dengan memanfaatkan campuran H₂SO₄ 1,8 M, Na₂SO₄ 0,08 M, serta penambahan H₂O₂ sebagai agen reduktor. Variasi konsentrasi H₂O₂ (1–3%) dan temperatur (60–80°C) digunakan untuk mengevaluasi pengaruhnya terhadap efisiensi pemulihan logam Li, Ni, Mn, dan Co. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi pemulihan tertinggi logam litium sebesar 95,14% dicapai pada suhu 80°C dan konsentrasi H₂O₂ 3%. Logam lainnya seperti Ni, Mn, dan Co juga menunjukkan peningkatan recovery seiring kenaikan suhu. Dengan demikian, kombinasi parameter tersebut terbukti efektif dalam mendukung proses daur ulang yang berkelanjutan, efisien, dan bernilai ekonomi tinggi, sejalan dengan arah transisi menuju ekonomi hijau dan sistem energi yang berkelanjutan.
The projected increase in national energy demand, exceeding 500 million tons of oil equivalent by 2060, presents a major challenge for Indonesia in achieving a green economy. Reliance on fossil fuels not only threatens national energy security but also negatively impacts environmental sustainability. RES, particularly solar energy, offer sustainable solutions, although they still face challenges in energy supply continuity. To optimize their utilization, efficient and environmentally friendly energy storage technologies are required, one of which is LiBs. As battery demand rises especially from the electric vehicle sector the volume of spent batteries is also increasing significantly, creating new environmental issues. This study aims to support sustainable design by recovering valuable metals from NMC battery waste through a circular economy approach. A hydrometallurgical method is applied using a mixture of H₂SO₄ 1.8 M, Na₂SO₄ 0.08 M, and H₂O₂ as a reducing agent. Variations in H₂O₂ concentration (1–3%) and temperature (60–80°C) were used to evaluate their effect on the recovery efficiency of Li, Ni, Mn, and Co. The results showed that the highest lithium recovery efficiency of 95.14% was achieved at 80°C and 3% H₂O₂ concentration. Other metals such as Ni, Mn, and Co also showed increased recovery rates with rising temperatures. Thus, the combination of these parameters proved effective in supporting a recycling process that is sustainable, efficient, and economically valuable, aligning with the transition towards a green onomy and a sustainable energy system.






